PtL (06)

789 118 3
                                    

"Pak, Park Chae Young ingin menemui anda." Namjoon mengajudani.

"Katakan aku sedang sibuk."

Bahkan sebelum Namjoon membungkuk, gadis yang di maksud menerobos masuk dengan tidak sabar.

"Aku tidak sangka kau mempunyai keberanian untuk menghindariku, Park Jimin."

Jimin membelalak. "Namjoon kau boleh pergi."

Dengan rasa kesal bercokol dalam dada, Namjoon terpaksa meninggalkan sang bos bersama Park Chae Young.

"Apa lagi yang kau inginkan?" Park Jimin menahan emosi habis-habisan. Berusaha sabar melihat tingkah gadis di hadapannya yang tengah hilir mudir di dalam ruangannya.

"Aku hanya merasa kesal kau mengabaikan surelku berkali-kali. Padahal kerjasama yang kuajukan cukup menguntungkan."

"Aku tidak perlu sponsor. Jadi kupikir jawabanku sudah jelas, pergilah!"

"Park Jimin. Jangan sombong seolah kesuksesan ini dengan mudah kau raih. Kau ingat bagaimana tendermu di batalkan?"

Kedua alis Jimin menukik. "Apa maksudmu?"

"Marvolo Jack. Cukup menggiurkan dapat bekerjasama dengan pengusaha berlian itu bukan? Tapi sayangnya dia terlalu bodoh soal wanita. Dengan sekali bisikan saja dia sudah bertekuk lutut di hadapanku."

Park Jimin nyaris tak dapat berkata apapun. Mulutnya menganga, hendak mengumpat namun tak sanggup.

"Jadi kau--"

Park Chae Young tersenyum hina, penuh kemenangan. Ia berjalan mendekati meja Jimin dan lantas duduk diatas meja di hadapan Jimin dengan menyilangkan kaki. Jari telunjuknya mengangkat dagu runcing Jimin, mendekatkan wajah pada pemuda itu.

"Sudah tahu siapa yang kau hadapi ini, Jim? Bagus. Dengan begitu aku tidak perlu memperingatkanmu lagi." Chae Young bertutur dengan suara rendah penuh hinaan, lantas mendorong dagu Jimin.

Park Chae Young menjadi gadis yang berbeda hanya dalam waktu semalam. Jimin tidak menduga jika gadis ini bisa menjadi selicik itu. Dia pikir Park Chae Young hanyalah gadis yang buta akan cinta. Ambisinya yang tak ingin terkalahkan membuatnya berubah menjadi monster dalam sekejap.

"Sudah tahu apa syarat yang diajukan Marvolo untuk meneken kontrak denganmu lagi?"

Alis Jimin mengkerut. Chae Young terkekeh meliaht usahanya mempermainkan pemuda di hadapannya sukses.

"Kau harus mengikut sertakan aku dalam setiap promosi yang kau buat. Atau lebih tepatnya kau harus menjadikan produkku sebagai brand ambassador tetapmu."

"Kau gila, Chae. Aku tidak akan sudi menyetujuinya."

"Oh benarkah?" Chae Young turun dari meja, lantas meraih sebuah bingkai foto kecil di atas meja Jimin.

"Istrimu wanita yang cantik, Jim," Jimin langsung menyahut bingkai foto tersebut, "atau bodoh kurasa? Aku yakin kau telah membodohinya tentang apa yang terjadi di Jerman."

"Tutup mulutmu, Chae!"

Char Young menutup mulutnya dengan tangan seraya berlagak sok kaget, "Ya Ampun. Jadi benar kau memutuskan untuk membohonginya? Kau sangat mencintainya, eh?"

Park Jimin telah kehabisan kesabaran. Ia menggebrak meja seraya berdiri dengan mata melotot tajam. "Jangan pernah sekalipun kau sentuh Jennie. Atau aku akan menghancurkanmu tidak peduli kau perempuan."

"Begitu, ya? Kau membuatku semakin ingin mengenal istrimu itu. Baiklah. Kuharap kau memikirkan tawaranku baik-baik. Aku mau iklan paling besar dengan merk ROSE di belakangnya. Aku tunggu."

Permission to Love (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang