Sebuah Kesepakatan

3.1K 460 74
                                    

KINDERGARTEN - 6
Sebuah Kesepakatan
°
°

     
Suara notifikasi terdengar dari ponsel Gulf saat ia baru saja tiba di lorong apartemennya. Tangan kiri Gulf yang bebas mulai mencari sumber suara itu di dalam tas selempang yang ia kenakan. Gulf segera melihat pada notifikasi di layar ponselnya. Rupanya Merry mengirim pesan pada Gulf.

Merryane : aku bosan
Merryane : bagaimana kalau kita jalan2?

Gulf menghela nafas singkat lalu mengetik pesan balasan.

No.
Aku lebih baik tidur. Anak2 dakjal itu membuatku sakit kepala

Setelah mengirim pesan balasan Gulf kembali berjalan menuju unit sederhana miliknya. Saat ia berhenti untuk membuka pintu ponselnya berbunyi lagi.

Merryane : jangan berlebihan
Merryane : mereka suka kamu mengajar


Omong kosong.
Sudah aku mau tidur.

Merry membalas pesan dari Gulf bahkan sangat cepat. Gulf baru saja masuk ke dalam unit nya dan ponsel di genggamannya berbunyi lagi.

Merryane : kata Pak Mew istrinya kembali dari Singapore hari ini
Merryane : aku harap mereka bisa berbicara baik2

Pak Tua itu akhirnya memiliki teman cerita ya?


Merryane : Kita kan?

Tidak. Dia lebih banyak cerita denganmu

Merryane : mungkin karena aku wali kelas Joy


Atau mungkin karena dia nyaman
Sudah aku akan mandi dan tidur. Jangan pergi ke unit ku dan mengacau. Awas saja.

Merryane : astaga, gulf aku kesepian. 😭

Gulf menaruh tas, map kerja yang sejak tadi ada di pelukannya dan ponsel yang ia genggam. Mendadak lamunannya menjadi rancu. Sekilas wajah Mew mengisi isi kepala Gulf. Gulf pun berpikir apakah Mew bisa menghadapi Mommy Joy saat mereka bertemu. Gulf diam-diam khawatir. Bagaimana kalau Mew semakin hancur saat berdebat dengan istrinya? Bagaimana??

Tidak tidak. Itu bukan urusan Gulf. Lagipula Mew dan istrinya menikah cukup lama, Mew pasti lebih tahu cara mengendalikan kondisi genting yang mungkin terjadi.

Gulf memukul kepalanya pelan untuk mengusir pikiran yang melintas di otak nya. Tentang hal yang membuat ia khawatir. Tidak seharusnya Gulf berfikir berlebihan.

Astaga. Apakah menjadi guru TK serumit ini? Apakah menjadi guru TK harus memikirkan masalah rumah tangga orangtua muridnya? Yakk ampun.

••

"Suster Anna, bawa Joy ke kamarnya," titah Mew pada pengasuh Joy dengan suara yang datar.

Mendengar suara langkah seseorang di dalam rumah itu membuat wanita yang sedang menyiapkan makanan di meja makan lalu mengangkat kepalanya untuk melihat pada orang yang tiba.

"Nak, Mommy pulang!" Seru Jane sambil melambaikan tangan dan memasang senyum tercantiknya.

Jane berjalan menghampiri namun Joy dengan wajah sedih berjalan pergi bersama Suster Anna.

"Bersihkan dirimu lalu berikan Mommy pelukan, nak!" Seru Jane.

"Tunggu Joy, Mommy!" Jawab Joy.

Mew menatap tidak minat pada istrinya yang saat ini memasang wajah bingung karena Mew melihat Jane dengan aneh.

"Phiii?" Panggil Jane manja sambil menggelayut di tangan kiri Mew. "Tidak merindukan Jane, huh?"

KINDERGARTEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang