PtL (05)

872 117 15
                                    

Sepagi ini Jennie sudah merasa bahagia. Pasalnya semalam ia mendapat kabar bahwa suaminya akan pulang hari ini.

Hal paling mendasar dalam sambutan kepulangan sang suami ialah, hidangan favoritnya. Park Jimin suka sekali sup daging kental. Jadi, mendorong troli yang semula kosong, Jennie sudah mendapatkan beberapa daging dan sayuran.

Langkahnya terus mengayun dan berbelok di stand buah-buahan. Untuk makanan penutup, Jennie memutuskan untuk membuat salad buah. Memilah dan memilih buah-buahan segar, Jennie terpikir untuk menambahkan kiwi pada saladnya. Tatkala tangannya meraih buah kecoklatan tersebut, tangannya bertabrakan dengan seseorang. Gadis itu memekik.

"Maaf, silakan ambil." Ujar Jennie pada gadis di depannya.

Gadis tersebut meraih buah kiwi yang sudah di kemas dalam kantung, lalu memberikannya pada Jennie.

"Ambil saja."

"Tidak apa, aku bisa ambil buah yang lain." Kata Jennie segan.

Tetapi gadis itu tetap menyodorkan buah tersebut hingga Jennie akhirnya menerima.

"Terima Kasih. Tapi sungguh, jika kau membutuhkannya--"

"Jangan serta merta memberikan apa yang seharusnya milikmu pada orang lain." Sela sang gadis, "jika orang lain berhasil memilikinya, kau yang akan menangis."

Mata Jennie mengerjap cepat, mencoba mencerna maksud dari kalimat gadis bersurai pirang tersebut yang berlalu setelah membuat Jennie bingung.

Memasukkan buah ke dalam keranjang, gadis Kim itu memutuskan untuk segera menyelesaikan belanjanya. Ia mampir sebentar ke rak minuman anggur sebelum pergi ke kasir.

Ada banyak jenis anggur terpajang disana, Jennie bukan tipe orang yang suka dengan minuman semacam ini jadi dia tidak terlalu paham yang mana yang enak.

Tatkala ia hampir menyerah untuk mengamatinya dan berpikir untuk mengambilnya secara acak, seseirang menyodorkan sebotol anggur di hadapannya. Betapa anehnya saat ia menemukan gadis tadi yang memberikannya. Alis Jennie mengerut heran.

"Kusarankan anggur ini untuk menemani makan malammu." Tuturnya.

"Bagaimana kau tahu aku akan makan malam?" Tanya Jennie, mulai menaruh curiga pada sang gadis berwajah khas barat itu.

Gadis itu mengedik pada keranjang Jennie. "Kupikir daging sapi cocok untuk makan malam. Jadi kusarankan anggur ini untuk menemani daging itu. Ini perpaduan yang cocok."

Perlahan, Jennie menerima botol anggur tersebut dengan sejuta pertanyaan menggantung di kepala. Ia masih memperhatikan gadis yang tengah berjongkok untuk memeriksa botol anggur di rak paling bawah.

"Apa kita pernah saling mengenal sebelumnya?" Tanya Jennie ragu.

Gadis itu memberikan senyum miring, "mungkin."

"Tapi aku merasa kita belum pernah bertemu sebelumnya." Tuntut Jennie.

Gadis itu menemukan sebotol anggur yang ia cari, berjalan mendekati Jennie dengan ekspresi yang sulit di tebak, "kalau begitu, kurasa kita akan sering bertemu kedepannya."

Meninggalkan seulas senyum licik, gadis itu benar-benar berlalu pergi. Menyisakan Jennie yang merasa seolah dirinya tengah di teror oleh rasa takut. Maka, ia cepat-cepat pergi ke kasir untuk menghindari kehadiran gadis itu lagi.

Sudah merasa cukup tenang setelah keluar dari tempat belanja tersebut, Jennie bermaksud untuk mampir ke toko bunga.

Melihat macam-macam bunga yang tampak segar setelah di siram oleh pemiliknya, gadis itu bersemangat untuk membeli beberapa tangkai untuk di jadikan hiasan di dalam vas.

Permission to Love (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang