Kabur saat tamasya

3.3K 463 59
                                    

KINDERGARTEN - 7
Kabur saat tamasya
°
°

Gulf POV

"Bisa membantu ku?"

"B-bisa." Aku sebenarnya sulit menerima kesepakatan ini. Bagaimana ya? Begini, sejak aku berteman dengan Merry aku menganggap bule gila itu adalah teman baik ku. Meskipun dia cerewet dan terkadang tidak jelas tapi dia banyak membantu ku jadi aku memutuskan untuk menjaga Merry seperti teman ku.

Bayangkan kalau Om-om ini berkencan dengan Merry? Merry yang polos sepertinya tidak cocok dengan laki-laki beranak seperti ini. Tapi, laki-laki ini juga sedang ada di posisi yang sulit. Aku yakin harga dirinya dipertaruhkan untuk hadir di acara besar itu. Jika dia datang sendiri dan melihat istrinya datang dengan orang lain maksud ku selingkuhan istrinya pasti situasi itu tidak akan menyenangkan baginya. Aku paham, pak Tua ini ingin terlihat tidak kalah dengan istrinya. Apa mereka sudah gila? Mereka hanya akan menunjukkan sama-sama terlihat curang dan dengan cepat menemukan pengganti. Ckk aku tidak mengerti dengan cara berfikir orang yang sudah menikah.

"Pak Gulf?" Pak Tua mengibaskan tangannya di depan wajah ku.

Apa aku baru saja melamun? "Bagaimana?" Tanyaku.

"Sudah selesai?" Tanya nya.

"Oh sudah. Itu saja. Terimakasih untuk waktunya."

"Baiklah, aku permisi. Dan terimakasih na?"

"Untuk?"

"Menghibur Joy."

"Aku tidak suka melihat anak-anak menangis. Ah ya, anda bisa pulang. Tinggalkan alamat rumah anda dan nanti aku akan mengantar Joy pulang."

"Kamu bisa membawa Joy ke hotel ku. Sore ini aku memiliki acara disana dan suster Anna juga disibukkan membantu disana. Apa itu merepotkan mu?"

"Aku tahu anda merepotkan," datar Gulf.

Laki-laki itu hanya terkekeh sambil beranjak dan pergi.

Dasar! Sepertinya dia sangat senang karena sudah membuatku repot mengurus anaknya. Pertemanan macam apa ini? Dia memanfaatkan ku dengan kedok berteman begitu? Karena aku iba padanya aku jadi membantu merawat anaknya? Memang aku ini Nanny Joy atau seorang guru?! Sialan.

"Pak Gulf, Daddy sudah pulang!" Suara itu datang dari arah koridor depan ruang guru. Tak berselang lama pintu terbuka dan Joy masuk ke dalam.

"Oh iya, kita membeli permen ya?" Gumam ku.

"Iya Pak Gulf! Yay membeli permen!"

"Kamu senang sekali? Kamu tidak pernah membeli permen sebelumnya?" Tanya ku sambil beranjak dari bangku tempat aku duduk.

"Semua anak kecil suka permen Pak Gulf!" Jawab Joy nyaring.

"Saat aku kecil aku suka teh."

"Oui?!" Ekspresi Joy berubah kaget.

"Sudah sudah. Ayo kita pergi," ajak ku pada Joy.

Kami berdua mulai berjalan pergi meninggalkan ruang guru. Aku akan mengajak Joy ke pusat perbelanjaan tidak jauh dari sini, setidaknya itu menghemat biaya transportasi. Nenek Ran benar-benar mengacaukan hidupku, aku bahkan tidak pernah se-khawatir ini memperhitungkan uang yang aku pakai. Sial.

Aku melihat Ellie dan Merry masih ada di Playground bersama beberapa murid yang belum dijemput. Aku sebaiknya mengatakan pada mereka kalau aku dan Joy akan pergi bersama.

"Merry, Ellie, aku harus pergi dulu. Aku dan Joy akan membeli permen," ujar ku sambil dagu ku menunjuk ke arah Joy yang sedang bermain dengan Yuri.

KINDERGARTEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang