━━━
Cheera sekarang sudah tumbuh menjadi seorang anak yang berusia 3 tahun. Tepatnya kemarin, gadis kecil itu baru saja merayakan hari ulang tahunnya bersama Mami dan Papinya di rumahnya, mengundang beberapa teman-teman yang seumuran dengannya. Tidak banyak, hanya tetangga sekitar di tambah teman-teman Lavina di kantornya dulu, baik yang sudah mempunyai anak maupun yang belum. Kalau Alby, karena dia tidak punya banyak teman, pria itu hanya mengundang Pak Yoga dan Bu Airin yang juga sudah punya anak kecil yang bisa ikut bermain-main dengan Cheera.
Anak itu sekarang sedang berdiri di hadapan cermin, sedang melihat pantulan dirinya yang iseng-iseng memakai peci hitam milik papinya yang tadi di simpan di atas nakas setelah melakukan salat malam.
"Cila, kamu ngapain?" Itu Lavina, baru saja muncul dari luar kamar sambil terkikik geli melihat kelakuan anaknya yang ingin terus mencoba peci milik suaminya.
"Pake topi punya Papi."
"Itu nanti mau di pake sama Papi. Sekarang, Cila tolong bangunin Papi ya? Mami mau ke bawah dulu."
Gadis kecil berambut pendek itu mengangguk patuh, lantas berlari kecil dan menaiki kasur dengan susah payah untuk menghampiri papinya yang masih tidur. Tangan mungil Cheera terulur menyentuh pipi Alby dan menepuk-nepuknya pelan. "Pi. Papi. Papipapipupepo."
"Hm." papinya hanya bergumam tanpa membuka mata.
Cheera tentunya tidak menyerah untuk membangunkan papinya dengan cara-cara yang ada di kepalanya. Tangan anak itu bergerak menyentuh hidung Alby dan menjepit kedua lubang hidungnya. Hal itu membuat Alby merengek dan melepaskan tangan anaknya yang menjepit lubang hidungnya. "Cilaaaa, Papi nggak bisa napas."
"Bangun, Pi. Dah subuh. Cekula kata Mami." Cheera kini beralih memukul-mukul pelan dada papinya.
Alby membuka matanya perlahan dan ia langsung melihat jam dinding di kamarnya. Waktu menunjukan pukul 5 pagi. Kemudian ia beralih pada putrinya yang memakai peci hitam miliknya dan itu praktis membuatnya tertawa geli. Peci Alby yang besar berada di kepala Cheera yang kecil, itu terlihat lucu sekali. "Kenapa kamu pake peci Papi?"
"Mu nyoba. Bagus gak?"
"Nggak."
Bibir mungil Cheera manyun. "Napa?"
"Karena itu buat di pakai laki-laki, Cila sayang," jawab Alby sambil melepaskan peci tersebut dari kepala Cheera. "Kalau buat kamu, pakai yang kayak Mami."
"Takut. Kayak hantu."
Katanya, anak yang kecil masih bisa melihat hal-hal gaib. Entahlah, mungkin Cheera juga pernah melihatnya sendiri ketika anak itu bersikap aneh, atau tatapannya yang terlihat fokus pada suatu sudut seperti melihat sesuatu. Namun, terlepas dari itu, mukena yang Lavina pakai memang berwarna putih sehingga Cheera berpikir itu seperti hantu animasi yang pernah ia tonton di televisi. Saat masih sangat kecil, Cheera juga pernah menangis karena melihat maminya itu salat memakai mukena putihnya. Lavina sempat menggantinya dengan mukena berwarna abu-abu saat itu dan itu tidak membuat Cheera menangis lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasutri Bucin
Romance[COMPLETED] [2nd of short story collections] Bucin setelah menikah itu nikmat dan menyenangkan. (17+) Copyright © 2021 by carameluv.