Bab Terakhir

2.9K 391 254
                                    

KINDERGARTEN 29 - BAB TERAKHIR [FIN]

••

NORMAL POV

Suara langkah berlari menggema di lorong rumah sakit. Brankar dengan seorang anak kecil di atasnya melesat cepat saat tiga perawat bergegas membawanya menuju ruang instalasi.

"Maaf keluarga harus menunggu di luar," ujar seorang perawat menghadang mereka di depan pintu.

"Biarkan aku masuk. Aku Dokter," ujar Jane sambil menunjukkan id miliknya.

"Kha, Dokter," jawab perawat itu mempersilahkan.

Jane meraih tangan Mew dan Gulf bergiliran dengan sorot mata yang sayu. "Aku ingin kalian berdoa sebanyak yang kalian bisa," ujar Jane parau.

"Uhmm.." jawab Gulf saat air matanya menetes.

Jane berjalan masuk dan perawat tadi mulai menutup pintu. Belum sempat Mew dan Gulf menyingkir suara berlari yang lain kembali terdengar. Pluem dan Alex tergesa sambil mengenakan jas putih kedokteran milik masing-masing.

"Joy drop?!" Tanya Alex cemas.

Ketakutan yang terasa mencekik membuat Mew bungkam tidak bersuara. Tanpa menunggu Mew memberi jawaban kedua Dokter bergegas masuk. Saat pintu terbuka bisa terdengar oleh mereka suara kepanikan Jane di dalam sana.

"Berikan masker oksigennya!" Teriak Jane.

"Jane tenanglah," Alex membawa Jane menjauh beberapa langkah mundur. "Jangan menyalahi aturan kedokteran, di rumah sakit ini Joy pasien kami. Jika sesuatu terjadi pada Joy kamu dalam masalah lagi. Tenang na?"

Jane menangis terisak dengan tubuh membungkuk. "Aku tidak bisa melakukan apapun untuk anak ku," isakan Jane terdengar disela suara alat-alat medis di sana, "Aku sudah gagal menjadi Dokter, aku juga sudah gagal menjadi Ibu untuk Joy. Bodoh. Jane bodoh!" Jane mengutuk dirinya sendiri sambil memukul-mukul dadanya.

Alex mencekal tangan Jane, membantu Jane bangun berdiri, "Jane ada yang bisa kamu lakukan, berdoalah," ujar Alex pelan.

"Selamatkan Joy ku," Jane menghiba.

"Tenanglah dan berdoa. Kami akan sangat berusaha," jawab Alex sambil menepuk bahu Jane memberikan supportnya.

Jane mencoba lebih tenang, menahan isakan yang sudah hampir meraung, dengan tubuh yang limbung Jane menyeret langkahnya mundur menjauh hingga ia bersandar pada dinding. Jane menjatuhkan tubuh lemahnya hingga duduk di lantai. Ia memeluk kedua kakinya yang ia tekuk di depan dada, menggigit lidahnya hingga berdarah sampai rasa besi berkarat memenuhi indra perasanya.

"Anak ku, jika ada yang harus sakit seharusnya bukan kamu, nak. Joy, maafkan Mommy karena pernah menyakiti perasaanmu. Maafkan Mommy karena sering mengecewakanmu. Jika ini adalah sebuah hukuman seharusnya Mommy yang dihukum karena menyakiti kalian. Nak, bangun. Banyak hal indah yang menunggumu. Nak, bangunlah. Pak Gulf sudah datang, jangan biarkan dia menunggumu." Dalam hati Jane tak henti menghiba.

Di luar ruangan, Mew dan Gulf duduk di atas kursi tunggu yang dingin. Keduanya duduk dengan satu kursi dibiarkan kosong diantara keduanya. Mew terus menengadahkan kepala, sesekali membenturkan kepalanya yang berdenyut sakit.

"Apa aku datang terlambat? ...Apa ini salahku?" Monolog Gulf parau. Ia terus membuang tatapannya ke arah atas, menatap langit-langit rumah sakit dengan sepasang mata yang berair.

"Uhuk," Gulf terbatuk membuat Mew menoleh ke arahnya. Nampaknya ia mati-matian menahan sesak di dadanya dan menahan dirinya agar tidak menangis, dia terlihat sangat tersiksa. Ia tidak bisa menahan rasa sesal yang menyakitkan itu. Dia tetap saja menangis. "Seharusnya aku tidak keras kepala. Seharusnya aku masih bertemu dengannya. Huhuhu," Gulf menangis. Ia menggunakan lengan tangannya untuk mengusap air mata saat ia terisak.

KINDERGARTEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang