PtL (04)

922 130 37
                                    

Mobil BMW keluaran terbaru itu berderit dengan mulus di depan pintu keluar bandara.

Seorang gadis tampak tersenyum manis menanti seseorang yang ia tunggu datang. Begitu pintu depan mobil terbuka otomatis, gadis itu melangkahkan tungkainya perlahan dan masuk. Lantas tersenyum pada sang pengemudi yang mulai menjalankan mobilnya lagi.

"Maaf aku memintamu menjemputku. Kak Jin tidak mengangkat telponku." Kata gadis itu.

"Tak apa, Chae." balas Taehyung dengan senyum manis, "Bagaimana penerbangannya?"

Gadis cantik itu menghela napas panjang sambil menarik tangannya ke atas, "Lelah. Apa kau punya rekomendasi tempat yang nyaman untuk beristirahat?"

"Dirumahmu." Balas Taehyung.

"Ah, aku masih malas pulang. Bagaiamana kalau kita ke Myeong-dong saja? Aku rindu dengan jajanan disana." Usul sang gadis.

Kim Taehyung terkekeh, "Seperti pergi keluar negeri berbulan-bulan saja."

"Seminggu disana rasanya seperti sebulan, Tae. Sepertinya aku tidak cocok dengan cuaca disana. Panas sekali. Kulitku juga sepertinya mulai menghitam." Komentar gadis yang di kenal dengan nama Park Chae Young tersebut.

"Tapi menurutku lebih mudah bagimu untuk mengembalikan warna kulit itu."

"Ah benar, aku sudah berhasil membuat body lotion yang bisa memulihkan warna kulit yang terbakar oleh sinar matahari. Aku harus mencobanya sendiri setelah ini sebelum resmi di pasarkan."

Tak terasa mereka sudah sampai di pusat Myeong-dong. Segera saja Chae Young menghambur bak ayam yang kabur dari sangkar. Dia menghampiri satu persatu stand makanan disana dan benar-benar kelaparan dengan membeli satu persatu jajanan yang ada.

Taehyung pasrah saja saat ia harus menjadi korban yang membawa beberapa belanjaan Chae Young dan bersyukur bisa segera duduk di teras kafe. Pemuda itu memesan dua milkshake lalu membawanya pada sang gadis.

"Jadi, kau bertemu dengan Selena Gomez untuk apa sebenarnya? Dan kenapa harus di Jerman?" Pertanyaan itu sampai ke telinga gadis yang tengah melahap hotang.

Chae Young menyeka sisa saus di ujung bibirnya sebelum menjawab, "Untuk mengajaknya jadi brand ambassador merk kosmetikku. Dia sulit sekali untuk di hubungi. Menejernya juga hanya menjawab 'iya-iya' saja tanpa memberiku kepastian. Jadi saat kudengar dia mengadakan jumpa fans di Jerman, aku langsung terbang kesana."

"Lalu apa dia mau?" Tanya Taehyung lagi.

Gadis Park itu meletakkan sisa hotangnya, menyesap milkshakenya untung mendorong sisa makanan di mulut. "Tentu. Dia tergiur dengan konsep yang kupunya. Dan... Tadi kau sedang bekerja?"

Taehyung mengangguk saat dilempari sebuah pertanyaan oleh Chae Young. "Aku memutuskan untuk berdonasi ke Yayasan Harapan. Kudengar mereka membutuhkan donasi semacam obat-obatan."

"Ah, ya. Aku tahu yayasan itu. Aku tersentuh oleh ketulusan mereka yang menyalurkan bantuan pada orang yang kurang beruntung. Oh, atau lebih baik kedepannya aku ikut menjadi pendonatur juga?"

"Itu ide yang bagus kurasa."

Sesuatu lantas merangsek masuk ke dalam benak Taehyung. Benaknya berlari ke masalalu tanpa dapat ia cegah.

Kenangan yang masih berkesan lantaran masalalu itu bukan sesuatu yang ingin dilupakan oleh Taehyung seutuhnya. Sesekali ia terbuai oleh beberapa memori yang mendadak mampir di pelupuk mata.

Manis senyumnya,

Gurat merah di pipinya,

Aromanya yang manis seperti gula kapas,

Permission to Love (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang