WIM'SC : SATU

64.4K 7.6K 308
                                    


Selamat membaca 😙

•••

Seorang wanita terbaring lemah di brankar rumah sakit. Sudah seminggu wanita itu tidak kunjung membuka matanya.

Disampingnya duduk 3 orang anak laki-laki yang senantiasa menunggu wanita itu bangun.

"Kapan Mama akan bangun?" Tanya Ceon, si bungsu entah kepada siapa.

"Mama pasti bangun. Jadi, bersabarlah." ucap Deon, si tengah menjawab pertanyaan dari Ceon.

"Tapi kapan, bang?" tanya Ceon sedih. Dia sedih melihat Mamanya terbaring dengan lemah.

Jika boleh memilih, lebih baik Mamanya memukul dirinya daripada harus menutup mata yang tidak akan ia ketahui kapan mata itu akan terbuka.

Deon menghela napas pelan. Dia juga sama seperti adiknya. Sangat-sangat menanti sang Mama untuk membuka mata.

"Sttt...." bisik Leon, si sulung kepada ke dua adiknya.

Deon dan Ceon menatap Leon bingung. Mereka bertanya 'kenapa?'

Lalu Leon menunjuk ke arah jari-jari tangan seorang wanita yang begerak.

Deon dan Ceon senang. Mereka menanti dengan penuh harap. Mata mereka sudah berair siap untuk menangis.

Perlahan kelopak mata itu bergetar. Lambat laun terbuka menampilkan iris kecoklatan yang meneduhkan.

"MAMA!!"

Deon dan Ceon langsung memeluk wanita yang mereka panggil 'Mama' itu. Mereka menumpahkan tangis kebahagiaan setelah menunggu selama seminggu.

"Ughh" lenguhnya saat mendapatkan penyerangan secara mendadak. Wanita itu merasa sesak.

Leon menggelengkan kepalanya. Dia menarik Deon dan Ceon dari wanita yang di panggil 'Mama'.

Deon dan Ceon tentu saja protes. Mereka memberontak minta dilepaskan.

"Lepas!" paksa Deon menatap Leon tajam.

"Dasar bajingan! Lepaskan aku!"  berontak Ceon.

Leon diam dan menatap adiknya sinis. "Lihatlah kondisi Mama seperti apa. Jangan asal main peluk. Tidak tahukah kalian jika Mama merasa sesak?" ucap Leon penuh penekanan.

Segera Deon dan Ceon berhenti berontak. Mereka menatap wanita yang terbaring lemas itu dengan sendu.

"A-air.."

Segera Ceon mengambil air minum dan membantu Mama mereka minum.

Setelah selesai, Ceon meletakkan kembali gelas kosong itu di nakas samping tempat tidur 'Mama' nya.

Deon mendekati Mamanya dengan perlahan diikuti Ceon dan Leon.

"Apakah Mama merasakan sakit? Dimana yang sakit?" tanya Deon penuh perhatian.

Wanita itu menatap sekelilingnya yang serba putih. Lalu melihat 3 anak laki-laki yang berdiri disampingnya.

Keningnya berkerut. Dia merasa aneh, kenapa ketiga anak laki-laki ini memiliki wajah yang sama? Bahkan tidak ada celah yang berbeda sedikit pun dari ke tiga nya.

"Mama? Siapa yang kamu panggil Mama?" tanya wanita itu lalu kembali mengedarkan pandangannya. Siapa tahu ada seorang wanita selain dirinya di ruangan ini.

Leon mengerutkan alisnya. Menatap dingin wanita yang terbaring di atas brankar rumah sakit.

Leon lalu memencet tombol merah yang berada di bawah brankar tepat di bawah kepala wanita yang terbaring lemah.

Why My Mom Is So Cute?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang