Aku akan selalu berterima kasih untuk kalian yang selalu suport & terus kasih komentar menggemaskan. Aku baca semua komentar kalian tapi nggak bisa bales satu-persatu soalnya udah kehabisan kalimat buat nanggepin euphoria kalian. Tolong dukung aku sampai tamat❤️
•
Siang ini aku mendadak berharap bahwa aku tak pernah tumbuh dewasa.
Melihat kedua tangan memegangi telinga nampan, hatiku berdenyar. Haru tiba-tiba menggelitik pelupuk mata, menciptakan setetes genangan di bawah kornea.
Wanita berusia 60 tahunan itu tampak sama saja seperti yang diingat oleh otakku. Meski gurat jaman menggarisi setiap senti wajahnya, mataku masih menilai betapa mudanya ia untuk wanita seusianya.
Mata yang jernih, gigi yang utuh, dan kerut di beberapa bagian wajahnya tak mengubah kecantikan alami yang ia miliki. Bahkan sekarang ia turunkan padaku.
"Seharian ini restoran sangat ramai. Aku bahkan tidak yakin sudah makan atau belum. Kau, mau makan bersama ibu?"
Seingatku, makan bersama ibu artinya aku makan dari suap tangan ibu. Asal kalian tahu, ibu tidak pernah membiarkanku melakukan sesuatu tanpa makan dulu. Kendati saat itu aku sedang terlena oleh mainan rumah boneka baru pemberian ayahku, ia selalu menyodorkan sejumput nasi dari tangannya. Bodohnya, meski hanya nasi dengan garam, rasanya sungguh nikmat.
Cumi pedas. Aroma yang sama seperti yang masih kuingat. Ibu tak pernah lupa apapun tentangku meski tak jarang aku nyaris melupakan beberapa hal tentangnya.
Tenggorokanku yang saat ini tengah tercekat seolah di jejali oleh sebongkah batu, mendadak merasa lega setelah mendapat satu suapan cumi dari ibu.
"Jangan lupa untuk makan. Setidaknya makan nasi dua kali sehari. Semalas-malasnya satu kali sehari. Tapi sebisa mungkin kau harus makan nasi apapun kondisinya. Kau dengar?" seperti biasa, ia akan mengingatkanku soal makan. Aku tidak heran dan tidak keberatan meski harus mendengarnya setiap hari. Sebab notabenenya aku cukup kurus. Bagiku dan standart wanita korea sekarang, empat puluh delapan kilo dan tinggi seratus enam puluh delapan senti termasuk ideal. Pakaian wanita yang terjual di toko memiliki ukiran standart demikian. Jadi aku tidak pernah memandang rendah diriku.
Tapi ibuku, dia ingin aku memiliki tubuh yang subur. Baginya aku yang sekarang seperti anak kurang gizi.
"Kau sangat susah untuk makan. Ingat saat aku memberimu vitamin penambah nafsu makan, kau malah menjerit seperti anak yang barusaja di pukul dengan tongkat baseball."
"Bu, kalau kau bicara terus kapan nutrisi makanan ini sampai ke tubuhku? Bahkan enzim ptialin menolak mencerna makanan karna dia merasa dihakimi."
"Pintar sekali kau menjawab ibumu. Astaga kalau saja aku tidak lupa bahwa kau anakku yang paling berharga,"
"Akan kuberitahu kak Min Young kalau aku anak ibu paling berharga." sahutku menggodanya.
Ibu spontan bungkam. Menyahut sendok di samping mangkukku lalu mengangkatnya ke udara hendak memukul ujung kepalaku. Namun aku tahu ia tidak akan pernah melakukannya meski dunia memberinya pilihan terakhir untuk menyakitiku. Perlakuannya hanya sebatas gurauan. Sebab setelah itu ia mencebik dan meletakkan sendoknya lagi. Kemudian mengedikkan dagu padaku memerintah menghabiskan makanan.
"Bagaimana kabar suamimu?"
Dadaku mendadak bolong. Seperti memiliki lubang besar. Ada kegelisahan yang mulai merambat memenuhi rongga. Mencekik laring secara tiba-tiba. Kerongkonganku menolak untuk menelan sisa makanan membuat dadaku semakin sesak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Permission to Love (21+)
RomanceApa arti masa lalu bagimu? Sesuatu yang memberikan bekas luka pada hati dan enggan untuk di sembuhkan. Atau sesuatu yang membuatmu bahagia sampai tiap lembar kenangan usang itu masih tersimpan rapi dalam relung hati? Masa Lalu memiliki arti tersendi...