Seorang gadis kecil mengenakan seragam sekolah, membawa ransel di pundaknya juga rambut panjang yang telah dikuncir satu bergerak ke kanan dan ke kiri sebab gadis ini tengah berlarian di tepi jalan menuju halte untuk menaiki bus, gadis itu terlihat tergesa-gesa karena disaat itu jam menunjukkan pukul 07.00 yang artinya sekitar 15 menit lagi bel sekolah berbunyi.
Gadis itu tersenyum senang saat melihat halte bus yang sudah ada di depan mata nya. Kini, ia mempercepat larinya menuju halte tersebut yang sudah ada bus yang telat berhenti di halte itu. Bus sekolah berhenti tepat pada saat gadis itu sampai di halte.
Kim Minjeong, gadis itu berdiam diri sejenak guna untuk mengatur napasnya setelah acara lari pagi tadi. Baru saja ia ingin memasuki bus itu, namun langkahnya terhenti karena ada seorang pemuda dengan sweater hitam juga memakai topi menghalangi Minjeong untuk masuk.
"Aku yang duluan nunggu lebih lama. Jadi, aku duluan yang masuk." Ucap pemuda itu sedikit menoleh lalu menaiki bus itu tanpa memperdulikan dengusan kesal dari gadis itu.
Sebenarnya Minjeong juga tidak ingin ambil pusing. Toh, dia juga akan naik bus ini kan? meskipun ada sedikit rasa kesal kepada pemuda bertopi tadi karena menghalangi jalan nya. Minjeong menghela napas, lalu bersiap melangkah untuk menaiki bus itu. Lagi-lagi langkahnya terhenti, kali ini supir bus yang menghalangi jalan nya dengan tangan nya. 'Ya Tuhan, Cobaan apalagi ini.' Batinnya.
"Maaf Noona, Kapasitas bus sudah penuh. Silahkan menunggu bus selanjutnya datang sekitar 10 menit lagi. Selamat pagi, semoga hari mu menyenangkan." Sungguh, bolehkah Minjeong membolos sekolah aja untuk hari ini? Kenapa hari ini begitu menyebalkan untuknya?
Sepertinya Semesta tidak berpihak padanya hari ini. Minjeong terus berlari dengan cepat sambil mengelap keringat yang berkucuran di dahinya dengan sapu tangan miliknya. Minjeong hanya tidak ingin terkena hukuman atau bahkan pihak sekolah sampai memanggil orang tua-nya dengan alasan putri-nya terlambat di hari pertama masuk SHS.
Ada banyak kemungkinan yang terjadi kalau sampai kejadian panggil-memanggil itu terjadi, yang terburuk adalah seluruh fasilitas Minjeong di tarik oleh orang tua-nya. Ia tidak ingin itu terjadi, bagaimana dia bisa hidup tanpa barang nya? Minjeong berlari sambil menggelengkan kepalanya, tidak. Dia tidak bisa membayangkan kalau hal itu benar terjadi.
Minjeong mengulas senyum di bibirnya walaupun ia rasa kakinya hampir mati rasa karena sudah berlarian tanpa pemanasan di pagi ini. Namun, ia tetap senang karena melihat jarak sekolah dengan-nya yang sudah dekat. Ia menyempatkan waktu untuk menoleh ke arah jam tangan nya sejenak, kedua bola mata Minjeong membelalak, jarum jam telah menunjukkan pukul 07.13 apa dia bisa sampai dalam 2 menit terakhir? yang penting sekarang Minjeong harus berusaha untuk mempercepat larinya. "Let's go Kim Minjeong, you can do it."
"Oh Astaga, aku mohon biarkan aku masuk. Aku hanya telat satu menit." Seluruh kesialan Minjeong dilimpahkan pada hari ini, Minjeong hanya bisa memohon kepada petugas sekolah yang baru saja menutup pagar nya ini. Keberuntungan Minjeong hanya ada pada pria yang satu ini. Semoga saja pria ini sedang berbaik hati membukakan pintu-nya.
"Biarkan dia masuk, buka pagar nya." Perintah salah satu wanita yang sedang berjalan menghampiri Minjeong dan petugas sekolah itu. Petugas sekolah itu membungkkan badan nya dan segera membukkan pagar sekolah untuk Minjeong. Wanita cantik yang menggunakan baju kasual, rambut panjang yang diikat satu dengan rapih dan ada tanda pengenal di baju nya, Kang Seulgi.
"Saya baru pertama kali lihat kamu disini, Siswi kelas satu?" Tanya Seulgi sambil berjalan mendahului Winter.
"Ah iya, saya Kim Minjeong anak kelas satu." Minjeonh memperkenalkan dirinya lalu berjalan mengikuti Seulgi.
"Baiklah Minjeong karena kamu terlambat, ketika istirahat nanti lari lima putaran lapangan sekolah. Dan segera masuk ke kelas, sekarang!"
"Cih menyebalkan, aku benci hari ini!"
✧ ✦ ✧
Baru 3 putaran saja, Minjeong kewalahan dan enggan untuk berlari lagi, Sungguh! ia sangat malu melakukannya, terlebih lagi ini jam istirahat dimana semua murid keluar dari kelas dan bahkan semua bisa melihat Minjeong yang tengah berlari keliling lapangan. Mulut Minjeong terus menggerutu, 'Kenapa hari pertama sekolahku kesannnya buruk sekali, sih? lagian juga kenapa ini lapangannya harus seluas ini?'
"Mau aku temani?" Minjeong mendongakkan kepala nya saat mendengar suara yang familiar di telinga nya. Ah, seorang pemuda tampan dengan senyuman manis di bibirnya, juga membawa sebotol air minum untuk Minjeong, Na Jaemin namanya.
"Ah, gak perlu repot-repot. Makasih ya, kak?" Minjeong menerima sebotol air minum dari pemuda tampan yang ada di depan nya ini. Setelah tenggorokan merasa segar, Minjeong bersiap untuk berlari kembali.
"Aku harus berlari lagi. Makasih buat air minumnya, kak!" Minjeong membungkukkan badannya sebagai ucapan terima kasih. Setelah itu, ia kembali berlari mengelilingi lapangan.
Tak lama kemudian ia mendengar suara langkah kaki yang ikut berlari di samping nya, Minjeong menoleh, "Kak Jaemin jangan ikut lari, dong! biar aku sendiri aja."
"Minjeong-a, gak mungkin aku biarin kamu ngelakuin ini sendiri. Ayo kita lakuin ini bersama-sama."
✧ ✦ ✧
"Jadi, Gimana bisa hari pertama ke sekolah udah dihukum?" Jaemin memecahkan keheningan diantara dirinya dengan gadis yang sedang duduk disebelahnya. Minjeong menoleh sebentar, lalu kembali memandang botol minum yang diberi Jaemin tadi di genggamannya.
"Jadi, tadi pagi ayah suruh aku buat gak pakai kendaraan. Katanya, biar lebih berkesan di hari pertama masuk sekolah. Jadi, aku mutusin buat jalan dan pakai bus umum. Tapi-" Jaemin masih menatapnya, jangan lupakan dengan senyuman manis diwajahnya yang tak pernah luntur.
Lain hal dengan Minjeong, bukannya melanjutkan kata-katanya, kini mata nya tertuju kearah kantin yang tak jauh dari tempat yang ia dan Jaemin duduki saat ini.
Dia melihat satu tempat duduk yang sangat ramai dengan gadis-gadis dan dua orang pria ditengahnya, satu orang bertubuh tinggi dan sepertinya orang itu menanggapi gadis-gadis yang ada di sekitarnya, lain hal dengan pemuda yang disebelahnya, wajahnya terlihat seperti terganggu dengan suasana itu, tapi pemuda itu familiar di mata Minjeong, matanya mirip sekali dengan pemuda yang ia temui di halte bus tadi.
"Tapi?" Suara Jaemin membangunkan Winter dari lamunannya
"Eh? tapi, aku bangun kesiangan. Aku lari sampai halte bus. Aku kesel banget, karena ada pria yang menyelakku naik bus, kapasitas nya sisa satu, akhirnya aku harus lari lagi sampai ke sekolah" Jelas Minjeong yang dibalas dengan kekehan dari pemuda sebelahnya.
"Aku harus pergi sekarang ke kelas, aku takut dihukum lagi, kalau aku terlambat. Ah ya, sekali lagi makasih, kak."
Belum ada beberapa langkah Minjeong jalan dari tempat yang tadi ia duduki, pergelangan tangannya dipegang lembut dari belakang, belum sempat menoleh, ada suara yang sangat dekat sekali dengan telinga nya.
"Minjeong, aku tunggu didepan sekolah saat pulang nanti, pulang bersama ku dan aku gak nerima penolakan."
.
.
.
Haloo, maaf banget karena masih banyak kekurangan dalam segi penulisan/kalimat dan hal lainnya, ini cerita pertama yang aku publish, jangan sungkan buat saran nya ya! jangan lupa juga buat vote dan komen buat dukung cerita ku yang ini! makasih juga udah mau mampir~ Unpub/lanjut, nih?
KAMU SEDANG MEMBACA
Buana Asmaraloka [ Revisi ]
Genç Kurgu"Setiap orang pasti mempunyai cara tersendiri untuk mencintai seseorang 'kan? aku pun begitu, mempunyai cara tersendiri untuk mencintai seseorang dalam bentuk apapun itu, termasuk menunggunya untuk pulang kembali." 🥇 #1 Asmaraloka [ 15/12/21 ]