Permintaan maaf

2K 367 140
                                    

KINDERGARTEN 25 - PERMINTAAN MAAF

••

Normal POV

Mew terlalu kalut menghadapi situasi saat ini. Semuanya terasa sangat berantakan -pikirannya, perasaanya. Semuanya.

Membayangkan Joy ada di atas meja operasi yang dingin, sendirian saja, tanpa ia menemani rasanya sangat mengerikan. Kepala Mew terus berkedut luar biasa sakit, ia menahan amarahnya sendiri. Terbayang tubuh kecil putranya dijamah pisau bedah luar biasa menyakitkan untuk sekedar ia bayangkan.

Seandainya bisa, Mew sangat ingin, Mew sangat rela jika dia menggantikan Joy di dalam sana. Bahkan andai saja bisa, Mew lebih baik menanggung sakit yang dirasa Joy, jangan putranya. Hati Mew seperti tercabik. Ini sangat sakit, Tuhan.

Empat jam itu akhirnya berlalu. Pintu ruang operasi terbuka, Dokter yang menangani Joy dan Dokter Alex keluar dari ruangan itu.

Otomatis Mew beranjak dan menghampiri kedua Dokter itu. Pun dengan Jane dan Anna, mereka menghampiri Dokter dengan penasaran.

"Bagaimana Joy?" Tanya Mew tidak sabar.

"Putraku baik-baik saja?" Jane bertanya.

"Joy sudah berhasil melewati operasinya. Joy sudah dengan jantung yang baru. Karena saat ini Joy masih keadaan bius total jadi Joy baru bisa bangun besok pagi," jelas Alex.

"Ah, syukurlah. Joy," Dada Mew seolah mencolos. Ada rasa lega, namun itu belum sepenuhnya. Namun setidaknya ia sudah tahu putranya berhasil melewati operasi.

Mew memperhatikan ke sekeliling. Akhirnya dia menyadari jika seseorang yang sangat ingin ia peluk saat ini tidak ada disana. Mew tidak sadar sejak kapan Gulf menghilang, pikirannya terlanjur kacau sampai ia tidak melihat Gulf sama sekali.

"Kami permisi," Alex dan rekannya minta diri. Setelah Dokter pergi para perawat keluar dari ruang operasi sambil membawa ranjang pasien dengan Joy di atasnya yang akan dipindahkan ke ruang lain.

Mew menahan tangis haru melihat Joy yang memejamkan mata di atas ranjang pasien. Joy jagoannya sudah berhasil melewatinya, tanpa ada tangisan putranya. Dia benar-benar jagoan Mew.

"Anna, kamu melihat Gulf?" Tanya Mew setelah mendapati para perawat dan Joy sudah hilang dari jangkauan pandangannya.

"Pak Gulf-" ucapan Anna terhenti.

"Gulf? Bisa-bisanya," sahut Jane menimpali. "Di saat seperti ini aku bahkan tidak bisa memikirkan apapun selain Joy. Tapi lihatlah dirimu, bisa-bisanya kamu masih memikirkan teman kencan gay mu."

Mew mengernyitkan dahi sampai alisnya nyaris bertaut. "Seberapa banyak kamu memikirkan Joy? Jika ini tidak terjadi pada Joy apa kamu akan memikirkan Joy dan tidak memikirkan apapun selain Joy? Apa kamu sudah pantas se-sombong itu?" Mew menekankan ucapannya tepat di depan wajah Jane.

"Aku tidak peduli," pungkas Jane.

"Pak Gulf sudah pulang," lanjut Anna setelah beberapa detik menunggu Jane diam.

"Oh, baiklah," jawab Mew.

Mew berlalu pergi sambil memainkan ponselnya. Ia segera menghubungi Gulf untuk memberitahu Gulf kabar baik malam ini.

Jane dan Anna masih berdiri di lorong depan ruang operasi. Anna membereskan barang-barang yang ia bawa sementara Jane menatap sengit ke arah Mew yang semakin jauh berjalan.

"Sejak kapan Mew kembali menjadi seperti itu?" Tanya Jane pada Anna.

Anna mengernyitkan dahi dan menggeleng tidak berminat menjawab. Meskipun Jane dulu adalah majikannya tapi Anna sudah hilang respect sejak Jane meninggalkan Joy.

KINDERGARTEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang