|-Tujuh-|

186 50 11
                                    

Hati-hati sama Typo:>

Happy Reading!!🌸🌸
______________________

Ceklek..

BOOM!!

Mereka serempak berjengit kaget saat suara ledakan yang keras terdengar dari bawah, Lisa dengan semangat berlari menuju pinggir tempat penonton biasa menonton lalu berseru senang.

"Kak Jisoo! Kalahkan kakak pertama!" Jisoo meliriknya sebentar sebelum kembali fokus.

"Anggrek biru." tangan Rosè terlilit anggrek itu selama sepersekian detik sebelum anggrek itu terbakar.

"Seranganmu terlalu sederhana, tingkatkan." Rosè melompat saat Jisoo menyerangnya.

"Ini pertandingan yang lumayan seru." Jin mengangguk-angguk.

Sreet..!

Rosè berhenti saat lengannya tergores sesuatu, Jisoo menyeringai lebar.

"Apa kakak lupa? Manipulasi benang." tiba-tiba muncul benang disekitar Rosè.

Jimin menatap tak percaya, "Dia tidak bisa bergerak! Jika bergerak pasti akan tergores atau bahkan terpotong-potong!"

Di wajah Jisoo muncul tato bergambar jaring laba-laba, entah apa hubungannya dengan kekuatannya ini.

"Oh? Salamander merah." sekarang di belakang Rosè muncul salamander besar yang mengeluarkan apinya.

Api itu membakar semua benang Jisoo membuat Rosè bisa bergerak bebas kembali. Di dekat mata Rosè muncul tato bergambar api.

"Mari bertarung dengan lebih serius." salamander di belakangnya menghilang.

"Blue Rose." di pipinya muncul tato bergambar mawar.

Mawar merambat dari tanah dan langsung mengikat Jisoo. Lisa kembali berseru senang.

"Mawar kakak merambat lebih cepat dari sebelumnya! Itu hebat sekali!!" Jennie memutar bola matanya malas.

"Kau berganti kubu." Lisa tersenyum lebar.

"Aku tidak peduli! Kakak pertama yang terhebat!!" Rosè mengepalkan tangannya membuat mawar yang mengikat Jisoo semakin kencang.

"Black Rose." mawar yang tadinya berwarna biru itu berubah menjadi hitam.

Jennie yang awalnya santai langsung mendelik kaget, dia memukul pembatas dengan keras.

"Kakak! Hentikan! Kau bisa membunuhnya!!" Rosè seakan tuli dan tetap melanjutkan triknya.

Jisoo sendiri masih berusaha melepaskan diri tapi mawar itu malah mengikatnya semakin kencang, dia tidak bisa bergerak sama sekali.

"Bagaimana ini? Sepertinya kakak memiliki dendam dengan kakak kedua." Lisa yang awalnya senang berubah takut.

"Memang kenapa?" pertanyaan Felix mewakili kebingungan mereka.

"Mawar hitam milik kakak mengandung racun paling berbahaya, menyentuhnya sama saja dengan mencari mati!" Jennie mencengkram pembatas itu kencang.

"Aku— aku menyerah!!" tepat setelah Jisoo berseru, mawar itu perlahan menghilang.

Jisoo jatuh terduduk dengan nafas terenga-engah, Rosè menatapnya datar. "Kau lemah, Jisoo."

Deg!

Jisoo terdiam menatap lantai, tak percaya dengan apa yang dikatakan kakaknya. Dia... Lemah?

"Kakak! Itu sudah keterlaluan, kakak kedua sudah berusaha sekeras mungkin! Bahkan aku juga tidak akan bisa melawan kakak jika hanya sendiri!" Rosè menaikkan satu alisnya.

The First PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang