[AMEERA] 7

10 11 0
                                    

✨ Selamat Membaca✨

Reyhan memberikan botol air minum ke Sean dan Erik.

"Eh tadi gua ketemu sama Amira di kantin tapi kok pipinya merah kayak abis ditampar gitu, lu tau ga kenapa?" tanya Reyhan ke mereka berdua.

"Abis ditampar sama ibunya tadi," ucap Erik.

"Mereka ribut?" tanya Reyhan lagi.

"Iya kayaknya," kali ini Sean yang menjawab.

"Kasian dia," ucap Reyhan.

Lebih kasian lagi ibunya. - batin Sean dan Erik berbarengan

Mentalnya breakdown wkwk.

"Ke rooftop yok," ucap Sean dan disetujui keduanya.

***

Kini Ameera berada di rooftop dan sedang mentelepon seseorang.

"Halo ka Nisa, tolong buat janji pertemuan dengan direktur pemasaran di perusahaan Bandung untuk besok jam 2 siang," ucap Ameera.

"Baik nona akan saya buatkan," ucap Nisa sekretaris Ameera.

"Oke, kalau begitu aku tutup telponnya," ucap Ameera lalu menutup telepon.

Ameera merebahkan dirinya di kursi panjang dan menutup matanya menggunakan lengan setelah melepas kacamatanya.

"Tidur sebentar deh 10 menit," batin Ameera dan mulai tertidur.

Baru beberapa menit Ameera tertidur ada beberapa anak yang datang ke rooftop dan membuat tidur Ameera terganggu karena berisik.

"Aish," kesal Ameera lalu mengubah posisi menjadi duduk.

Ameera melihat sekitar dan menemukan keberadaan Sean dkk.

Entah apa yang mereka bicarakan sampai-sampai membuat orang disekitar terganggu dengan ocehan mereka.

Ameera mengambil batu kerikil dari pot tanaman didekatnya lalu melemparnya kearah meja yang mereka tempati.

Mereka bertiga kaget lalu melihat kearah Ameera yang sedang melihat kearah mereka dengan muka datar.

"Lo pada berisik tau ga! Ganggu gua tidur! Bisa diem ga?" ucap Ameera dengan ngegas.

"Eh galaknya," ucap Erik bergidik ngeri.

"Iya sorry sorry," ucap Reyhan.

"Eh tapi dia siapa? Ga pernah liat gua," ucap Sean sambil memperhatikan Ameera.

"Eh iya juga ya, gua juga baru ngeliat muka dia," ucap Erik yang juga memperhatikan Ameera.

"Cakep banget tuh cewek," ucap Reyhan dan disetujui Sean dan Erik.

Mereka saling menatap satu sama lain dan pikiran mereka sama-sama penasaran dengan cewek yang berani melempari mereka dengan batu kerikil.

"Samperin yuk," ajak Erik dan mereka pun menghampiri Ameera.

"Hai," sapa Erik tepat didepan Ameera.

Ameera menoleh keatas dan melihat Erik dkk.

"Kenapa," balas Ameera dengan dingin.

"Dingin amat sih neng," ucap Erik lalu duduk disebelah Ameera.

Apaan sih nih bocah sok akrab banget. - batin Ameera

AMEERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang