✨ Selamat Membaca✨
Ameera meletakkan hpnya diatas meja kerja lalu bersender ke kursi.
“Informasi apa yang sudah kau dapatkan?” orang yang Ameera tanya membuka suara.
“Saya menemukan informasi penting tentang nona Amira,” Ameera langsung duduk tegap saat mendengarnya.
“Lanjutkan,”
“Nona Amira ditemukan oleh pak Hendra saat dia sedang bertemu patner bisnisnya di Amerika. Saat itu nona Amira berumur 6 tahun dan saat ditemukan penampilan nona sangat memprihatinkan, pak Hendra yang melihat itu merasa kasihan lalu dia segera membawa nona ke rumah sakit dan setelah itu pak Hendra mengangkat nona Amira menjadi anaknya dan saat kembali ke Indonesia istri pak Hendra tidak terima dengan kehadiran nona dan segitu saja informasi yang saya dapatkan nona,” Ameera mengangguk paham.
“Baiklah, terima kasih atas kerja kerasmu,”
“Tidak masalah nona,”
“Kau boleh keluar sekarang,” orang itu mengangguk lalu segera keluar dari ruangan.
Ameera menopang dagunya diatas meja.
Terlihat seperti melamun tapi sebenarnya ia sedang berdebat dengan pikirannya.
“Ini benar-benar membuat gua pusing! Jadi, siapa sebenarnya orang dibalik semua ini?” Ameera memijat sebentar pelipisnya lalu beranjak dari kursi.
Melihat jam ditangannya, Ameera segera mengambil kunci mobilnya lalu keluar dari ruangan.
“Bekalnya udah jadi Hans?” Hans memberikan rantang kepada Ameera.
“Terima kasih, aku pergi dulu,” Hans mempersilahkan Ameera pergi.
Selama diperjalanan menuju rumah sakit, Ameera masih memikirkan perkataan bawahannya tadi.
Bagaimana bisa Amira berada di Amerika? Siapa yang menculiknya? Siapa orang yang merencanakan semua ini?
Berbagai pertanyaan terus lewat dipikirannya hingga ia sampai di rumah sakit.
“Assalamualaikum,” Ameera masuk kedalam ruangan.
“Wa'alaikumsalam!” dengan semangat Amira membalas salam Ameera.
“Seneng banget kayaknya,” Ameera meletakkan rantang diatas meja.
“Seneng dong, he...he,” Amira terkekeh kecil.
“Nih gua bawain makanan sesuai pesanan lu,” ucap Ameera sambil menyentuh rantang.
“Wih beneran? Yey!” Amira terlihat senang akan hal itu sebab ia sudah mengidam-idamkan makanan rumah.
“Buru gih makan, nanti keburu dingin,” Amira mengangguk semangat.
Ameera membongkar rantang lalu menyusunnya diatas meja makan Amira.
“Selamat makan~” ucap Amira setelah membaca doa.
Ameera tersenyum senang melihat Amira tampak senang dengan apa yang ia berikan.
Sabar, tinggal 5 hari lagi dia bisa pulang ke rumah - pikir Ameera.
Setelah menghabiskan makanannya Amira merasa kenyang dan senang.
“Ameera,” panggil Amira.
“Hm?”
“Gimana kegiatan sekolah kamu?”
“Aman aja,”
“Aman gimana?”
KAMU SEDANG MEMBACA
AMEERA
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM BACA) Ameera yang selama ini mengira bahwa dirinya adalah anak tunggal dikagetkan dengan kehadiran kembarannya yang selama ini tidak pernah dia dengar kabarnya. Karena suatu hal Ameera memutuskan untuk bertukar peran dengan kembarann...