33. meninggal

831 130 5
                                    

Buk!

Aku memegang salah satu pipiku yang menjadi sasaran dino. Rasanya pukulan ini membuat gigiku hampir copot saking kerasnya.

"(Y/n)!"

Kak Hendery yang melihat kejadian itu tak jauh dari area taman langsung berlari menghampiriku. Dia langsung menangkup wajahku dengan tatapan khawatir.

Tapi aku langsung melepaskan tangannya dari wajahku karena sedikit risih dengannya.

"Gila ya, semua jenis cowo lo punya. Dari yang tukang jus semangka festival sampai dokter" ujar dino yang membuat hendery langsung berniat ingin menghajarnya.

Tapi aku langsung menahanya dan menariknya menjauh dari dino.

" ini urusan gue"ucapku singkat, menyuruh dia tetap di tempat dan tidak ikut campur dengan urusanku.

" tapi yuri-"

Aku langsung menoleh ke arah hendery saat dia berhenti berucap setelah menyebut nama yuri.

" dia menghembuskan nafas terakhirnya hari ini"

Seketika tubuhku langsung membeku mendengarnya. Aku langsung mendekat ke arah hendery berniat untuk meminta penjelasannya tapi dino terlebih dahulu mendekat ke arahnya melayangkan tinju ke wajah hendery.

Buk!

"LO JANGAN BOHONG!"  Dino langsung meninju wajah hendery hingga dokter muda itu terjatuh ke tanah. Aku langsung berlari menghampiri mereka berdua, mendorong tubuh dino yang hendak memukul hendery kembali.

"Yuri gak selemah itu!DIA GAK MUNGKIN MATI!" teriak dino tak percaya.

Plak!

Aku langsung menampar wajahnya keras hingga laki-laki itu memalingkan wajahnya dariku.

"Yuri meninggal gara gara lo!" Ucapku penuh penekanan.

Plak!

Aku menamparnya lagi hingga pipinya berubah menjadi merah saking kerasnya tamparanku.

" karena kebodohan lo, Dia meninggal! MENINGGAL DINO!" teriakku di depan wajahnya.

Rasanya seluruh dendamku tersalurkan semua dengan tamparan tadi. Rasa takut padanya perlahan mulai hilang di gantikan luapan emosi.

" brengsek!"

Aku langsung berbalik dan menarik lengan hendery pergi melihat yuri untuk terakhir kalinya. Sesampainya di depan kamar yuri aku langsung terdiam. Berbeda dengan hendery yang sudah bersiap membuka pintu kamar inap yuri.

" kenapa?"tanya hendery.

Aku menghela nafasku panjang lalu menoleh ke arahnya.

"Mau masuk sendiri?" Tanya hendery yang sepertinya sudah mengerti maksud tatapanku untuknya.

" terima kasih" ujarku lalu memegang gagang pintu kamar yuri. Aku membuka pintu ruangan kamarnya dan pandanganku langsung terarah pada seseorang di atas ranjang yang di tutupi oleh kain putih.

Aku berjalan ke arahnya perlahan dan berhenti tepat di sampaing ranjangnya. Aku melihat tangan yuri yang belum tertutupi kain. Aku meraih tangannya dan menggenggamnya.

"Song yuri, istirahat yang tenang" ujarku lalu menaruh tangannya kembali di balik kain putih tersebut.

" untuk yemi, jangan khawatir" gumamku sebelum pergi meninggalkannya. Setelah berucap seperti itu aku langsung berjalan keluar dari kamarnya.

Di depan kamar aku melihat hendery yang tengah menahan dino untuk masuk.dino langsung mendorong tubuh hendery saat melihatku baru saja keluar dari kamar yuri.

Marriage Life (mark lee x you)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang