2

55 28 94
                                    

Aku kembali tersenyum tulus, "Tidak apa-apa, apa udah siap lanjut? "

Dia menganggukkan kepala ragu, "Aku kembali dilecehkan, " tukasnya kepadaku.

Aku seketika menganga, sadar akan hal itu aku langsung menutup mulutku, "oleh temanmu lagi? "

"bukan, oleh guruku"

"BRENGSEK, " aku mengepal tanganku dengan geram.

"Tapi yang membedakannya, sekarang ada saksi mata. teman-temanku melihatnya, dia melakukannya di depan teman-temanku, "

"Aku langsung lari ke kelas, aku melihat dia datang masuk ke kelas ku padahal bukan pelajarannya, aku berlari ke bawah meja sambil menangis, teman-temanku langsung melindungi dan mengatakan bahwa aku tidak ada di kelas baru dia pergi meninggalkan ke kelas dan meninggalkan banyak tanda tanya oleh murid lain yang tak tau apa-apa.

"Teman-teman ku mendukung aku untuk mengadukan ke orang tua dan sekolah, aku yang dulu tidak punya keberanian, dan mendapatkan dukungan oleh mereka, keberanianku mulai muncul"

"Dulu aku berharap ketika keluargaku tau, aku akan dipeluk erat oleh mereka dan mengatakan bahwa aku akan dilindungi dan semua akan baik-baik saja"

"Ternyata aku salah, hanya kakaku saja yang berinisiatif untuk melapor atas kejadian ini. Dulu aku pikir papa akan marah-marah datang ke sekolah meminta keadilan, "

"Ternyata aku malah mendapatkan hal yang menyakitkan, papa tidak mau ke sekolah, malah menyuruh mama ke sekolah"

" Di ruang BK, aku melihat mama menangis, aku tau dia terluka tapi aku lebih terluka, kenapa dia tidak mencoba menenangkanku? "

"Aku dengar dari percakapan dari mama dan guru BK bahwa kasus ini akan diselesaikan secara kekeluargaan. Lalu, aku bagaimana? Apa tidak ada yang mau menanyakan mau aku apa? Ketika aku melihat guru BK ku izin keluar sebentar, aku langsung bilang ke mamaku bahwa aku tidak ingin diselesaikan secara kekeluargaan, aku ingin mendapatkan keadilan dan dia dikeluarkan dari sekolah, "

"Waktu aku berkata seperti itu, aku kira mama akan mendengarkanku, tetapi dia malah membentakku mengatakan aku tidak tau apa-apa sebaiknya aku diam saja, "

"Hati aku sakit mendengarnya, aku ini korban, kenapa aku harus diam saja? apakah memang harus seperti itu ya? Lalu tujuanku melapor apa? "

"Kasus tersebut terus berlanjut, mama datang ke BK tanpa kehadiranku dan aku terus mengikut pelajaran sejarah dengan rasa takut"

"Aku benci ketika melihatnya yang merasa tidak bersalah, dia mengatakan ke semua murid bahwa ada yang melapor kalo dia kelewat batas dengan murid perempuan, dia playing victim. Dia bahkan sampai sekarang tidak pernah meminta maaf kepadaku, semua murid seakan-akan membelanya, kecuali teman-temanku yang tau"

"Hal yang menyakitkan yang ku kira teman-teman ku mendukungku, tapi ternyata aku salah. Ada yang mengatakan seperti ini ketika aku sedang menangis, " yah first kiss lo udah ga ada dong, "

"Ada pula yang mengatakan kepadaku seperti ini, " nanti kalo lu udah nikah, lu bilang ego ke suami lu nanti, "

"Ketika ada lagu bahasa inggrisnya yang ada kata kiss nya, temanku langsung melihatku dan tertawa "

"Ketika aku sedih terus-menerus temanku ada yang mengatakan kalo aku tidak akan sedih terus kalo aku dekat dengan Allah, bukankah secara ga langsung dia bilang aku kurang iman? "

Bahkan dulu ada temanku ada yang tau kejadian ini tanpa aku ceritakan, setiap hari aku tidak bisa tidur siapa yang menyebarkannya? apakah sebenarnya semua orang tau, tetapi diam saja? aku takut sekali, takut.
Aku ingat sekali ketika aku sedang kumpul bersama teman-temanku, mereka membahas kejadian yang sudah lewat 2 tahun, padahal aku sudah bilang jangan membahasnya karena aku tau aku tidak akan bisa mengendalikan diriku.

Sepulang dari main, aku menangis dalam diam, mungkin abang gojek melihat aku nangis, tetapi dia diam saja. Aku selalu berhasil menahan tangis dan ketakutanku di depan orang lain, tapi malam itu aku gagal.

Kamu tau kenapa? karena orang yang selama ini aku cari yang sudah memberitahu masa laluku adalah kakakku sendiri dan ketika aku marah-marah kepadanya, dia tidak mau disalahkan. Dan kamu tau? mama ku memaksaku untuk berbaikan kepada kakakku padahal dia jelas-jelas tau kenapa dengan alasan," ya mau gimana lagi".

"Kau tau? Dulu aku sempat mencari tau anak perempuannya dan aku berharap bahwa anaknya akan mendapatkan rasa sakit yang sama denganku"

"Ketika itu aku sedang berada di kelas, aku mengetahui bahwa mama ku ada di ruang BK, aku sangat sakit ketika mengetahui bahwa kasus tersebut selesai diselesaikan secara kekeluargaan tanpa bertanya kepadaku, "

"Oh iya aku lupa, mereka semua hanya takut nama baik keluarga maupun sekolah hancur, di depanku mereka yang mengatakannya sendiri, "

"Aku pernah hampir bunuh diri, aku menyayat tanganku, " lirih dia.

"Hayy, " panggilku ke dia.

"Aku sudah mencoba melewati ini semua, aku mencoba menghilangkan rasa traumaku, aku bahkan takut oleh papaku sendiri ditambah sifatnya yang jahat kepada mama, "

"Luka ketika aku sd yang bahkan sudah aku lupakan, muncul kembali semenjak kejadian itu terulang kembali, "

"Aku terus menyalahkan diriku sendiri, aku tidak bisa menjaga diriku sendiri, aku hina, aku tidak pantas untuk siapapun, "

"Aku tidak mau terus merasa seperti ini, tapi ini sangat susah. Sudah hampir tiga tahun, tapi sangat susah, setiap hari aku harus menangis terus-terusan dan ketika disentuh oleh orang lain aku harus mencoba tenang walaupun itu hanya sekedar memegang tanganku, "

"Kau tau? ada sesuatu yang baru saja ku ketahui? " tanyanya.

"Apa itu?" jawabku.

"Ketika aku menangis sampai sesak, lalu aku tertawa lalu menangis kembali, lalu terdiam. Kenapa ya aku bisa tertawa? " tanyanya bingung.

Sudah aku tidak sanggup mendengarkan. Aku menagis menahan sesak di dada. Aku langsung memeluknya, memeluk diriku sendiri. Yah, dia itu adalah aku. Bukankah tidak ada yang bisa mengerti diri sendiri selain diri sendiri?

Walaupun pelukan diri sendiri, tidak sehangat ketika dipeluk oleh yang kuharapkan, tetapi aku sedikit tenang. Kenapa? karena aku tau, aku tak akan pernah meninggalkan diriku sendiri.

.......

Terima kasih yang sudah menyempatkan waktu untuk membaca cerita ini, jangan lupa vote dan comment. Aku sangat bahagia jika ada yang memberikan kritik dan saran.

Di sini aku hanya mau bilang bahwa kita terkadang lupa menjaga ketikan dan ucapan kita kepada mereka.

Ucapan dan ketikan yang aku tulis itu benar adanya, so pleaseee udah yu untuk memberikan luka kepada mereka?

Mereka tidak salah, mereka hanya korban, at least kita sesama manusia harus saling mendukung untuk saling menguatkan. Jika mereka baca ini, apa yang ingin kalian katakan? kalo aku cuma mau bilang KALIAN HEBAT, LOVE U

Kematian yang diharapkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang