_
"Mark, mau kemana kau?"
Mark, remaja berusia 17 tahun, dengan pakaian modis dan rambut pirang terang nyaris blonde itu menoleh ke sumber suara.
Dia tak menyadari, Daddynya berada disana? Matanya bergulir melihat jam besar yang terletak didinding ruangan.Jam 5 sore, tak biasanya Daddynya sudah pulang jam segini.
"Oh, kau sudah pulang dad"
Mark mengurungkan niatnya untuk pergi, kembali menyimpan kunci mobil sport yang sudah bertengger rapi dihalaman luas Mansion besar milik keluarganya seakan sudah siap untuk dipakai.
Lalu beralih mendekati sang kepala keluarga yang duduk di sofa ruang tengah.
Disamping Daddynya ada Minhyung, saudara kembarnya yang nampak menyunggingkan senyum aneh padanya sebelum kembali fokus pada buku ditangannya.Memang, saudara kembarnya itu penggila kertas dengan banyak tulisan, tak seperti dirinya yang malas sekali dengan benda itu, yang terpenting nilainya selalu sempurna bukan disekolah? Persetan dengan belajar, dia dan saudaranya dikaruniai otak dengan kapasitas besar dan kejeniusan.
"Kenapa dad? Tak biasanya kau sudah pulang sore begini"
Mark mulai membuka percakapan, mengalihkan etensi Johnny yang tadi sibuk menatap si bungsu yang masih saja bungkam, anak itu memang sedikit berbeda, tapi dia tak ambil pusing.
"Nanti malam kalian berdua ikut Daddy makan malam, jam 8 tepat kalian harus sudah sampai disana, Daddy tak menerima alasan apapun"
Kedua saudara kembar itu saling tatap, sebelum mengalihkan perhatian penuh pada Daddy mereka.
Bahkan Minhyung yang sedari tadi acuh saja sampai meletakkan bukunya."Kau tak berniat menjodohkan salah satu dari kami bukan?" Suara Minhyung terdengar sinis, penuh intimidasi.
Johnny tertawa keras diposisinya, ternyata anaknya sedari tadi menyimak, ah dia lupa kedua putranya ini bisa mendengar sambil melakukan berbagai hal sekaligus.
"Kau ingin Daddy jodohkan Minhyungie?"
Mark berdecak tak suka, bertele-tele sekali orang tua ini, dia sudah ditunggu temannya, tak bisakah si tua ini langsung menjelaskan intinya?
"Tidak, terima kasih" jawab Minhyung acuh.
"Cepatlah dad, kau membuang waktu berhargaku" Mark berdecak tak suka, sudah menjadi rahasia umum bahwa si sulung sangat tak sabaran dan pemarah, sikap yang diturunkan ibu mereka sepertinya hampir 99,9% melekat pada si sulung Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lil Brother
FanfictionHaechan tak tau ini kesialan atau sebuah keburuntungan ketika sang ibu menikah lagi dengan seorang duda kaya beranak dua. perlahan namun pasti keuangan dan status keluarganya mulai naik dan stabil berkat ayah barunya, namun bukan itu yang membuat ia...