"Key, ibu datang membawa hadiah untukmu." Wanita itu mendekati Key yang tengah bermain sepak bola bersama teman satu yayasannya.
Mendengar suara yang sangat familiar baginya, Key menoleh ke belakang dan mendapati seorang wanita berpakaian kedokteran membawa kotak yang berisi mainan. Wanita itu tersenyum sembari menunjukkan kotak bergambar mobil yang dibawanya.
"Apa itu, ibu?" Key berjalan tertatih mendekati wanita berparas cantik itu.
"Mainan. Hari ini adalah hari kelahiranmu. Jadi ibu membawa mainan ini sebagai hadiah untukmu. Selamat hari kelahiran, Key." Wanita itu sedikit membungkukkan badan agar bisa memeluk tubuh mungil Key. Telapak tangannya terulur mengusak surai halus Key.
"Mobil-mobilan?" Kedua tangan mungil Key terlentang memeluk kedua kaki wanita yang disebutnya 'ibu' itu.
Wanita itu mengangguk, "Ibu sangat merindukanmu, nak." Wanita itu melepaskan pelukannya lalu memberikan kotak berisi mainan itu pada Key.
"Key juga merindukan ibu." Key tersenyum senang. Sorot manik matanya tidak pernah lepas dari kotak besar yang tengah dipeluknya itu.
"Dimana bibi Mai?"
"Bibi? Sepertinya, bibi berada di dapur. Dia bilang, dia akan memasak untuk makan malam." Jemari Key menunjuk pintu besar yang ada di belakangnya.
Wanita itu mengangguk paham.
"Oh iya, ibu, dimana ayah? Kenapa ibu tidak pernah datang bersama ayah?"
Pertanyaan yang dilontarkan bibir mungil Key itu sontak membuat sang ibu terdiam. Beliau tersenyum paksa, terlihat jelas tapi Key tidak menyadarinya. Key sibuk mengelus bagian luar kotak mainan itu.
"Ayahmu sibuk bekerja, nak." Wanita itu berbohong.
"Key ingin bertemu dengan ayah!" Key merengek menghempaskan kotak mainan yang sedari dipeluknya.
Bunyi yang meruak dari kotak itu membuat anak-anak lainnya menolehkan kepala pada Key. Alis mereka bertaut seolah bertanya 'ada apa?'.
Wanita itu tersenyum kecut, "Key, ayahmu sedang bekerja. Ayahmu bekerja agar bisa membelikan banyak mainan untukmu." Kilah wanita itu.
"Key ingin bertemu dengan ayah!" Nada bicara Key meninggi. Raut wajahnya nampak tak bersahabat.
"Na-nanti ketika ibu datang ke sini lagi, ibu akan datang bersama ayahmu. Ibu janji." Tidak butuh waktu lama, Key langsung mempercayai perkataan wanita itu. Senyumnya menandakan bahwa ia sangat percaya pada wanita cantik itu.
Key berjongkok dan tangannya terulur mengambil kotak berisi mainan yang tadi ia hempaskan.
"Terima kasih, ibu." Key berlari mendekati segerombolan anak-anak lainnya. Langkah kakinya nampak begitu tenang.
"Akhir-akhir ini, Key selalu menanyakan dimana ayahnya. Key selalu ingin bertemu dengan ayahnya. Cepat atau lambat Key pasti akan mengetahui kebenarannya." Wanita berpakaian kedokteran itu terduduk lemas di lantai. Ia nampak frustasi memikirkan tentang kehidupan Key.
"Tenanglah, nona Karin." Ujar seorang wanita paruh baya dengan sedikit berjongkok untuk mengelus punggung wanita bernama Karin itu.
"Saya takut Key akan membenci saya. Selama ini saya telah membohonginya. Saya berpura-pura menjadi ibunya." Nona Karin menahan air matanya agar tidak mengalir.
"Apa yang nona Karin lakukan adalah benar. Nona ingin membantu Key, kan? Nona menginginkan Key bahagia, kan? Apa yang telah nona lakukan adalah tindakan yang sangat mulia. Saya belum pernah bertemu dengan wanita sebaik anda." Pujian dari bibi Mai sedikit meringankan beban pikiran nona Karin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lil' Monster
Teen Fiction"Aku takut untuk tumbuh dewasa, aku takut kau akan melupakanku, atau malah aku yang akan melupakanmu." Gumam Key membaca kalimat yang tertulis di balik sebuah foto yang telah usang. "Aku terus berusaha dan menghabiskan waktu bertahun-tahun hanya unt...