✨ Selamat Membaca✨
"Nih," ucap Ameera sambil menyerahkan bungkusan kepada Amira lalu duduk di sofa.
"Terima kasih," ucap Amira sambil menerima bungkusan.
"Emm...ini es krimnya terlalu banyak," ucap Amira.
Ameera menoleh kearah Amira.
"Gue sengaja beli banyak biar lu bisa ngemil," ucap Ameera lalu kembali memainkan hp.
"Oh begitu terima kasih banyak," ucap Amira dan dibalas deheman oleh Amerra.
Amira tampak ragu-ragu.
"Anu..emm...mau makan bareng ga?" tanya Amira kepada Ameera.
Ameera menoleh lalu berdiri menghampiri Amira.
"Gua pindahin es krimnya ke kulkas biar ga cair," ucap Ameera.
"Oke," ucap Amira.
Ameera menata es krim di freezer dengan rapih.
"Ini kamu pilih mau makan yang mana," ucap Amira sambil menaruh bungkusan di meja makan kecil.
"Lu aja yang pilih duluan," ucap Ameera setelah duduk sila di ranjang.
Amira memilih nasi Padang lalu mencuci tangan dikamar mandi begitu pun Ameera.
Selesai makan Ameera pamit pulang karena sudah jam 11 malam.
Sesampainya di kamar Ameera merebahkan dirinya di atas kasur empuknya dan tak berselang lama ia tertidur pulas.
Seminggu kemudian laporan hasil DNA dan laporan identitas Amira sudah keluar dan teman-teman Ameera sudah kembali ke Jakarta Selatan sejak 3 hari yang lalu karena harus mengurus bisnis mereka.
Saat ini Ameera berada di rumah sakit di ruang kerja Fania.
"Bagaimana hasilnya?" tanya Ameera setelah duduk di sofa.
Fania menyerahkan map coklat kepada Ameera.
Jantung Ameera berdebar dengan cepat saat membuka map tersebut.
Kata demi kata Ameera baca dengan teliti dan matanya berhenti di sebuah angka yang menunjukkan kecocokan DNA dan ternyata hasilnya 99,9%.
Mata Ameera melebar dengan sempurna.
"I..ini serius?" tanya Ameera dengan wajah kagetnya.
Fania mengangguk pasti.
"Dari hasil rambut yang aku teliti selama seminggu, DNA kamu dan dia cocok hampir 100%," ucap Fania.
"Tapi orang tua aku ga pernah bilang kalo punya anak kembar," ucap Ameera.
"Aku tau, tadinya aku juga ga percaya tetapi sudah beberapa kali aku teliti ulang hasilnya tetap sama," jelas Fania.
Ameera termenung sejenak.
"Oke ka makasih, aku balik ke kamar Amira dulu," ucap Ameera lalu berjalan keluar dari ruangan.
Ameera memasuki kamar dengan melamun.
"Mir lo punya saudara ga si?" tanya Ameera setelah duduk di sofa.
Amira menoleh ke arah Ameera.
"Punya tapi dia saudara angkatku dan kami seumuran," ucap Amira.
"Kalo saudara kembar gimana punya ga lu?" tanya Ameera dan menunggu reaksi Amira.
"Hah? Ga punya," ucap Amira sedikit bingung dengan pertanyaan Ameera.
Ameera memberikan map coklat kepada Amira. Terlihat jelas wajah kebingungan Amira.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMEERA
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM BACA) Ameera yang selama ini mengira bahwa dirinya adalah anak tunggal dikagetkan dengan kehadiran kembarannya yang selama ini tidak pernah dia dengar kabarnya. Karena suatu hal Ameera memutuskan untuk bertukar peran dengan kembarann...