WIM'SC : TIGA

55.9K 6.8K 321
                                    


Selamat membaca 😙

•••

Botol kaca berputar dengan ujung tutup botol melewati mereka satu per satu. Dan akhirnya tutup botol berhenti tepat di depan Deon.

"Yeyy.... Deon....!!" ucap Ana girang dan bertepuk tangan.

Deon menghela napasnya kesal. "Truth or Dare?" tanya Ana.

"Truth." jawab Deon Malas.

"Truth, yah......" Ana tampak berpikir dengan jari terlunjuk di dagu dan kepala menengadah ke atas.

"Berapa mantan pacar Deon?" tanya Ana penasaran. Setelah mendengar bahwa Deon pernah menembak cewek. Ana yakin jika Deon sudah pernah pacaran.

"tujuh." jawab Deon enteng.

"Tujuh...!!" beo Ana tidak menyangka. Deon baru kelas 2 SD. Tapi mantan pacarnya sudah 7. Gimana kalau udah dewasa nanti? Apakah akan mencapai 1000?

"Deon serius punya mantan pacar tujuh? Yang Mama tanya mantan loh..." ujar Ana memastikan agar pendengarannya tidaklah salah.

Deon mengangguk. "Mama benar. Hebat kan Deon...!?" ujar Deon menyombongkan dirinya.

Ana mentap Deon serius. "Memang siapa yang mengajarkan Deon untuk berpacaran begitu? Deon masih kecil tau———"

"No!" potong Deon. "Deon udah besar tau. Nih...." ucapnya menunjukkan lengannya yang kurus tidak ada otot sedikit pun

Ana menggelengkan kepalanya pusing dan menepuk jidatnya. Leon dan Ceon cekikikan melihat tingkah Deon.

"Oke! Kita lanjutkan permainan." ucap Leon mengalihkan perhatian Ana.

Botol kaca kembali di putar. Ujung tutup botol berhenti di depan Leon.

"Truth or Dare?" tanya Ana menatap Leon serius.

"Truth." jawab Leon datar.

Ana menjadi kesal. "Kenapa Truth terus sih. Cemen sekali kalian, boys....!" ejek Ana.

Triplets melotot. " Cemen....!!?" mereka mengulangi perkataan Ana.

"Huh!" dengus Ana. "Baiklah Mama mau tanya sama Leon."

Leon menatap Ana dengan serius menunggu pertanyaan apa yang akan Ana tanyakan kepadanya.

"Kapan terakhir kali Leon ngompol di celana?" Ana bertanya dengan polosnya. Seketika rahang triple twins jatuh.

Pertanyaan macam apa itu? Mereka menatap Leon serentak membuat Leon kikuk sendiri. Leon menatap Mamanya yang seakan tidak merasa bersalah saat memberikan pertanyaan itu kepadanya.

Harga diri Leon.... Ah!

"Nggak boleh bohong!" dengan tegas Ana mengingatkan Leon.

"Dua hari yang lalu." cicit Leon malu. Meskipun suaranya pelan, namun masih terdengar oleh Ana, Deon, dan Ceon.

"Are you serious?"

Leon mengangguk lalu menutup wajahnya dengan kedua tangannya membuat tawa ke tiga orang yang ada di ruangan itu pecah.

"Hahahahahaha......."

"Aduh, boys..! Memangnya Leon kenapa bisa ngompol?"

Leon menatap Ana memelas. "Truth dari Mama udah Leon jawab. Jadi tidak di perbolehkan bertanya lagi."

"Ternyata datar-datar.. Eh, taunya suka ngompol." ejek Deon kepada Leon. Leon menatap tajam Deon.

"Masalah? Kayak gak pernah ngompol aja!" balas Leon ketus.

Ceon langsung tertawa. "Haha.. Benar. Bang Deon seminggu yang lalu waktu di rumah sakit, dia ngompol tauk...!!" ucap Ceon memberitahukan aib Deon lagi.

Deon menatap tajam Ceon. "Kau... Bagaimana bisa tahu!!?" Tanya Deon dan memelankan suaranya saat bertanya.

Ceon mengangkat alisnya. "see? Bang Deon mengakuinya." Lalu mereka semua tertawa.

"Haduh.. Perut Mama sakit karena tertawa." ucap Ana di sela-sela tawanya.

Sungguh mereka sangat bahagia. Tawa mereka memenuhi satu ruangan itu. Bahkan mereka tidak menyadari banyak pelayan dan bodyguard yang mengintip di cela-cela pintu dan kaca transparan

Salah satu dari bodyguard memfoto kegiatan Ana dan triplets  saat mereka tertawa.

Send

Lalu bodyguard tersebut mengirimnya kepada seseorang. Setelah pesan terkirim, Bodyguard tersrbut menatap Ana dan ketiga kembar dengan raut wajah senang.

'Semoga kebahagiaan itu bertahan lama..'

•••


Amerika serikat

Seorang pria tengah berkutat dengan laptop di depannya. Dia sedang mengurus sebuah proyek yang sangat menguntungkan baginya.

"Tuan, waktunya makan malam." ucap Geo mengingatkan Tuannya.

"Sebentar lagi." Lagi-lagi jawaban itu yang di terimanya.

"Anda harus beristirahat Tuan Venzo. Pekerjaan bisa Anda lanjutkan besok." ucap Geo menasehati Venzo yang sangat gigih bekerja. Bahkan istirahat pun tidak ada. Padahal, kalau istirahat sebentar saja, Tuannya itu tidak akan bangkrut.

"Keluarlah Geo. Aku sibuk!"

Geo menghela napas sabar. "Baiklah Tuan. Jika Anda ingin makan, Anda bisa memanggil saya dan cepatlah istirahat Tuan.." setelahnya Geo langsung keluar dan menutup pintu.

Venzo langsung bersandar di kursi kebesarannya. Dia menatap langit malam yang bertabur bintang lewat jendela kacanya.

Ting!

Venzo mengambil handphone yang berbunyi. Venzo membuka aplikasi pesan lalu muncullah sebuah foto.

Venzo mengerutkan keningnya melihat foto seorang wanita yang tengah tertawa bersama dengan tiga orang anak laki-laki.

Venzo kenal dengan mereka. Tiga anak laki-laki itu adalah putranya. Mereka masih berhubungan walaupun lewat telepon atau video call.

Venzo juga kenal dengan wanita yang tertawa bersama putra-putranya. Wanita itu adalah istrinya.

Venzo sangat tahu jika hubungan putra-putranya tidak lah baik dengan ibu mereka. Lalu apa yang dia lihat sekarang?

"Geo...!!"

Geo segera datang dan menutup pintu kembali.

"Ya, Tuan?"

Venzo memberikan handphone nya kepada Geo. Meski bingung, Geo tetap menerimanya.

Mata Geo melebar. Benarkah ini?

Geo memperbesar foto Nyonya dan Tuan Mudanya. Benar saja dia tidaklah salah lihat.

"Bukankah ini Nyonya dan Tuan Muda?" tanya Geo menatap Venzo takut-takut.

Venzo berdehem mengiyakan. "Kamu juga merasa aneh, bukan?"

Geo mengangguk-angguk kan kepalanya. "Benar. Melihat intetaksi Nyonya dan Tuan Muda..."

"Maka selidiki!" perintah Venzo. Geo menurutinya dan keluar dari ruangan Venzo.

"Sebenarnya, adakah yang aku lewatkan?" gumamnya pada kesunyian malam.




TBC

PUBLISH ON
22 AGUSTUS 2021



Bagaimana everybody? Apakah anda menyukai cerita Mommy Ana and Triple Twins?

Jika Anda menyukainya maka berikanlah vote sebanyak-banyaknya. Karena vote itu gratis dan tidak berbayar. Okay!






Why My Mom Is So Cute?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang