Tubuhku terhuyung ke belakang ketika tiba-tiba seorang memelukku dengan erat.
"Are you okay? "
Tiba-tiba nafasku tersegal-segal, aku kesusahan bernafas. Ini bukan karena pelukannya yang sangat erat.
Badanku bergemetar cukup hebat, pandangan kosong. Ingatan yang susah payahku lupakan berlomba-lomba hadir di kepalaku.
"Ra"
"Ra," panggil lagi seseorang sambil menepuk pelan.
Kisalan memori itu hadir kembali. Kejadian ketika SD dan SMA langsung berputar-putar di otakku. Nafasku makin tersegal-segal.
Aku terhenyak kaget ketika pipiku sedikit panas,ketika pipiku ditepuk pelan. Padahal hanya ditepuk pelan, tetapi rasanya sedikit panas, ini mungkin karena bekas tamparan tadi.
"Rafa, " air mataku lolos kembali.
"Iya ini Rafa iblis jelek, " jawabnya masih memandang wajahku.
Andai aku sedang kondisi yang baik-baik saja, pasti aku akan tertawa mendengar ucapannya.
"Rafa, bisa lepasin tangannya? " tersadar tangannya masih berada di pundakku, dia langsung melepaskannya dengan cepat.
"Maaf"
"Jangan pegang aku ya? "
Rafa melihatku dengan tatapan bingung, tapi dia hanya bisa menjawab, " iyaa ra"
"Jangan sentuh aku ya? " cicitku pelan.
"iyaa ra"
"Jangan peluk aku ya? "
Aku hanya tidak mau kejadian dulu terulang kembali. Bukannya aku tidak percaya olehnya, malah aku sangat percaya padanya. Aku hanya tidak mau sewaktu-waktu kepercayaanku dihancurkan oleh laki-laki di depannku ini. Dan aku tidak siap.
"Iya iya, yu aku anter pulang ke rumah kamu yu"
"gamau, " aku siap-siap ingin menangis lagi.
"Eh, eh iya iya ga pulang ke rumah kamu, " panik Rafa.
Dia menyodorkan ujung bajunya kepadaku, "pegang ra"
"Buat apa? "
"Pegang aja, mobil aku di depan sana. Jalannya cukup licin, nanti kamu keguling-guling di sini"
Aku memegang ujung bajunya sambil mengikuti langkah kakinya, "kita mau kemana? "
"Udah, ikut aja gausa bawel, " ucapnya singkat.
Aku hanya mendengus pelan mendengarnya.
......
Aku melihat rumah sangat besar di depannku. Indah sekali.
"Ini rumah kamu, Raf? "
"Bukan"
"Terus rumah siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kematian yang diharapkan
Teen FictionPernah ingin hilang, tetapi seakan ada sesuatu yang menghalangi? Pernah ingin pergi, tetapi seakan ada sesuatu yang menahannya? Pernah ingin bertahan hidup di tengah-tengah jahatnya dunia,tetapi rasa sakit membunuhmu pelan-pelan? Jika kamu belum...