Prolog

109 46 257
                                    

Detik detik jam terus berbunyi dan berjalan seolah-olah sedang meledek diriku bahwa hal yang ku impikan tidak akan pernah terwujud.

Aku ingin waktu berhenti,
berhenti hanya untukku.
berhenti dan memberi aku ruang untuk bernafas.

Aku sesak, tidak ada ruang untukku menikmati semua ini.
Mungkin beberapa dari kalian akan mengatakan bahwa aku tidak bersyukur, kenapa tidak mencoba menikmati hidup.

Kalian tidak salah,
Karena mungkin saja jika aku menjadi kalian aku akan mengatakan hal yang sama.

Tapi, ini sungguh menyesakkan.

Aku ingin berteriak kepada dunia bahwa aku sedang tidak baik-baik saja.

Tapi, hal itu percuma karena seseorang tidak akan pernah tau sebelum mereka merasakannya sendiri.

Setiap insan di dunia kadang kala melihat sesuatu hanya dari luarnya saja, mengetahui sesuatu hanya dari katanya.

Mulutku seolah tertahan,
lidahku kelu padahal di dalam sanubariku ada setiap bait demi bait yang ingin sekali dilontarkan.

Pernah ingin hilang, tetapi seakan ada sesuatu yang menghalangi?

Pernah ingin pergi, tetapi seakan ada sesuatu yang menahannya?

Pernah ingin bertahan hidup di tengah-tengah jahatnya dunia,tetapi rasa sakit membunuhmu pelan-pelan?

Jika kamu belum pernah merasakannya dan ingin mencobanya,

Kemarilah.

Akan aku ceritakan bagaimana diriku yang nampak kokoh di luar, tetapi rapuh di dalam, hanya menunggu waktunya kapan dia akan hancur.

Kematian yang diharapkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang