~Adreil Ferupsea~

305 12 0
                                    

"Ion, kamu bawa mobil dan ikut makan malam bersama saya di Apartemen El." Erlan berlalu setelah mengatakannya.

Dion tersenyum tipis setelah kepergian Erlan.

*****


Farid, Rednal, dan Dave tengah berkumpul santai di ruang tamu. Rednal dan Farid bersandar di sofa sambil memainkan ponselnya, sedangkan Dave menonton film horor dengan serius.

Farid bersuara setelah melihat notifikasi dari ponselnya. "Fiorra mau dateng ke sini sejaman lagi."

Dave menoleh dan mengangkat alisnya.

"Dia mau ke sini?" tanyanya lagi.

Farid menatap Dave dan mengangguk.

"Ohh."

Jantungnya berdetak lebih cepat setelah mendengar itu, seukir senyum terbit di wajahnya. Entah mengapa Dave senang mendengar Fiorra datang.

Hukum karma itu ada. Dulu Dave yang menyianyiakan Fiorra, sekarang malah sebaliknya. Dirinya jatuh cinta di waktu yang salah. Tidak ada yang tidak mungkin orang yang dulu kita tolak sekarang kita cinta, benci secukupnya begitu pun mencintai.

Rednal menatap raut wajah bahagia Dave lalu kembali menatap layar ponselnya.

Papih

Kakak kamu besok mulai rehabilitasi, temani dia dan ajak mamih kamu. Papih besok ada meeting

Kabar soal bangkitnya perusahaan Malik Crop ia dengar sekitar dua minggu lalu, Rednal senang itu sudah tentu. Meski dirinya tidak tahu orang tuanya bagaimana bisa mengembalikan perusahaan seperti sedia kala.

"Si duo kecebong itu kemana?" sahut Farid ketika tidak melihat keberadaan Reyhan dan Heryy.

"Gue mau bikin minuman seger! Lo berdua mau gue buatin?" Dave berdiri seketika.

"Gatau, mungkin mereka cari 'angin seger'," kata Rednal. Dia berlanjut menatap Dave. "Gue pengen leci, sekalian tolong bawain cemilan."

Dave memutar bola matanya malas.

"Lo gue kasih hati malah minta jantung!"

"Angin seger yang gak guna," gumam Farid.

Dave menatap Farid. "Gue samain kayak kempot-kempot taik deh."

Dave mengangkat jempolnya, minuman aja sama apalagi kelakuannya. Sama-sama kang julid.

Rednal menatap Farid. "Apa lo bilang?"

"Apa?"

Rednal berdiri dan mendekati Farid. Dave memutar bola matanya malas, ia segera pergi karna malas melihat drama unfaedah selanjutnya.

Di lain tempat ...

"Yaelah bro santai aja kali, Sila masih tunangan belum sampe nikah. Jadi santai lah," ujar Herry sambil tebar pesona ketika ada gadis yang melewati motornya. Tidak lupa laki-laki itu memberikan kertas origami ukuran kecil dengan senang hati.

Reyhan menceritakan ketika Sila mengabarinya akan bertunangan dengan laki-laki yang dijodohkan ibunya. Di sinilah mereka berada, di depan wisata area parkir. Satu lingkup di mana Herry ditolak oleh seorang gadis yang sekarang sudah berstatus mantannya.

ADREIL {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang