BAB 4 Saskia Menemui Aisyah

1.1K 83 1
                                    

Aisyah memilih mengurung diri di kamar. Aisyah belum sanggup mengatakan masalah besar pada ibunya. Aisyah tidak bisa membayangkan jika ibunya akan marah besar pada Saskia.

Sudah empat hari Aisyah masih bungkam. Aisyah masih bingung bagaimana cara membatalkan pernikahannya. Aisyah menghubungi Martin lewat ponselnya.

"Mas... " tulis Aisyah.

"Akhirnya kamu menghubungiku. Kenapa baru kau balas pesanku?" Balas Martin.

"Bisakah kau batalkan pernikahan kita?" Tulis Aisyah.

"Apa maksudmu membatalkan pernikahan kita? Kamu mau membuat keluargaku malu?" Balas Martin.

Aisyah menahan emosinya. Aisyah tidak menyangka balasan Martin sangat kasar.

"Lebih baik Mas bertanggung jawab pada Saskia." Tulis Aisyah.

"Saskia bicara apa? Jangan percaya begitu saja pada dia. Pokoknya pernikahan kita tidak boleh batal. Saskia itu menggoda aku, kamu jangan percaya dia," balas Martin.

Aisyah semakin muak membaca tulisan Martin. Aisyah sudah malas membalas pesan Martin. "Kalau Yusuf tidak memberitahu tentangmu, mungkin aku masih ragu.  Aku lebih percaya Yusuf dari pada kamu!" Gerutu Aisyah.

Aisyah keluar dari kamar mencari ibunya. Aisyah tidak mau menikah dengan pria yang tidak bertanggung jawab. Aisyah terkejut ketika melihat tamu datang. Aisyah melihat Saskia datang dengan penampilan berbeda. Saskia berpakaian sopan dan mengenakan jilbab.

"Kia?"

"Ais... "

Saskia langsung memeluk Aisyah. Saskia merasa sangat berdosa pada Aisyah. Saskia menangis tiada henti. "Ayo ke kamarku," bisik Aisyah.

Di dalam kamar Saskia masih menangis. Aisyah sangat sedih melihat beban sahabatnya. Meskipun Aisyah sudah dikhianati, Aisyah tidak bisa membenci sahabatnya.

"Jangan menangis lagi ya? Aku tidak marah kok," bujuk Aisyah.  

"Ais... Aku sudah memutuskan untuk meninggalkan Martin. Aku tidak mau membatalkan pernikahanmu. Aku sudah bicara dengan ibuku. Aku tidak mau menuntut tanggung jawab pada Martin. Aku tahu Martin lebih memilihmu," ucap Saskia dengan isak tangis.

"Kia... Ini bukan salahmu,  Seandainya Martin kuat imannya, dia tidak akan tergoda dengan siapapun. Mungkin Allah sedang memperlihatkan siapa pria yang akan menikahiku." Ucap Aisyah.

"Tapi Ais... Aku tetap merasa sangat berdosa, aku sangat menyesal sudah mengkhianatimu," keluh Saskia.

"Semua sudah terjadi... Tidak ada lagi yang perlu disesali. Kamu bisa bertaubat pada Allah... " Ucap Aisyah.

"Maafkan aku Ais... Maafkan aku... Aku terlalu berambisi ingin punya pasangan." Saskia masih terus menangis.

"Aku sudah memaafkanmu. Martin yang salah. Seharusnya dia bisa menjaga nafsunya. Martin sudah merusak kehormatanmu. "
Saskia memeluk Aisyah dengan erat. Saskia tidak menyangka Aisyah begitu baik mau memaafkan.

"Kamu cantik memakai jilbab, jangan pernah melepaskan jilbabmu ya?" Bisik Aisyah.

Saskia hanya mengangguk, tangisannya semakin pecah. Aisyah terus membujuk Saskia agar lebih tenang.

"Jaga bayimu... Jangan kau gugurkan, dia tidak berdosa Kia... " Bisik Aisyah.

Saskia semakin sesenggukan mendengar nasehat Aisyah. "Tidak ada satupun orang baik yang pernah aku temui selain kamu Ais... Kenapa aku bisa jahat... "  Keluh Saskia.

"Mungkin Allah sedang membuka keburukan Martin melalui kamu. Aku tidak apa-apa. Kamu jangan bersedih lagi ya?" Bujuk Aisyah penuh kasih sayang.

Tiga jam Saskia dan Aisyah di dalam kamar. Akhirnya Saskia pamit pulang.

Ratu KuntilanakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang