Menemukan mu

2.6K 374 103
                                    

KINDERGARTEN 17 - MENEMUKAN MU


Mew POV

CITTTT

Aku terlonjak saat tiba-tiba Merry mengerem sepatu hak nya di depan meja ku sampai menimbulkan suara berdecit keras. Beruntung Tuhan masih sayang pada Merry sehingga tidak mengutuk Merry terjerembab dan gagar otak, atau amnesia dan semacamnya.

"Phi Mew, Gulf masuk perangkap!" Ujar Merry dengan suara terengah.

"Perangkap apa? Gulf dalam bahaya?!" Aku reflek bangkit.

"Ohoi. Tenang Phi. Calon Mama -maaf, maksud ku calon Papa Joy aman. Dia ada di gudang, Phi harus segera kesana."

"Benar-benar melakukannya di gudang?" Tanyaku tidak percaya.

"Melakukan apa? Ah, apa maksud Phi melakukan..." Merry menggosokkan kedua tangannya dengan aneh. Sial anak ini.

"Bukan. Menyatakan perasaan ku pada Gulf. Benar-benar di gudang?"

"Iya Phi. Bukan kah tadi kita sudah sepakat?" Seingat ku dia sendiri yang sepakat.

"Tapi Joy dan Anna sudah menunggu ku."

Merry melotot pada ku dengan galak. "Oke oke. Joy dan Anna pulang bersama Narapat. Kita pergi ke gudang." Sekarang ekspresi horor Merry berubah cengiran lebar.

Aku beranjak berdiri dan mengikuti Merry yang mengantar ku ke gudang yang ia maksud. Sambil berjalan aku mengirim pesan pada Narapat agar segera menjemput Joy dan Anna. Mungkin mereka akan heran, mereka melihat mobil ku parkir di sekolah tapi aku tidak pulang bersama mereka. Maafkan Daddy, nak.

Ckk, apakah aku benar-benar kembali menjadi muda? Sepertinya aku terlalu bersemangat untuk berusaha mengencani seseorang yang aku suka.

"Tada!!" Ucap Merry sambil menunjukkan pintu gerbang yang terbuka.

"Apa?"

"Phi, Gulf menunggumu di dalam."

"Oke," jawab ku sambil kembali memasuk kan ponsel ke dalam saku celana.

Aku menghela nafas singkat. "Phi grogi ya?" Goda Merry.

"Tidak," jawab ku. "Aku masuk." Aku berjalan memasuki pintu itu dan dengan segera Merry menutup pintunya dari luar dan mengunci pintu itu. Perlahan aku berjalan masuk ke dalam, mencari Gulf yang mungkin sedang sibuk di dalam. Ruangan berbentuk siku ini dipenuhi tumpukan berkas. Aku sama sekali tidak melihat Gulf.

"Gulf," aku mulai memanggilnya. Tidak ada yang menjawab dan seharusnya memang begitu karena di ruang ini tidak ada siapapun. Aku benar memperhatikan sekeliling dan aku yakin tidak ada orang lain selain aku.

Sial, apa Merry mengerjaiku?

Aku kembali ke pintu gudang tapi Merry sudah mengunci pintunya dari luar. "Mer, kamu masih disana?"

Tidak ada jawaban. Tapi aku yakin Merry masih disana dan sengaja pura-pura tuli.

"Mer, buka pintunya. Gulf tidak ada disini. Aku serius!!" Aku berseru sambil mengetuk pintu dengan ritme cepat.

"Benarkah?!!" Sahut Merry di luar sana. Merry akhirnya membuka pintu dari luar.

Setelah pintu terbuka Merry bergegas masuk ke dalam gudang. Sepertinya dia sedang memastikan apakah Gulf ada di dalam atau tidak.

"Gulf!! Pak Gulf!!" Panggil Merry beberapa kali, namun nihil.

"Mer, Gulf tidak disini," aku meyakinkan Merry.

KINDERGARTEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang