_
"Mama, temani Haechannie"
Haechan saat ini tengah merengek pada wanita cantik yang memakai jubah tidur itu.
Si bayi beruang juga sudah berganti kostum, menggunakan piyama putih dengan gambar beruang coklat kecil menyebar di seluruh permukaan kainnya."Sayang, Haechannie kan biasanya tidur sendiri, kenapa tiba-tiba minta ditemani hm?"
Jennie mengelus surai abu-abu milik anaknya yang sudah sedikit memanjang hingga menutupi alis kecil itu.
"T-tapi Haechannie takut" cicit anak itu, lagi.
Dia memainkan jemari lentik mamanya, terlihat begitu kecil dikamar super besar yang akan menjadi miliknya mulai malam ini.
Kamar Haechan tepat berada dilantai tiga mansion Lee, ditengah-tengah antara kamar Mark dan Minhyung.Ingatlah, Johnny tak pernah membedakan anaknya, ketiganya mendapatkan fasilitas super mewah dari pria itu.
Jennie mengecup puncak kepala Haechan agar anak itu berhenti merengek.
"Haechannie harus belajar beradaptasi okey sayang? Lagi pula ada Minhyungie dan Mark, jika ada sesuatu Haechannie bisa memanggil mereka, bukankah mereka sangat baik tadi pada Haechannie?"
Haechan mengangguk membenarkan, kedua saudaranya itu terlihat menerima kehadirannya, meski hingga kini Haechan masih sulit untuk membedakan yang mana Minhyung dan yang mana Mark.
"Nah, anak pintar, sekarang tidur okey?"
Haechan kembali mengangguk dan mulai memejamkan matanya.
Jennie tersenyum melihat anaknya yang sudah terlelap.
Kembali ia kecup kening putra kecilnya sebelum melenggang pergi dari kamar itu._
Baik Minhyung maupun Mark tak bisa tidur malam ini, padahal jam digital dinakas Meraka sudah menunjukkan pukul 1 malam.
Mark terlihat berguling-guling dikasurnya yang besar, tak tau harus melakukan apa, matanya benar-benar kesulitan terpejam.
Dia ingin hari cepat berganti pagi, agar bisa kembali melihat adik lucunya itu.
Bukan Minhyung tenang saja, Mark tak mungkin mengatai manusia tampang triplek itu lucu, tak akan pernah, camkan itu.
Sedangkan dikamar lain yang tak kalah besar, Minhyung terlihat memijat keningnya, semua yang dia baca tak masuk kedalam otaknya, padahal biasanya dia sudah langsung hafal hanya dalam sekali lihat, ada apa sebenarnya dengan kinerja otaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lil Brother
أدب الهواةHaechan tak tau ini kesialan atau sebuah keburuntungan ketika sang ibu menikah lagi dengan seorang duda kaya beranak dua. perlahan namun pasti keuangan dan status keluarganya mulai naik dan stabil berkat ayah barunya, namun bukan itu yang membuat ia...