Sleepover

2K 267 10
                                        

Waktu sudah malam, namu masih terdengar ricuh dari ruang tamu milik keluarga Miya. Beberapa futon sudah tergelar di ruang tamu untuk mereka tidur.

"Tau ga sih, kemarin aku ketemu Rika-sensei boncengan sama laki-laki" Celetuk Atsumu tiba-tiba yang membuat semua perhatian tertuju ke dia.

"Ojol kali."

"Kayaknya si enggak, soalnya enggak ada watermark di badannya."

"Watermark-watermark, kek apa aja." (Name) menggeplak paha Atsumu.

"Ya maap." Atsumu mengelus pahanya yang memerah.

"Terus-terus, abis diboncengin laki laki ada apa?"

"Ya langsung pergi dari sekolah." Atsumu berucap dengan tampang tak berdosa, padaha gosipnya sudah membuat mereka penasaran.

"Yeee maemunah! Kurang pro kamu jadi tukang gossip, contoh tu Suna." Ujar (Name) sambil menunjuk Suna yang scroll tiktok sambil makan cheetos.

Suna yang ditunjuk hanya manggut manggut tanpa memalingkan tatapan dari ponsel pintarnya.

"Suna mah udah di takdirkan dari lahir jadi admin lambe turah." Celetuk Atsumu.

"Enak aja!" Suna melempar cheetos kearah Atsumu.

"Jangan mainin makanan." Ujar Kita yang dari tadi diam menyimak obrolan mereka.

"Tegang amat tuh muka." Ujar (Name) sambil memasang wajah mengejek dan memasukkan cheetos ke dalam mulutnya.

"Sini lo bocah!" Atsumu berguling dan langsung memeluk (Name).

"LEPAAAS!" Teriak (Name) sambil memukul Atsumu. Dibantu oleh Osamu yang tak rela (Name) dipeluk Atsumu.

Ctak!

"WAA!"

Tiba-tiba listrik mati, hanya hitam yang bisa dilihat (Name). Dia pun berhenti memukul Atsumu dan langsung mendekapnya dengan erat.

Suasana seketika menjadi hening, tak ada seorang pun yg membuat suara.

"Ee, kalian denger suara ga sih?" Ujar Suna.

"Jangan nakut-nakutin bego!" Seru Atsumu.

"Siapa yang nakut-nakutin! Elonya yg budeg kali!"

"Sudah-sudah jangan berteman!" Gin mengulurkan kedua lengannya seakan ingin memisahkan mereka.

"BERANTEM EGE-" Seru Atsumu dan Suna secara bersamaan.

"Shhs, tapi keknya Suna ga salah deh." Ucap Osamu sambil menempelkan tangannya ditelinga.

Tap tap tap

"Woy-woy, kayak suara orang jalan."

"Iyadeh, dan arahanya ke..." Pandangan semua orang langsung beralih ke arah koridor tempat kamar Miya.

"WAAAAAAAA!"

"Lohh kenapa pada teriak?" Tanya Aran dengan muka tak berdosa.

Gimana nggak pada teriak, dia tiba tiba muncul dengan senter yang mengarah ke muka dia, dan lagi warna kulit nya yang gelap itu membuatnya tidak terlihat.

Maaf nggak bermaksud body shamming ya aran 🙏

"ARAAAAAN!" (Name) berteriak, ia berdiri menghampiri Aran dan langsung memukulinya.

"A-ah sakit (Name)." Padahal sudah ditameng dengan tangannya, tapi tetap saja pukulan (Name) bisa membuat tangannya patah.

"Ya sama! Kalo aku jantungan gimana ha?!" Pukulan (Name) mulai melemah, dirinya menjatuhkan mukannya ke tubuh Aran.

"Loh, kamu nangis?" Aran langsung menangkup muka (Name) saat merasa tubuhnya basah.

"N-gghak" (Name) mengelak dengan mukanya yang merah dan pipi yg ia gembungkan.

KAWAIII!

Diam diam Suna memotret kejadian di depannya itu. Namun alangkah malangnya dia, flash mengedep tanda ia memotret.

"RINTAROOOOO!" (Name) langsung mengganti lawannya, ia berbalik dan langsung menerjang Suna.

Namun, karena gelap nya ruangan, (Name) tak sadar ada kaki kaki panjang yang berjajar tak beraturan di lantai.

Are?

(Name) tersandung, tubuhnya pun langsung hilang keseimbangan dan terjun ke depan. Sebelum benar-benar sampai lantai, ia mengulurkan kedua tangannya untuk menopang tubuhnya. Tapi....

Ctak!

Lampu tiba tiba hidup, semuanya terkejut dengan pemandangan di depan mereka.

(Name) diatas Suna dengan kondisi tangannya tepat di sebelah kepala Suna seakan mengkabedon dia.

Sunyi, benar benar sunyi. Tak ada yang berniat memisahkan mereka berdua, entah karena syok atau apa. Sementara (Name) dan Suna, keduanya bertatap-tatapan dengan muka keduanya yang mulai memerah

"E-ekhem." (Name) langsung bangun dan pura pura merapikan pakainnya, lalu dengan sigap mengambil pondel milik Suna karena sang pemilik sepertinya masih syok.

"Terimakasih." (Name) mengembalikan ponselnya ke tempat semula. Dirinya kembali duduk dan bersikap seperti tak ada yang terjadi.

Tersadar ada tatapan membunuh dari berbagai arah, Suna pun menyadarkan dirinya.

"G-gue ke kamar mandi dulu." Suna langsung bangkit dan ngibrit pergi dari tempat yang mungkin akan menjadi tempat pembunuhan.

"Woy jangan kabur!" Ucap Atsumu yang lalu langsung mengejar Suna, namun telat karena pintu toilet keburu di kunci. Alhasil dirinya menggedor-gedor pintu dengan brutal.

Osamu sendiri kini memeluk (Name) dengan erat, seakan menjaganya agar tak ada lagi lelaki buaya yang bisa mengotori adik kecil mungil manisnya ini.

"A-apaan sih, sana hush!" (Name) mendorong-dorong Osamu agar melepaskan pelukannya.

Setelah lepas (Name) pun langsung berlari menjauh dari sana, dia pun langsung menuju kamarnya dan mengunci pintunya.

"Nah loh, anaknya salting." Ucap Gin, mengompori suasana.

"Diem lo!"

Gin pun langsung diserang oleh kedua Miya.

- To Be Continue -

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Triplets - Miya TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang