|-Tiga Belas-|

102 30 0
                                    

Hati-hati sama Typo:>

Happy Reading!!🌸🌸
_____________________

"Hah?"

Rosé menatap tak percaya kearah Jisoo, "Katakan lagi."

"J-junkyu berada di wilayah iblis, kami tidak bisa sembarang masuk jadi.." dia meremat gaunnya, takut jika kakaknya tiba-tiba marah. "Kami belum menyelamatkannya."

Brak!

"Ulangi, kau apa? Jisoo, bukankah sudah kubilang untuk bertanggung jawab atas semua kesalahan yang sudah kalian bertiga lakukan?" mata Rosé sedikit menajam, baru kali ini Jisoo lihat Rosé marah dengan serius. Kakaknya bahkan sampai mengeluarkan aura membunuhnya.

"T-tapi yang menculik Junkyu adalah Raja Iblis, jika aku sembarangan bergerak Junkyu bisa dalam bahaya. Kakak, mohon mengerti." dia menunduk dalam saat tatapan kakaknya makin menajam.

Rosé memijat pelipisnya, "Kembalilah ke kamarmu. Akan kuurus masalah ini."

Jisoo seketika mendongak kaget, "Apa kakak akan pergi kesana? Tapi Raja Iblis adalah orang yang sangat berbahaya dan licik! Lebih ba—"

"Sudah kubilang untuk kembali ke kamarmu!" Jisoo tersentak, dia segera berdiri lalu berlari menuju kamarnya.

Rosé memukul dinding kamarnya sedikit frustasi, masalah utama disini adalah kekuatannya. Entah apa yang terjadi tapi dia merasa ada yang salah dengan kekuatannya. Itu seperti melemah..

"Benar.." dia terpikirkan sesuatu. Ayahnya pasti mengetahui sesuatu tentang masalah ini. Masalah atau yang berhubungan tentang kekuatannya.

|
.
|
.
|

Klak..!

"Yang Mulia Putri Roséanne memasuki ruangan!"

Kaisar terkejut saat penjaga diluar mengumumkan kedatangan anak sulungnya. Putrinya itu benar-benar mendatanginya? Apa dia tidak salah ruangan?

"Ini adalah keajaiban." ucapnya tanpa sadar.

"Apa yang 'kejaiban', Baginda?" Baekhyun mengernyit tak paham, padahal mereka ada ditengah-tengah rapat begini. Tapi Rosé malah tiba-tiba mendatangi mereka.

"Putriku tentu saja." senyumnya misterius.

Rosé menatap datar seluruh orang yang berada di ruangan itu. Dia membungkuk hormat, "Putri pertama ini memberi salam pada Ayahanda."

"Bangun Rosé, sebuah keajaiban kau datang kemari. Jadi, apa ada sesuatu?" tanya sang Kaisar langsung.

Rosé menatap sekitar dulu sebelum mengatakan apa yang dia inginkan. Sebenarnya dia tidak ingin mengganggu rapat ini, tapi masalah tentang Junkyu lebih mendesak. Terlebih jika dia memaksakan ketiga adiknya untuk menyelamatkan Junkyu, malah akan ada korban nantinya. Dan tentu saja korban itu adalah adik-adiknya.

"Bisakah saya mengajukan pembicaraan pribadi? Sekarang juga." dia menunduk untuk kembali memberi hormat.

"Apa itu sangat mendesak?" sang Kaisar bertanya memastikan. Jarang-jarang Rosé berbicara pribadi dengannya.

"Iya, ayah. Ini sangat penting." dia menatap mata ayahnya langsung, seakan itu sebuah kode.

Kaisar yang paham mengangguk, "Baiklah, apa kalian mendengarnya? Putriku ingin menyampaikan hal penting jadi kita akan lanjutkan rapatnya nanti, kalian bisa beristirahat dulu."

Dia berjalan turun lalu pergi keluar diikuti Rosé. Sebelum dia ikut pergi, dia menyempatkan diri untuk membungkuk pada para tamu diruangan itu.

"Saya minta maaf sudah mengganggu waktunya." ucapnya sebelum pergi.

The First PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang