9

1.1K 80 17
                                    

Hari ini Key berangkat sekolah lebih pagi, ia sudah sampai di area sekolah saat keadaan masih sangat sepi. Hanya ada beberapa murid yang ia temui di sekolah, sepertinya mereka adalah murid yang bertugas piket kebersihan kelas hari ini. Mereka saling menyapa satu sama lain, hal itu membuat Key merasa sedikit iri mengingat ia hanya punya satu teman di sekolah yang luas ini.

Langkah kakinya terdengar jelas saat ia berjalan di koridor, entah dapat bisikan darimana ia memutuskan untuk pergi sekolah pagi-pagi buta seperti ini. Ia memasuki kelas, sepertinya belum ada temannya yang hadir, terlihat dari lampu kelas yang belum menyala. Ia langsung menyalakan lampu tersebut, alangkah kagetnya ia saat mendapati seseorang tengah tertidur di kursinya, orang itu menutupi wajahnya dengan buku tebal. Diam-diam ia menghampiri orang itu, ia menghela napas panjang saat menyadari siapa orang tersebut. Dilihat dari punggungnya, ia pasti pemuda yang ditolong Key kemarin. Siapa namanya? Teo?

"Oi." Key menyenggol bahu Teo, mencoba membangunkannya, tapi Teo tak memberikan reaksi apapun, ia masih tetap pada posisi yang sama. Begitu juga dengan air liurnya yang terus mengalir.

"Oi, menjijikkan, bangun."

"Oi."

"Oi, sialan, bangun."

Hampir lima menit Key mencoba semampunya, tapi Teo tak kunjung menunjukkan tanda ia akan terbangun dari tidurnya, "hei, apa kau mati?"

"Hei! Menyingkir dari kursiku! Aku tidak mau mejaku terkena air liurmu yang beracun itu!" Teo masih tak memberikan respon apapun.

"Baiklah, kau ingin aku melakukan kekerasan, ya?" Ucap Key sembari mengambil buku yang sedari tadi menutupi wajah Teo.

"Agh!" Teo memekik keras setelah Key memukul kepalanya dengan buku yang lumayan tebal itu. Ia mengerang, perlahan ia membuka matanya, sedetik kemudian ia mendengus kesal saat menyadari sosok Key muncul dihadapannya. Tapi sepertinya Key juga sama kesalnya, terlihat dari alisnya yang bertautan.

"Bangun!" Seru Key keras, ia mencoba untuk memukul kepala Teo sekali lagi, tapi ia mengurungkan niatnya saat Teo pindah ke kursi paling belakang, "ada urusan apa kau di kelasku?" Tanyanya sembari meletakkan tasnya di kursi, kemudian ia berjalan mendekati Teo yang masih mengantuk.

"Eh, itu..." Teo menguap, "aku hanya ingin mengajakmu makan di kafetaria." Lanjutnya kembali menidurkan kepalanya di meja.

"Untuk apa?"

"Sebagai tanda terimakasihku."

"Tidak perlu." Key menggelengkan kepala, mencoba untuk menolak, lagipula ia sudah sarapan meskipun hanya dengan sepotong roti.

"Pokoknya kau harus ikut aku!" Seru Teo sambil beranjak dari tidurnya, hal itu membuat Key terlonjak kaget, "tenang saja, aku yang akan bayar." Lanjutnya kemudian menggenggam tangan Key.

"Ok." Balas Key tersenyum lebar. Tidak ada makanan terenak selain makanan gratis, pikirnya dalam hati.

Lalu Teo menarik Key keluar kelas, mereka berjalan melalui koridor yang mulai ramai, "biarkan aku berjalan sendiri." Bisik Key pelan, Teo menggelengkan kepala, ia terus menyeret tubuh mungil Key sampai ke kafetaria. Saat sudah sampai, mereka mencari tempat duduk yang menurut mereka nyaman.

"Kau mau makan apa?" Tanya Teo setelah mereka duduk di kursi pojok ruangan. Saat ini mereka berada di kafetaria utama yang berada di dalam gedung sekolah, kafetaria yang satunya berada di dekat gedung sekolah, tepatnya di dekat gedung olahraga.

"Ramen?" Gumam Key memberikan saran, meskipun ia tak yakin sarannya itu akan didengar.

"Aku akan memesan nasi goreng." Timpal Teo tersenyum nakal.

Lil' MonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang