Ini dimulai pada saat hujan turun.
Pria itu melaju dengan kecepatan normal. Sesekali mulutnya akan bernyanyi kecil mengikuti alunan musik yang terdengar. Jari-jarinya ikut bermain di atas setir itu. Sampai ponselnya bergetar karena sebuah panggilan dan lampu merah menyala, membuatnya berhenti perlahan.
"Apaan? Gua lagi di jalan."
"Bener.. ini Jeon Jungkook?" Ucap orang itu ragu dari seberang.
Jungkook mendecih kesal. "Gua sendiri, kenapa sih?"
"Ini Iseul, gue--"
"Gua nggak kenal sama yang namanya Iseul." Potong Jungkook cepat.
"Udah? Gua lagi di jalan. Kalo nggak penting banget gak usah telfon gua lagi."
Jungkook langsung mematikan telfon itu secara sepihak. "Anjing! Pasti kerjaan si Yugyeom nih. Udah gua bilang gausah share nomer gua."
Entah sejak kapan.
Mata Jungkook menangkap seseorang yang sepertinya dia kenali. Seorang wanita yang sedang berteduh di depan toko cinderamata. Wanita itu memeluk sebuah box berukuran kecil dengan sebuah kucing berwarna putih di dalamnya. Meskipun jaraknya cukup jauh, Jungkook bisa melihat bahwa wanita itu dalam keadaan basah kuyup. Sepertinya karena dia mencoba melindungi kucing itu dari derasnya hujan.
Jungkook memalingkan pandangan bersamaan dengan lampu hijau yang sudah berganti. Dia kembali menjalankan mobil itu menjauh, mencoba mengabaikan kejadian tadi.
Tetapi, entah mengapa bayangan wanita itu mulai menggerogoti pikirannya. Dia tidak bisa fokus terlebih karena mata mereka yang sempat bertemu sekitar 7 detik.
"Nggak, gua gak peduli. Bukan urusan gua."
Sampai itu terjadi begitu saja.
Jungkook mendesah lalu memutar haluan mobilnya. Sementara wanita itu tetap bertahan di posisinya. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan selanjutnya setelah menolong kucing itu. Dia tersenyum melihat kucing itu sudah tertidur di dalam box itu. Hal ini membuat ketakutannya sedikit demi sedikit berkurang.
"Park Jihyo,"
Jihyo mengangkat kepalanya terkejut menemukan seorang pria yang datang menghampirinya dengan sebuah payung hitam.
"Jeon Jungkook?"
Perasaan itu telah dimulai.
Jungkook menyerahkan Jihyo pada ayahnya.
"Terima kasih banyak ya Jungkook. Jihyo pasti udah banyak ngerepotin kamu," Ucap ibu Jihyo lega.
Jungkook terkekeh. "Mau masuk dulu nggak? Tante buatin minum ya? Kamu mau minum apa?"
"Ah, nggak usah tante. Jungkook balik duluan aja, ada urusan soalnya."
"Begitu ya? Ya sudah. Kamu hati-hati ya, jangan lupa sering-sering mampir kesini."
Jungkook tersenyum, menatap Jihyo yang juga sedang menatapnya kala itu. "Iya."
Aku benar-benar tidak menyadarinya.
"Jihyo udah dateng?"
Jungkook baru saja tiba di koridor kelas.
Mingyu mengerutkan dahinya heran. "Tumbenan banget lu nanyain Jihyo. Kesambet apaan? Sakit lu?"
Jungkook memukul kepala Mingyu lalu berdiri di sebelah Yugyeom. "Gak boleh gua nanyain Jihyo?"
"Tapi si Mingyu bener loh, lu kenapa dah tiba-tiba jadi peduli sama Jihyo?" Yugyeom sepertinya mulai penasaran.
Jungkook mendesah. "Tinggal jawab doang ribet lu,"
"Belum dateng, gak tahu kenapa. Kalo mau tahu kenapa, tanya aja sama temen sekelas lu. Lu sama Jihyo kan sekelas, tuh kebetulan kakaknya udah dateng noh," BamBam menunjuk ke arah Jimin yang baru saja datang bersama Taehyung.
Jungkook membuat teman-temannya terkejut dengan benar-benar menghampiri Jimin. "Jungkook suka sama Jihyo?!"
"Lu yang udah nolongin Jihyo semalem?"
Jungkook mengangguk membenarkan pernyataan Jimin. "Makasih deh, kita udah panik banget dia ngilang."
"Iya, trus si Jihyo mana? Kesiangan?"
Jimin sedikit terkejut dengan pertanyaan itu. "Dia.. di rumah sakit, semalem demam tinggi. Anaknya emang sakit-sakitan. Gua mau ikut jagain eh nggak boleh,"
Taehyung mengangguk paham. "Pantes lu lama banget,"
Jimin terkekeh. "Lu mau ikut gua? Gua mau ke sana lagi sih nanti."
"Boleh Jim, ajak yang lain juga."
"Gua ikut."
Sedikit demi sedikit.
"Jungkook."
"Apaan? Gua lagi mabar. Kalo nggak penting-penting banget gua marah."
"Temen sirkuit kamu ada yang nembak aku." Lirih Jihyo.
Jungkook menatap Jihyo kesal. "Kapan? Kok lo baru bilang?"
"Baru aja nih, lewat chat."
Jungkook mendecih. "Dih, cupu amat nembak cewek lewat chat. Kayak anak SD aja." Menghela nafas kasar. "Nyesel gua bawa lo ke sirkuit."
Jihyo mempoutkan bibirnya. "Aku harus jawab apa ini?"
"Terserah. Kalo lu suka sama dia yaudah lu terima aja kali." Sarkas Jungkook kembali melanjutkan kegiatannya.
"Enggak.."
"Terus?"
Jihyo menghela nafas lalu mulai mengetik membalas chat itu. "Iya-iya, ini udah di tolak kok."
Jungkook tersenyum puas. "Good. Siap-siap gih, ntar malem gua jemput. Telat gua seret lo." Pria itu mengusap kepala Jihyo pelan.
"Tapi ke mana?" Tanya Jihyo polos.
"Sirkuit. Gua mau nembak lo di sana,"
"Bercandakan?"
"Muka gua keliatan bercanda gak?"
Sensasi ini ternyata tidak memiliki tombol 'Stop' untuk berhenti.
-Bersambung-
Thursday, 12 August 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHILDISH LOVE
Romance❝𝗕𝗮𝗻𝘆𝗮𝗸 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗯𝗲𝗿𝗮𝗻𝗴𝗴𝗮𝗽𝗮𝗻 𝗯𝗮𝗵𝘄𝗮 𝗴𝗮𝗱𝗶𝘀 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝘀𝗶𝗳𝗮𝘁 𝗸𝗲𝗸𝗮𝗻𝗮𝗸-𝗸𝗮𝗻𝗮𝗸𝗮𝗻 𝘀𝗲𝗽𝗲𝗿𝘁𝗶 𝗣𝗮𝗿𝗸 𝗝𝗶𝗵𝘆𝗼 𝘁𝗮𝗸 𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗯𝗲𝗿𝗵𝗮𝘀𝗶𝗹 𝗯𝗲𝗿𝘀𝗮𝗺𝗮 𝘀𝗶𝗮𝗽𝗮𝗽𝘂𝗻. 𝗦𝗲𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸𝗻𝘆𝗮 𝗶𝘁�...