|-Empat Belas-|

165 33 8
                                    

Hati-hati sama Typo:>

Happy Reading!!🌸🌸
_____________________

"Paman!!"

Dia menoleh saat anak kecil yang baru saja menyebutnya paman memanggilnya, "Ada apa?"

"Kapan kakak akan datang menjemput? Paman bilang kakak akan segera menjemput Junkyu, tapi ini sudah 5 hari.. Junkyu merindukan kakak.." dia menunduk sedih, memandang mainan ditangannya tak berminat.

Junkyu, si bungsu adik Rosé yang sekarang sedang diculik menatap 'paman' itu dengan memelas. Dia ingin cepat-cepat pulang dan bertemu kakaknya saja.

"Kemari." orang itu mengulurkan tangannya. Junkyu menurut lalu menghampirinya yang langsung dipangku olehnya, kebetulan dia sedang duduk di singgasana miliknya.

"Apa kau sangat merindukannya?" tanyanya penasaran.

Junkyu langsung mengangguk, "Hum! Junkyu sangat rinduu!!"

"Kenapa? Apa ada alasan kenapa kau sangat menyukainya? Bukankah kakakmu adalah seorang penjahat—" Junkyu dengan beraninya menutup mulut orang dihadapannya. Padahal para pelayan dan orang yang mengasuh Junkyu sudah berkeringat dingin tidak berani menatapnya.

"Bukan! Kakak bukan penjahat! Kak Jennie juga bilang begitu, kakak hanya berusaha melindungi orang yang dicintainya. Paman tidak boleh berkata begitu, kakak sangat baik padaku yang bahkan bukan keluarga kandungnya sendiri." ujarnya sedih, paman tadi mengelus surainya lembut.

"Bisa ceritakan semua tingkah baik yang kakakmu lakukan? Jika iya, akan kuberikan susu coklat ini." dia menunjuk kearah samping, menampilkan asistennya yang membawa segelas susu coklat diatas nampan.

Mata Junkyu berbinar, "Oke! Paman iblis, tolong berikan susunya sekarang."

Yang disebut tertawa lalu mengangguk, dia mengambil segelas susu itu lalu memberikannya pada Junkyu. "Nah, sekarang ceritakan."

"Jadi, kakak selalu menyiapkan sarapan untukku sebelum pindah ke istana. Kakak juga selalu tersenyum setiap aku melakukan pekerjaan yang bagus, senyumnya sangat indah!" ujarnya bangga sambil sesekali meminum susunya.

"Oh ya? Seindah itu?" Junkyu mengangguk, "Sangaaatt indah!"

"Lalu, kakak juga pernah menjagaku saat aku tidak bisa tidur lalu menemaniku hingga aku tertidur. Kakak selalu memberikan semua hal yang aku mau, bahkan saat Junkyu tiba-tiba ingin es krim di malam hari. Lalu...."

_

"Yang Mulia, biar saya bawa Tuan muda ke kamarnya." asisten tadi membungkuk hormat meminta izin.

Dia berpikir sejenak, menatap Junkyu yang sekarang tertidur lelap dipangkuannya. Dia terkekeh, "Apa kau percaya apa yang tadi dia katakan? Tentang Rosé yang tersenyum kepadanya."

"Jujur saja saya agak tidak percaya, Yang Mulia Putri bukan orang yang akan tersenyum hanya karena hal kecil. Tapi yang berbicara adalah anak kecil, terlebih itu adik kecil Putri jadi saya bingung harus percaya atau tidak." ucap asistennya ragu, antara iya dan tidak.

"Benarkan? Aku juga berpikir begitu, Rosé tidak pernah tersenyum bahkan saat bersama kekasihnya dulu. Ada yang aneh dengannya sekarang. Yah, lupakan tentang itu. Aku akan membawanya ke kamarnya, minta pelayan untuk menyiapkan baju dan segala macam untuknya. Kupikir kakaknya sebentar lagi akan datang jadi mari buat pertunjukan yang menarik."

Seringaian terbentuk diwajahnya, dia berjalan kearah pintu keluar berniat membawa Junkyu ke kamarnya.

"Saat kakakmu datang nanti, tolong tidurlah saja sampai teaternya selesai oke?" bisiknya pelan ditelinga Junkyu, karena merasa terganggu dia sempat bergerak sebentar untuk menyamankan posisi yang langsung diberi kekehan oleh sang penggendong.

The First PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang