Key menyeringai senang setelah Victor meninggalkannya sendirian di kamarnya yang luas, saat ini Key sedang ingin makan kari jadi Victor sedang pergi membelikannya. Key segera beranjak dari kasur dan mengelilingi setiap jengkal ruangan tersebut, menyentuh semua benda yang menurutnya menarik, yang paling ia sukai adalah peralatan game yang dimiliki Victor, PC gaming dan PS 5 yang selama ini Key impikan, sepertinya Victor adalah seorang gamer, atau malah youtuber?
"Hah.. Seandainya kehidupanku sama seperti dia, aku akan membeli segala benda yang aku sukai dan bermain game sepuasnya," Key kemudian menarik laci dari lemari kecil yang nampak mewah, ia terkejut saat melihat ada banyak uang di dalam sana, "Ah... enaknya jadi anak orang kaya, apakah aku boleh mengambil beberapa lembar?" tanyanya dengan niat besar untuk meraih uang-uang tersebut, tapi ia membatalkan niatnya saat menyadari terdapat cctv di sudut kamar.
Key mendengus kesal, "oke, saatnya mandi," ucapnya langsung berjalan menuju kamar mandi, sekali lagi Key merasa iri karena Victor memiliki kamar mandi pribadi di kamarnya, "pasti dia seorang pengedar narkoba karena itu lah dia bisa se-kaya ini."
Setelah mandi, Key segera mengeringkan badan dengan handuk Victor, ah, entah kenapa ia suka wangi handuknya. Key menggeleng, "tidak-tidak, aku tidak mungkin suka sama seorang pengedar narkoba," ia kemudian membuka lemari pakaian, rasanya ia ingin pingsan saat melihat pakaian yang mewah-mewah itu, "bagaimana dia bisa memiliki pakaian-pakaian yang semewah ini?" gumamnya sembari memilih pakaian yang paling keren untuk dipakai, pilihannya jatuh pada piyama bercorak bintang-bintang, ia segera mengenakannya.
Key bergeser ke depan kaca lebar di samping lemari, "pakaian ini terlalu besar untukku, tapi aku nampak imut." Key tersenyum senang setelah memuji dirinya sendiri. Ia berputar dengan sok imut di depan kaca, "benar-benar imut."
Key kembali memfokuskan diri pada lemari pakaian, ia memilih pakaian yang akan ia minta pada Victor, siapa tahu dia mau berbaik hati dan memberikannya pada Key. Saat tengah sibuk memilih pakaian, ia menemukan sebuah foto berwarna hitam putih yang terletak di dasar lemari. Ia merasa tidak asing dengan wajah dua anak kecil di foto tersebut, "bukankah itu aku? dan itu.. dia? eh?" gumam Key tak percaya, dia kemudian membalik foto tersebut, dibaliknya terdapat sederet kalimat dengan tulisan yang jelek, "aku takut untuk tumbuh dewasa, aku takut kau akan melupakanku, atau malah aku yang melupakanmu." Baca Key dengan kedua alis yang tertaut, ia mencoba mengingat sesuatu yang sangat tidak jelas.
Dan tersusunlah kembali potongan yang selama ini hilang dari diri Key.
Seolah ia menemukan potongan terakhir dari sebuah puzzle.
Yang pada akhirnya membuat ia paham dengan pertunjukkan pelik yang selama ini ingin ia mengerti.
Akhirnya ia memahaminya, alur cerita yang menyimpang itu.
Akhirnya ia menyadari seorang karakter yang sedari dulu ingin memunculkan diri, karakter dengan peran penting yang tiba-tiba menghilang.
Wujud itu pun mulai terkuak, melalui diri seorang Victor.
Ia adalah seseorang yang bisa membantunya melalui setiap kemalangan, untuk menaklukkan setiap luapan dosa dan dendam.
Akhirnya ia kembali menguatkan diri untuk menghadapi masa depan yang kelam dan penuh teka-teki.
Hingga nanti rantai kesedihan ini berakhir,
Dan akhirnya ia bisa melindungi jiwa teguhnya.
Kisah tanpa petunjuk ini pun akan berakhir.Key segera berlari menuju pintu depan, dan ia tersenyum senang saat mendapati Victor baru saja memasuki apartemennya. Memeluk tubuh jangkung itu dengan erat, "bodoh." bisiknya pelan tepat di depan telinga Victor. Victor mengernyit tak paham, "kau benar-benar bodoh." ulang Key hampir menangis.
"Kau ini bicara apa?" Tanya Victor balas memeluk Key, tubuh mungilnya terasa pas dipelukannya, terasa nyaman dan menenangkan.
"Aku menyuruhmu membeli kari, bukan pizza." Ucap Key berbohong, "dasar bodoh." lanjutnya melepaskan pelukan yang sebenarnya ia tak mau.
Victor mendengus sebal, "darimana kau bisa tahu aku membawa pizza?"
"Bungkus plastiknya kan bergambar pizza, bodoh." Jawab Key menarik telinga Victor.
"Sakit, bangsat." Victor memukul tangan Key pelan.
"Oh.. Kau berani berkata kasar pada teman masa kecilmu?"
"..." Victor terkejut mendengarkan pertanyaan Key, tanpa sadar ia melepaskan genggamannya pada sebungkus pizza yang sedari tadi ia bawa, membiarkan sekotak makanan itu tergeletak di lantai.
"EH?" Key juga turut terkejut sendiri atas apa yang baru saja ia katakan. Ia menggeleng-gelengkan kepala dan memaki dirinya sendiri.
"Jadi kau sudah mengingat semuanya?" Victor menggenggam kedua bahu mungil Key, menatapnya dengan intens.
"Apa maksudmu?" Tanya Key pura-pura tidak tahu, tapi gelagatnya nampak seperti orang yang ketahuan habis mencuri.
"Kau tahu bahwa kita dulu berteman. Kau ingat." Jelas Victor dengan raut serius. Kini matanya yang indah menatap wajah Key dengan tajam, meminta penjelasan atas apa yang telah Key katakan.
"Tidak."
"Jangan berbohong, tidak mungkin aku salah orang, kau adalah Key."
"Aku memang Key, kau kira aku siapa? Ariana Grande?" Tanya Key berniat melawak untuk mengalihkan topik pembicaraan, tapi lawakannya tidak lucu sama sekali. Ia malah membuat Victor semakin yakin dengan pemikirannya.
Victor kini kembali memeluk Key, "kau tidak tahu seberapa aku merindukanmu?" tanyanya sembari menenggelamkan wajahnya di bahu mungil Key, kini wangi Key sama seperti Victor karena pakaian yang dikenakannya.
"Hei, apa-apaan kau ini?" Key yang tadinya menikmati pelukan Victor kini merasa risih, saat pemuda tampan itu mencoba membuka baju Key. Ia kesal, ini adalah pelecehan, tapi rasa kesalnya menghilang saat Victor mengatakan, "Tanda lahir ini, adalah milik Key." ucapnya sembari menunjuk tanda lahir yang ada di bagian perut Key bagian bawah.
"Aku tahu kau telah kehilangan ingatanmu beberapa tahun lalu." Lanjut Victor yang kini tersenyum menatap wajah Key, tapi senyumnya memudar dan menampakkan wajahnya yang seolah akan menangis, "aku tahu kau adalah Key." Tanpa Victor sadari ia telah mengecup bibir pink milik Key.
"Aku merindukanmu, Key."
#TBC
Maaf kali ini agak pendek hehe, jangan lupa vote dan koment ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lil' Monster
Teen Fiction"Aku takut untuk tumbuh dewasa, aku takut kau akan melupakanku, atau malah aku yang akan melupakanmu." Gumam Key membaca kalimat yang tertulis di balik sebuah foto yang telah usang. "Aku terus berusaha dan menghabiskan waktu bertahun-tahun hanya unt...