01 : penganten baru

4.5K 329 123
                                    

"Lav, aku serius sama kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lav, aku serius sama kamu."

"Kalau gitu, buktikan. Buat aku yakin sama kamu."

Dan setelahnya, Alby datang bersama ibunya ke rumah Lavina, ke hadapan kedua orang tua wanita itu untuk menunjukan keseriusannya. Membuktikan bahwa dirinya bersungguh-sungguh dengan niatnya yang ingin meminang Lavina.

Tapi sebenarnya, Alby sempat ragu saat mengajak Lavina untuk menikah dengannya mengingat cerita dari Rosie bahwa wanita itu pernah gagal dalam pernikahannya. Alby takut keseriusannya di ragukan dan berakhir dirinya di tolak. Semua orang tidak suka penolakan, termasuk Alby. Namun, ia tetap memberanikan diri karena dirinya benar-benar seserius itu pada Lavina. Alby sudah pasrah, ia akan menerima apa pun keputusan yang akan di berikan oleh Lavina saat itu.

Duduk di hadapan kedua orang tua Lavina membuatnya gugup. Jantungnya semakin berdebar kencang ketika melihat ekspresi wajah Lavina yang sulit untuk di artikan. Dan Alby bisa menghembuskan napas dengan lega ketika Lavina menerima lamarannya, juga kedua orang tua wanita itu yang merestuinya tanpa ragu.

Mereka melangsungkan pernikahan sebulan setelah Alby datang untuk melamar. Acara pernikahan mereka di gelar di ruang terbuka, tidak terlalu megah dan mewah, tetapi cukup ramai dan tentu saja sangat berkesan untuk kedua mempelai.

Kini, mereka telah berada dalam satu ruangan, lebih tepatnya di dalam kamar Lavina. Tidak perlu khawatir di grebek warga dan di laporkan ke Pak RT, mereka sudah sangat sah secara agama dan legal di mata negara.

Yang orang lain pikirkan di malam pertama setelah menikah itu adalah kegiatan pergumulan panas di atas ranjang, padahal tidak selalu seperti itu. Mereka berdua terlalu lelah dan mengantuk untuk melakukannya setelah menyelesaikan acara pernikahan yang di gelar dari pagi hingga malam. Keduanya hanya mengobrol sambil berbaring berhadapan dan berakhir tidur dengan sendirinya. Lagi pula, Lavina sedang datang bulan di hari ketiga. Alby perlu sedikit bersabar dan menunggu beberapa hari lagi.

Saat pagi tiba, Alby bangun lebih awal dari Lavina. Pria itu memang terbiasa bangun subuh-subuh untuk melakukan ibadah yang menjadi kewajibannya. Inginnya sih mengajak Lavina untuk di imami, tapi ia ingat kalau istrinya itu sedang halangan.

Seraya melipat sajadah, Alby tersenyum memandang wajah Lavina yang masih tertidur pulas di bawah selimut yang menutupi tubuhnya sampai pinggang. Pria itu mendekat dan duduk di tepi kasur, tangannya menyentuh kepala Lavina dan mengusapnya dengan lembut. Namun, hal itu membuat Lavina terbangun.

"Eh, Lav, maaf kamu jadi kebangun." Katanya.

Lavina bergumam sambil meregangkan tubuhnya sedikit. "Udah subuh ya?"

"Iya. Kamu kan lagi halangan, lanjut tidur lagi aja kalau masih ngantuk." Ucap Alby yang kini kembali mengusap kepala istrinya.

Lavina meraih tangan suaminya yang terasa dingin itu, lalu mengecupnya dengan mata yang setengah terpejam. "Kamu wangi banget. Udah mandi?"

Pasutri BucinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang