Suara klakson motor terus-menerus berbunyi menimbulkan kebisingan pagi itu. Jihyo yang sedang mengikat tali sepatunya mempercepat gerakannnya dan berlari ke arah Jungkook yang telah menunggunya sejak tadi.
"Di bilang cepetan."
Jihyo menyumbalkan bibirnya. "Ya maaf, tadikan telat bangun."
Hari ini, cuaca sangat cerah. Kebetulan sekali, mereka ada kelas olahraga pagi ini. Jungkook memakaikan helm itu di kepala sang pacar. "Seragam olahraga?"
Wanita itu mengangguk cepat. "Di loker sekolah,"
Jungkook menahan diri untuk tidak terkekeh melihat bagaimana menggemaskannya Jihyo saat mengangguk dengan helm yang ia pakai saat ini.
Jihyo menaiki motor itu, memeluk Jungkook erat dan bersandar di punggungnya. Jungkook mulai melajukan motor itu.
Tak ada yang membuka pembicaraan sepanjang jalan, entah karena Jungkook yang enggan atau Jihyo yang takut karena merasa pria ini sedang kesal dengannya. Jihyo sampai merasa mengantuk, tapi berusaha mungkin untuk tidak membiarkan dirinya tertidur. Jihyo sangat lemah dalam hal bepergian, dia mudah sekali untuk tertidur tapi tidak ingin merepotkan Jungkook untuk hari ini.
Waktu terus berlalu hingga mereka tiba di sekolah. Jungkook membiarkan Jihyo turun lebih dulu, melepaskan helmnya lalu memarkirkan motor itu di parkiran sekolah.
"Lagian tumben lo telat bangun." Jungkook membuka pembicaraan ketika mereka berjalan di koridor sekolah.
"Semalem aku.. begadang nyelesain tugas sekolah." Ucap Jihyo ragu.
Jungkook mendecih tak suka dan menghentikan langkah Jihyo. "Tidur berapa lama?"
"Aku gapapa kok."
Jihyo tahu Jungkook tidak akan menyukainya. Siswa-siswi yang berlalu lalang saat itu mulai memperhatikan mereka, Jihyo takut keributan ini akan menggemparkan sekolah pagi ini.
"Gua tanya, berapa lama lo tidur?" Tatapan tajam Jungkook membuat Jihyo semakin takut dengannya.
"Se-sekitar 2 jam," Lirih Jihyo.
Jungkook baru menyadari lingkaran hitam di bawah mata Jihyo. "Ayo, gua anter ke uks." Ucap Jungkook menarik pergelangan tangan Jihyo.
Jihyo meringis, mencoba melepaskannya. Akan tetapi, cengkeraman Jungkook terlalu kuat, Jihyo tidak cukup kuat untuk melepaskannya. "Aku.."
Belum sempat berbicara lagi, tiba-tiba Jihyo kembali meringis kesakitan. Tangannya yang lain sibuk menutupi roknya saat merasa ada sesuatu yang telah mengalir keluar. Jungkook berhenti menyadari bahwa ada yang salah di sini. Tak butuh waktu yang lama ia menyadarinya, buru-buru melepaskan jaketnya, mengikatnya di sekitar perut Jihyo.
"Tapikan jaketnya.."
Jungkook mengabaikan ucapan Jihyo kemudian menggendongnya pergi dari siswa-siswi yang masih memperhatikan mereka berdua di sana. Ya, Jihyo datang bulan dan ia baru menyadarinya.
Memalukan.
Jungkook merasa malu membeli sebuah pembalut untuk Jihyo. Ingin rasanya menyuruh orang lain melakukannya tapi juga tidak ingin melepas tanggung jawab sebagai pacar yang harusnya melakukan hal ini untuk Jihyo. Di sisi lain Jihyo juga merasa sangat malu, dia tak menyangka hal ini akan terjadi padanya. Dia juga merasa malu pada dirinya karena kembali merepotkan Jungkook. Padahal dia sudah berjanji untuk tidak merepotkannya hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHILDISH LOVE
Romance❝𝗕𝗮𝗻𝘆𝗮𝗸 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗯𝗲𝗿𝗮𝗻𝗴𝗴𝗮𝗽𝗮𝗻 𝗯𝗮𝗵𝘄𝗮 𝗴𝗮𝗱𝗶𝘀 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝘀𝗶𝗳𝗮𝘁 𝗸𝗲𝗸𝗮𝗻𝗮𝗸-𝗸𝗮𝗻𝗮𝗸𝗮𝗻 𝘀𝗲𝗽𝗲𝗿𝘁𝗶 𝗣𝗮𝗿𝗸 𝗝𝗶𝗵𝘆𝗼 𝘁𝗮𝗸 𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗯𝗲𝗿𝗵𝗮𝘀𝗶𝗹 𝗯𝗲𝗿𝘀𝗮𝗺𝗮 𝘀𝗶𝗮𝗽𝗮𝗽𝘂𝗻. 𝗦𝗲𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸𝗻𝘆𝗮 𝗶𝘁�...