Mistress; 10

844 149 127
                                    

WARNING! UGH!

WARNING! UGH!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

"Baiklah, jika ada apa-apa cepat hubungi Namu atau Hyera segera. Sampai jumpa, ayah."

Setelah obrolannya dengan Nam Hsik berakhir, Hyera kembali menyimpan ponselnya ke dalam tas. Kepalanya menengok ke kanan-kiri, seakan mencari sesuatu. Nihil, pandangannya tak membuahkan hasil. Ia kembali menatap ke depan, menjulurkan lidah guna menjilat ice cream miliknya yang sempat terabaikan lantaran Nam Hsik menghubunginya.

Sembari menikmati sisa-sisa ice cream, Hyera memilih pergi dari tempat yang ramai pengunjung tersebut. Tak lupa juga, tangan kirinya menyambar dua papper bag hasil bolangnya hari ini.

Kacamata hitam masih terpasang apik pada batang hidungnya yang mancung, surai pirang tergerai bebas, bibir merah glossi dengan polesan wajah tipis-tipis membuat beberapa pasang mata melirik ke arahnya. Hyera bak model yang dibuntuti Paparazzi, tak tenang namun menikmati.

Mengecap lidah yang terakhir, Hyera lantas membawa langkahnya kembali ke hotel. Ia butuh istirahat sejenak sebelum melanjutkan petualangannya lagi.

Beberapa menit berjalan kaki, Hyera pun sampai di depan lobi hotel. Ia tak segera masuk lantaran di dalam cukup padat tamu yang datang-ya, mungkin orang yang ingin bulan madu seperti dirinya atau sekedar berlibur di akhir pekan.

Omong-omong soal bulan madu. Hyera tak paham arti bulan madu yang sesungguhnya seperti apa. Bagaimana tidak, sejak kemarin ia sudah excited lantaran sang suami menuruti keinginannya menginap lebih lama. Tetapi sekarang jangankan bulan madu, makan berdua dan bermesraan seperti pasangan lain kebanyakan. Hyera bahkan sudah setengah hari menghabiskan waktu seorang diri.

Tak tau menau, di mana pria berotot besar itu berada. Sejak pagi dirinya terbangun, ia tak mendapati suaminya di kamar. Tak ada kabar atau sekedar meninggalkan pesan, berkali-kali Hyera menghubunginya tetapi tak ada hasil-ponselnya mati.

Untung saja, kemarin malam Namu memberinya Black Card sehingga ia dapat menggunakannya untuk berbelanja, ya hitung-hitung karena Namu meninggalkannya.

Membuang napas kasar, Hyera menunduk sejemang memperhatikan papper bag ditangannya. Rasa kesalnya berkurang saat mengingat barang belanjaannya, ia jadi tak sabar menunggu malam tiba, berharap Namu melihat dirinya mengenakan pakaian yang ia beli.

Mengulas senyum lantas berjalan masuk ke pintu lobi.

"I am disappointed with you!"

Sontak langkah Hyera terhenti kala suara seseorang yang berpapasan dengannya terdengar tidak asing. Matanya menyipit tajam sembari menelisik ke arah orang tersebut.

Bagaimana bisa? Kedua matanya melotot tak percaya, bahkan sampai orang tersebut lenyap diantara keramaian lalu lalang manusia, Hyera masih setia di tempatnya.

𝐌𝐈𝐒𝐓𝐑𝐄𝐒𝐒 [𝐌]✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang