PtL (03)

1K 157 40
                                    

Rindu itu sangat mematikan.

Jangan coba-coba merasakannya atau kau akan keracunan sendiri.

Dengan susah payah Jennie berusaha menuntun kewarasannya untuk fokus pada apa yang di sampaikan sang mertua di depan sana. Mencoba menulikan telinga dari suara debaran jantungnya yang membrutal. Ia bahkan memaksa ekor matanya untuk tidak melirik ke samping, dimana pemuda itu tengah khusyuk mendengar sambutan dari nyonya Lim Su Yang.

Dari sekian banyak kesempatan, kenapa harus sekarang dia muncul? Kenapa dengan semua ketidak-sengajaan ini yang bahkan membuat semuanya rumit bagi Jennie.

Dia barusaja menata hati setelah beberapa hari lalu nyaris tergoyahkan oleh sosok itu. Dan tatkala Jimin menenggelamkannya dalam kubangan cinta yang ia buat, Taehyung justru muncul dan menariknya untuk keluar dari sana.

"Pada kesempatan yang bahagia ini, Ijinkan saya memperkenalkan menantu kesayangan saya, yang nantinya akan menggantikan saya mengurus Yayasan Harapan kedepannya. Kim Jennie, kemari, nak."

Jennie terkesiap tatkala namanya tiba-tiba di panggil. Ia sukses merebut atensi semua orang termasuk Kim Taehyung yang kini menoleh menatapnya. Nyonya Lim mengangguk sekali, memberi kode pada sang menantu untuk maju kedepan bersamanya.

Gadis itu mengayunkan langkah hingga membuat gaung suara ketukan sepatu high heels memenuhi aula. Di bawah sorot lampu, dia bersusah payah menutupi kegugupannya. Ekor matanya terus berlari ke arah dimana Taehyung tengah memperhatikannya saat ini.

Nyonya Lim merangkul Jennie dengan lembut. "Saya berharap lebih kepada menantu saya untuk melanjutkan harapan-harapan baru bagi mereka yang kurang beruntung. Saya yakin dia akan menyalurkan uluran tangan para pendonatur sekalian demi kesejahteraan bangsa dan negara."

Terdengar tepukan yang riuh mengiringi. Jennie tersenyum simpul. Meletakkan telapak kanannya di dada dan lantas membungkuk memberikan hormat.

Setelah acara penyambutan kecil itu usai, nyonya Lim memaksa Jennie untuk ikut serta membawa para donatur berjalan-jalan mengelilingi Rumah Impian sembari memberikan penjelasan seputar visi misi Yayasan Harapan.

"Jennie. Bisa lanjutkan dengan tuan Kim? Aku harus bertemu pendonatur di lokasi pembangunan untuk meninjau secara langsung." Nyonya Lim tiba-tiba memberikan sebuah tugas yang tidak bisa di anggap mudah bagi Jennie. Bukan perkara penjabaran dalam hal kerjasamanya, tapi ia akan kesulitan mengendalikan perasaannya.

Jennie melirik Kim Taehyung yang menatapnya datar sekilas. Lantas mengangguk dengan setengah hati.

"Baguslah. Kita akan bicara nanti. Tuan Kim, sayang sekali aku harus pergi sekarang. Tapi menantuku akan menjelaskan sisanya." Kata nyonya Lim pada Taehyung.

"Tentu, nyonya. Dengan senang hati."

Setelah berpamitan, nyonya Lim dan rombongan pergi. Menyisakan keadaan abnormal diantara Jennie dan Taehyung meski ada dua asisten Taehyung yang menemani.

Untuk yang pertama, Jennie tidak tahu harus memulai darimana. Semacam perkenalan diri atau apa? Mengingat Taehyung dan Jennie pernah dekat sebelum ini, rasanya perkenalan secara resmi sangat menganggu.

Beruntung saat itu Kim Taehyung berinisiatif untuk membantu mencairkan suasana.

"Hai," sapanya sembari mengulurkan tangan, "lama tidak bertemu. Bagaimana kabarmu, Jane?"

Oh sial. Jennie benci saat Taehyung memanggil namanya. Hal itu membuatnya terlempar ke masalalu lagi.

Dengan adanya setitik keraguan untuk menyambut jabatan tangan Taehyung, Jennie mematung beberapa saat dan memperhatikan tangan pemuda itu.

Permission to Love (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang