Mistress S2; Last part.

696 134 113
                                    

Besok-besok gak ketemu keluarga ini lagi, jadi ayok ramaikan (*^ー^)

[Mature content]

[Mature content]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namu.


"Ku dengar, dia pendatang. Apa benar?"

"Ya, selama menjalani penyelidikan begitulah pengakuannya." Sungjae, suami Yua menyerahkan map berisi identitas asli sosok pria asing yang duduk di seberang meja polisi. Dari postur tubuh dan segi wajahnya, dia terlihat lebih muda dariku beberapa tahun. Rambutnya ikal, berkulit putih dengan tinggi hampir setara denganku.

Dua jam yang lalu aku sudah bertatap muka secara langsung dengannya, namun aku tidak banyak bertanya sebab dia terus saja bungkam. Begitu pun dengan yang dikatakan Sungjae, selama BAP berlangsung dia tidak kooperatif, banyak sekali alibi asal-asalan yang dia katakan. Bahkan sempat tidak mengakui dan berlagak seperti orang gangguan mental. Hal itu memicu jalannya penyelidikan memakan waktu lama.

Beruntung hari ini aku datang sendirian, sempat mengajak Hyera datang ke kantor polisi namun dia menolak, dia masih belum siap. Tidak apa, aku serahkan kasus ini kepada pihak kepolisian dan juga Sungjae selaku kuasa hukum, yang terpenting pelakunya sekarang sudah tertangkap dan Hyera tak lagi mencemaskan perkara teror yang di alaminya.

"Apakah anda akan pulang?" Tanya Sungjae begitu melihat aku yang berjalan menuju parkiran.

"Ya, apa ada hal penting lagi?"

"Tidak, tidak. . Yua baru saja mengirimkan pesan jika istri anda berada di rumah kami."

Aku mengangguk, paham akan maksudnya. "Terima kasih, aku segera ke sana." Kataku. Lalu melanjutkan lagi langkah yang sempat terhenti.

Sebenarnya aku sudah mengetahui jika Hyera ada bersama Yua, sebab dia sendiri yang meminta izin padaku ingin berkunjung ke rumah Yua, tentu aku tidak melarang kemana dia ingin pergi, aku memberinya waktu menikmati hari bersama temannya, terlebih lagi semenjak menikah Hyera menuruti perkataanku untuk tak lagi bekerja di toko bunga, awalnya berat karena dia memang menyukai pekerjaannya tersebut namun pada akhirnya dia berhenti sendiri dan mengatakan ingin mengurus Jiya dan diriku saja.

Sungguh, cintaku bertambah jika dia patuh dengan perkataanku.

Sebelum melajukan mobil ke rumah Yua, aku lebih dulu menjemput Jiya di sekolahnya. Anak manis itu sudah lebih berani sekarang, tidak melulu mencari keberadaan ibunya ataupun diriku. Yang terpenting asalkan waktu pulang, aku sudah harus berada dilingkungan sekolah.

"Papa, kita mau kemana?" Jiya bertanya padaku yang tengah memasangkan seat belt di tubuhnya.

"Ke rumah bibi Yua, kita jemput mama." Jiya mengangguk, segera saja ku lajukan kembali mobilku menuju rumah Yua.

Selang beberapa menit.

Jiya bersuara. "Papa, itu mama, di sana?"

Aku mengikuti pandangan Jiya. Rupanya sang ibu sudah keluar dari rumah Yua dan menungguku di tepi jalan. Memberhentikan mobil, lekas turun menghampirinya. "Ayo, masuk." Kataku, membantunya membukakan pintu mobil.

𝐌𝐈𝐒𝐓𝐑𝐄𝐒𝐒 [𝐌]✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang