Bagian 11

394 67 7
                                    

[ Hans Italio Fraza ]

Selamat membaca.

"Aku di mana?"

Yohan langsung menyapa Hans agar Hans melihat dia untuk pertama kali.

"Hi nak! Anak ayah apa kabar?" Tanya Yohan.

Hans menggeleng dan menjauh, dia tidak ingat apa-apa, dia hanya ingat kalau dia punya satu teman, Viona.

"Viona mana?" Tanyanya.

Alasan Hana ingat Viona karena Viona lah yang dia lihat saat Gozamnya lepas. Apalagi ada yang memanggil nama Viona sebelum Hans pingsan.

Yohan tiba-tiba menatap Jihan.

Dia ingin minta penjelasan Jihan.

Flashback.

"Kau sedang memikirkan apa kak?" Tanya Risa.

"Tentang Hans dan kabut hitam yang di kamar Hans kemarin, aku curiga itu ilmu hitam."

"Kabut hitam?" Tanya Risa yang bingung dengan perkataan kakaknya.

"Risa apa Hans pernah sakit atau pernah mengeluh kesakitan?" Tanya Jihan.

Risa menggeleng.

"Gozam."

Jihan langsung memanggil Ryota yang sedang mengakses kamera pabrik kosong itu dengan Mack, Jihan mengajak Ryota untuk ikut dengannya ke suatu tempat.

Saat di perjalanan Jihan selalu memikirkan Gozam, dia tau Gozam dari teman lamanya yang juga memakai hal itu, tapi Gozamnya sudah hilang sekarang.

Jihan turun dari mobil dan masuk ke dalam gerbang rumah temannya.

Dia mengetuk pintu dengan harapan menemukan titik terang.

"Eh Jihan ada apa?" Tanya temannya.

"Kya bantu aku!"

"Silahkan masuk."

Jihan menatap lama anak dari Kya, anak laki-laki tampan itu seperti bocah 10 tahun yang masih menggambar di buku dengan krayon, padahal dia sudah 24 tahun.

"Gozam?" Tanya temannya.

"Iya, keponakan ku memiliki Gozam di dalam tubuhnya, kau pernah curhat padaku kalau putra mu memiliki Gozam akibat ilmu hitam yang dilakukan oleh suami mu kan?" Tanyanya.

Kya mengangguk.

"Apa keponakan laki-laki mu juga?" Tanya Kya.

Jihan mengangguk.

"Apa ciri-ciri anak yang memakai Gozam?" Tanya Jihan.

"Kalau putraku dia akan bertingkah menyeramkan jika sangat marah, karena Gozam akan mengendalikan dia untuk membunuh orang lain, setelah itu Gozam akan lepas sementara dan kembali lagi saat putraku sudah mulai stabil."

"Apa dia membunuh orang?" Tanya Jihan kaget.

"Tidak, dia lebih ke binatang, kadang burung atau kucing, mengerikan memang, tapi aku selalu mengajarinya untuk terus mengontrol Gozamnya, untunglah saat aku dan suami ku bercerai putraku jadi milikku, kami memanggil orang pintar untuk mencabut Gozamnya."

"Bagaimana caranya?" Tanya Jihan.

"Kau beli belati baru dengan gagang kayu, rendam di air mawar selama 1 hari dan pakai untuk menusuk jantung keponakan mu."

Penyesalan √ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang