"Uhuk—uhuk, haah, kenapa harus sakit segala si— hachuu!" Ujar (Name) sambil melihat wajahnya yang memerah dan pucat di depan cermin. Ia pun membasuh mukanya dan keluar dari kamar mandi.
"Hachuu!Hnng." (Name) mengelap ingus yang keluar dengan handuk yang ia sampirkan di pundak tadi.
"(Name)—
"JANGAN MENDE— KAAHCHUU!" (Name) pun tak sengaja bersin di depan muka Atsumu.
Atsumu terdiam dan lalu mengelap mukanya dengan handuk yang ia bawa. Sementara itu di belakang, Osamu hampir tertawa melihat kejadian itu.
"Kau kenapa? Sakit?" Tanya Atsumu, karena ia melihat kondisi (Name) yang lemas dan mukanya yang cepat.
"Hanya flu biasa, sepertinya." Ujar (Name) sambil mengelap ingus yang keluar terus menerus dari hidungnya.
"Kalau begitu tidak usah sekolah dulu." Ucap Osamu.
"Aku akan tetap sekolah." (Name) melanjutkan perjalanannya menuju kamar tercinta.
Ia pun mengganti bajunya dengan seragam sekolah. Ia bercermin sebentar dan lalu mengambil masker dimejanya, tak lupa membawa tas sekolahnya dan lalu ia menuju meja makan.
Disana sudah ada Osamu yang sedang menyantap sarapan paginya.
"(Name) lebih baik kau istirahat dulu saja." Ujar Osamu prihatin saat melihat (Name).
"Sudah ku bilang aku akan tetap sekolah." (Name) menarik kursi dan duduk, lalu menakan sarapannya juga, walau setiap beberapa detik ingusnya akan turun.
Beberapa menit kemudian mereka akhirnya berangkat ke sekolah bersama. Namun kali ini berbeda, kalau biasanya (Name) berada di tengah, sekarang ia menjauhkan dirinya beberapa langkah dari mereka.
Bahkan saat Atsumu dan Osamu memelankan jalannya agar bisa sejajar dengan (Name), (Name) langsung mundur beberapa langkah saat mengetahuinya.
Sampai di sekolahan (Name) dengan cepat menjauh dan menjaga jaraknya dari orang-orang.
Saat ia sedang menaruh sepatunya, Ayumi tiba-tiba datang dan meneriakkan namanya.
"(NAME)-CHAAA—" Belum sempat Ayumi ingin memeluk (Name), (Name) langsung menghindar menyebabkan Ayumi jatuh ke lantai.
Tanpa basa-basi (Name) berlari dan menjaub dari Ayumi, meninggalkannya yang sedang bergelut dengan pikirannya.
(Name) membenciku? Apa karena kemarin aku telat menolong? Ah (Name)-chan ku bukan orang yang seperti itu. Tapi kenapa dia menghindariku? Apa dia sudah kesal denganku? Atau—
"Ayumi-san!"
"Eh? Atsumu?"
"Apa kau melihat (Name), setelah sampai di depan sekolah dia langsung pergi begitu saja."
"Berarti dia juga membenci kalian ya?" Gumam Ayumi pelan.
"Hah? Aku dibenci (Name)....?"
"Eeh bukan begitu, (Name) juga tadi langsung pergi saat aku menghampiri nya, dan tadi aku sempat berpikir apa (Name) membenciku. Jangan dipikirkan lagi, mana mungkin (Name) membenci mu." Jelas Ayumi panjang kali lebar.
"(Name)membenciku(Name)membenciku(Name)membenciku(Name)membenciku(Name)membenciku." Atsumu menggumam kan kalimat itu berulang kali membuat Ayumi sedikit takut.
"A-ah kalau begitu, a-aku pergi dulu." Ayumi langsung pergi setelah mengunci lokernya kembali. Meninggalkan Atsumu yang menggumam di tengah-tengah kerumunan.
Sampai dikelas Ayumi melihat (Name) yang memepetkan dirinya ke tembok sambil mengeluarkan aura pembunuh.
"Ayumi apa kau tau apa yang terjadi kepada (Name)?" Tanya Takahiro.
"Aku juga tidak tau, tadi pagi ia menghindari ku dan saudara kembarnya sepertinya."
"Begitu ya, dari tadi juga ia menghindari orang-orang yang ingin mendekatinya dan juga menatap mereka tajam. Tak seperti (Name) saja."
"Iya...." Ayumi berjalan ke bangkunya sambil murung. Saat ia menolehkan kepalanya kearah (Name), tiba-tiba (Name) tersenyum. Baru saja Ayumi ingin melompat ke arah (Name), namun (Name) malah langsung menatapnya tajam. Ayumi kembali murung lagi.
Sementara itu (Name) sedang memikirkan sesuatu. Kenapa aku bisa melihat ekor dan telinga anjing yang turun di Ayumi? Apa ini efek sakit?
(Name) menggelengkan kepalanya dan kembali memasang wajah galaknya. Hingga tak lama guru masuk dan mengajar kelasnya.
— • —
"(Name) tumben tidak aktif selama pelajaran." Ucap Miyoshi sensei.
"Ano.. senseihchu!"
"Senseichu?" bisik teman sekelasnya.
Muka (Name) memerah, "sayasedangskitjadimaafbilatidakseriusdikelassensei!"
Miyoshi sensei memasang muka terkejut dan bingung. "Kamu kenapa (Name)?"
"Sayasedangsakit."
"Aah begitu, cepat sembuh ya (Name). Dan terimakasih untuk semuanya, sensei pergi dulu." Miyoshi sensei pun keluar dari kelas.
"(NAME)-CHAN TERNYATA SAKIT?! YOKATTA!" Teriak Ayumi langsung.
Plak!
"Bakayumi! (Name) sakit kenapa kau malah bersyukur?!" Ucap Rui sesaat setelah dirinya menampol kepala Ayumi.
"B-bukan itu yang aku syukurkan! Aku bersyukur karena ternyata (Name) tidak membenciku!"
"Ha?"
"Kau tau, dari tadi (Name) menjauhiku dan ku kira dia membenciku, pasti dia menjauhiku karena tak ingin aku tertular! Ya kan (Name)-chan?!" (Name) malah menggelengkan kepalanya.
Ayumi syok dan kembali murung, dia salah tangkap. (Name) menggelengkan kepalanya bukan karena dia tidak setuju dengan perkataan Ayumi, tapi karena kelakuannya yang heboh itu.
Semua yang ada di kelas sontak langsung menertawakan Ayumi.
"Bukan begitu!Aku tidak— membenci Ayumi atau— hng kalian!" (Name) lantas menggosok hidugnya karena ntah kenapa gatal dan hampir membuatny bersin.
Mata Ayumi berbinar-binar, ia menatap (Name) dalam, membuat yang ditatap merasa merinding.
"Selamat siang." Tak disangka guru sudah datang ke kelas, semua murid pun kembali ke posisinya dengan rapi.
— • —
"(Name) lebih baik kau istirahat saja di UKS." Ujar Osamu.
(Name) kini sedang berada di gym karena tadi disuruh untuk kumpul, ntah kenapa alasannya. Tapi mungkin karena Interhigh musim panas akan datang.
"Tidak, lagian aku hanya diam saja di sini." (Name) membantah dan lebih memilih untuk mengamati para anggota yang sedang berlatih.
"Haah, pokoknya kalau merasa tidak enak langsung bilang!" Osamu lalu pergi menjauh dari (Name) dan menghampiri lapangan.
(Name) sesekali mencatat perkembangan tim voli sambil sekali-kali menyeka ingus yang keluar.
"AWAS!"
"Ha?" (Name) yang sedang asik mencatat tiba-tiba dikagetkan dengan bola yang melambung kearahnya.
Buak!
"(Na-)!(Name)!" Terakhir kali pemandangan yang ia lihat adalah Suna yang memandangnya khawatir dan suara kedua saudaranya yang sangat nyaring.
Goodbye world.
— To be continued —
KAMU SEDANG MEMBACA
Triplets - Miya Twins
FanfictionBagaimana jika sebenarnya Miya bersaudara itu tidak kembar dua, tapi kembar tiga! a lil bit OOC, maybe ©Haikyuu milik Furudate Haruichi-sensei ©Sebagian plot rei yang buat