Budayakan tekan ⭐ sebelum membaca dipojok kiri bawah ya. Terimakasih♥️
flashback on..
Menjadi seorang ibu adalah impian bagi setiap wanita di dunia ini, tidak terkecuali bagiku. Disaat orang lain begitu mengharapkan kehadiran makhluk kecil itu aku malah berharap sebaliknya.
Aku tau ini adalah resiko yang harus aku terima ketika aku melakukan hubungan seks tanpa menggunakan pengaman. Tapi untuk saat ini aku benar-benar belum siap jika harus menjadi seorang ibu. Bahkan aku tidak pernah membayangkan hal itu sedikit pun.
Aku merasa dunia ku hancur ketika dokter mengatakan bahwa aku sedang hamil. Tentu hal pertama yang aku pikirkan adalah bagaimana aku bisa membesarkan anak ini, sedangkan aku hanya bekerja sebagai karyawan dengan gaji yang hanya cukup untuk menghidupi diriku sendiri.
Saat itu aku benar-benar frustasi, belum lagi aku harus kehilangan sosok yang selama ini selalu menemani ku serta merawat ku dengan penuh kasih sayang yaitu Nenek, dia adalah satu-satunya keluarga yang ku punya saat itu.
Jujur aku begitu menyesali perbuatan ku ini, seharusnya aku tidak membuat nya kecewa. Sampai detik ini pun aku selalu merasa bahwa aku adalah penyebab kematian Nenek.
Tahun itu merupakan tahun terberat dalam hidupku, cobaan demi cobaan terus saja berdatangan. Bahkan beberapa kali aku sempat melakukan percobaan bunuh diri karena aku benar-benar sudah tidak kuat lagi, rasanya aku ingin sekali menghilang dari muka bumi ini.
Terakhir aku sempat di larikan ke rumah sakit karena mengalami pendarahan hebat, namun beruntung nyawa ku masih bisa tertolong dan janin yang ada dalam kandungan ku baik-baik saja. Rupanya tuhan masih memberikan kesempatan kepada ku agar aku bisa hidup lebih lama lagi dan memperbaiki semua kesalahan yang pernah aku lakukan.
Semenjak kejadian itu aku mulai sadar bahwa apa yang aku lakukan itu salah, dan semenjak itu aku memutuskan berhenti menyakiti diriku sendiri dan mulai menerima kehadiran bayi yang ada dalam kandungan ku. Mungkin ini cara tuhan menggantikan seseorang yang telah pergi dengan mendatangkan sosok lain untuk menemani ku nantinya.
Sebenarnya ada alasan lain yang membuat ku akhirnya memutuskan untuk bangkit dan mulai menerima semua ini yaitu dukungan dan semangat dari sahabat ku Hyo Jin. Dia adalah orang yang tahu tentang kehidupan ku dan berkat dirinya aku bisa bertahan sampai detik ini.
Di saat orang lain menjauhi ku, dia datang untuk menenangkan ku hingga akhirnya aku bisa keluar dari situasi ini. Entah sudah berapa banyak yang dia korbankan untuk ku. Jika aku harus membayar nya dengan uang mungkin uang ku tidak akan pernah cukup untuk membalas semua kebaikan nya.
Dia bukan lagi sahabat ku melainkan sudah aku anggap seperti keluarga ku sendiri, itulah mengapa aku selalu memanggil nya dengan sebutan "Eomma" karena memang dia sudah aku anggap sebagai ibu sekaligus kakak bagiku.
Dari sekian banyak pengorbanan dia untuk ku, ada satu hal yang paling membekas dalam ingatan ku hingga saat ini, yaitu ketika dia rela bangun tengah malam hanya untuk memenuhi keinginan ku ketika aku sedang hamil.
Malam itu aku ingin sekali memakan Dalkbal yang merupakan salah satu jajanan berbahan dasar ceker ayam yang di beri bumbu pedas. Makanan ini biasanya banyak dijual di pinggir jalan atau restoran.
Jujur aku adalah tipe orang yang tidak suka makanan pedas. Tapi entah kenapa malam itu aku ingin sekali memakan nya. Akhirnya mau tidak mau aku meminta bantuan Hyo Jin untuk mencari kedai yang masih menjual makanan tersebut karena saat itu posisinya hampir jam 2 pagi.
Mungkin jika aku menulis semua kebaikan yang pernah dia lakukan dalam satu buku aku yakin tidak akan cukup. Karena memang seperti yang aku katakan tadi, dia begitu baik padaku tapi ketika aku salah dia tidak akan segan memarahi ku, itulah Hyo Jin. Bahkan dia yang menemani ku ketika aku melahirkan disaat orang lain di temani suami serta keluarga nya aku hanya di temani Hyo Jin seorang. Miris sekali bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake
Romanceseribu kata maaf mungkin tidak akan pernah cukup untuk menebus semua kesalahan yang sudah ku lakukan. ~hyun bin terlalu sulit bagiku untuk bisa melupakan semua kenangan indah saat bersama mu. ~son ye jin