Mistress S2; 06

596 144 109
                                    

Halo bucin pak pohon,Ada yang rindu Mistress gak?Semangatin aku dong biar rajin update

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo bucin pak pohon,
Ada yang rindu Mistress gak?
Semangatin aku dong biar rajin update. Komen yaaa, kangen baca komentar moodbooster kalian ^^

[]

Hyera.

Rasa-rasanya malam ini terlalu panjang, atau mungkin waktu yang terlalu lambat berputar. Sejak pagi sampai larut malam seperti ini, Namu muncul terus menerus di depan mataku. Dan saat ini pria berpunggung lebar itu masih di rumahku.

Satu jam yang lalu mobil yang dia kendarai terparkir di depan rumah. Membantuku menggendong Jiya, serta menidurkan Jiya di kamarnya. Ralat, bukan membantuku! Lebih tepatnya dia sendiri yang memaksa mengantarkan Jiya, ya meski aku sudah menolaknya.

"Terima kasih. Sekarang, pulanglah." Ucapku membukakan pintu utama, berharap Namu mengerti maksudku.

Dia keluar dari kamar setelah meletakan hadiah untuk Jiya, tetapi langkahnya terhenti begitu mengetahui aku yang membuka pintu cukup lebar. "Aku ingin berbicara denganmu sebentar."

"Aku tidak bisa! Ini sudah malam, waktunya kau pulang!"

"Hanya sebentar, Hyera." kakinya mulai melangkah mendekatiku.

Membuang napas kasar, netraku meliriknya jengkel. "kau tidak paham arti malam? Aku butuh istirahat! Kau, ataupun Jiya! Aku tidak ingin ada tetangga lain melihatmu ada di rumahku malam-malam begini, terlebih lagi aku-" mendadak kalimatku terhenti. Apa aku harus mengatakan, aku seorang single mom?

Keadaan hening untuk beberapa saat, hingga Namu tiba-tiba berbalik dan melangkah ke arah sofa, lalu dengan lancangnya mendudukan diri di sana. "Aku akan pergi setelah apa yang aku katakan, sudah kau dengar." Katanya santai.

Lidahku berdecak pelan. "Ck! Namu, pulanglah!"

"Aku bisa melakukan apapun padamu, jika kau masih memintaku pergi, Hyera!"

Sudah gila! Dia berani mengancamku.

Dan aku yakin dia tidak main-main dengan ucapannya. Meskipun dia berubah menjadi lelaki lebih baik, tetapi sikap menyebalkannya tidak hilang. Ini rumahku, semestinya aku yang punya hak kepada tamuku, bukan dia yang datang tiba-tiba lalu mengatur di dalam rumahku.

Tiga menit lamanya aku bertahan menatap sengit kearahnya, hingga mengundang decakan lidah dari sana yang berakhir dengan panggilan halusnya.

"Hyera, ini tentang ayahku. Dan tentang masa lalu kita." Lirihnya, dia beranjak lagi membawa kakinya melanglah lebih dekat. "Aku ingin meminta maaf padamu.. aku, aku menyesal."

𝐌𝐈𝐒𝐓𝐑𝐄𝐒𝐒 [𝐌]✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang