08

1.7K 145 27
                                    

Bring Me Out
Uzumaki Naruto
~°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°~

Selamat Membaca

....

Di kediaman Uzumaki...

Seorang anak laki-laki berambut kuning berumur 13 tahun sibuk berkutat di ruang belajar nya, namun jemari yang memegang pulpen itu gemetar, wajahnya sedikit pucat.

Sekali dua kali, ia mendecak sebal sembari merobek halaman buku itu, kemudian kembali menulis lagi. Tak lama ia merobek lagi,

Menulis lagi,

Merobek lagi,

Entah sudah berapa kali hingga keranjang sampah di samping bawah meja nya sudah di penuhi oleh kertas-kertas yang telah ia remuk.

Jarum pada Jam di dinding telah menunjuk angka 1 tengah malam, namun sepertinya anak itu belum memberikan tanda bahwa ia akan berhenti untuk beristirahat.

"Bagaimana ini? Ini salah," Gumam nya

Tak lama, knop pintu berbunyi menandakan seseorang sedang membuka pintu, membuat anak laki-laki itu semakin gelisah,
Tanpa menoleh pun, anak itu tau siapa yang memasuki ruang belajar nya.

Seorang pria mendekati anak laki-laki berambut kuning itu dengan senyum tipisnya, dengan sebuah rotan di genggaman.

"Ingat kan, kau tidak boleh tidur jika kau belum dapat menemukan jawaban yang sempurna,"

Anak laki-laki itu semakin gemetar, matanya yang sudah memerah hanya bisa melirik, enggan menoleh.

"Ba-baik!"

Pria itu mendekat, meraih kertas di depan anak itu yang penuh dengan coretan, "ini sudah tengah malam, tapi sampai kapan kau akan terus mencoret-coret hal yang tak berguna?! Hah?!" Teriak pria itu kesal,

Anak itu hanya bisa meringis kesakitan saat tangan pria itu mencengkram rambut kuning nya yang sudah mulai memanjang hingga menutupi telinga itu, hingga menyentak kepalanya sampai anak itu mendongak secara paksa.

"Ma-maaf,"

Pria itu melepas cengkraman nya, kemudian mengelus lembut rambut kuning itu, namun anak laki-laki itu terlihat semakin takut.

"Kau tau kan hukuman untuk sesuatu yang tidak selesai secara sempurna, apalagi untuk anak yang tidak sempurna sepertimu?" Bisik pria itu tepat di telinga anak itu.

Anak laki-laki itu mengangguk pelan, bangkit dari duduknya.

Dengan kaki yang gemetar, ia menghadap dinding dengan satu kaki terangkat.

Plak!

Satu pukulan keras terasa perih di telapak kaki kirinya,

"Andai kau pintar, aku pasti takkan bersusah payah seperti ini,"

Plak!

"Andai kau sempurna, kau juga takkan begini,"

Plak!

"Kaki selanjutnya!"

Anak itu menurunkan kaki kiri yang telah di pukul tadi, rasanya semakin perih saat mesti menjadikannya alat tumpuan berdiri.

Plak!

Satu pukulan mengenai telapak kaki kanannya,

"Kau bahkan adalah keturunan yang cacat!"

Naruto: Bring Me OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang