6. sampai kapan

407 53 15
                                    



Zhang Ruolling berjalan dengan sangat cepat melewati setiap lorong rumah sakit 'Beijing International Hospital', di belakangnya ada dua orang bodyguard kepercayaannya yang sedang mengikutinya. Wajahnya begitu keruh penuh dengan ke khawatiran saat mendapat telpon dari istrinya bahwa Zhang Zhehan putranya kambuh dan masuk rumah sakit. Ia bahkan meninggalkan begitu saja tumpukan dokumen perusahaan yang harus ia pelajari dan ia tandatangani dengan segera. Ia tidak peduli itu, putranya lebih penting!



Zhang Ruolling membuka pintu ruangan kelas President suite, tempat sang putra di rawat, Sekaligus ruangan khusus yang di peruntukkan untuk putranya jika sedang melakukan perawatan.



Zhang Ruolling membuka pintu ruangan kelas President suite, tempat sang putra di rawat, Sekaligus ruangan khusus yang di peruntukkan untuk putranya jika sedang melakukan perawatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Di lihatnya, sang istri sedang duduk di samping brangkar Zhehan sambil mengusap kepala sang putra dan menggenggam punggung tangannya yang berada di atas brangkar.



Begitu Zhang Ruolling melihat keadaan putranya yang masih memejamkan matanya, hatinya begitu miris.



Wajahnya pucat, Selang oksigen terpasang di hidung mancungnya, alat monitor jantung menempel di dadanya, jari telunjuknya di jepit oleh alat pulse oxymetry, dan ke dua tangannya di tusuk oleh jarum, jarum infus pada punggung tangan sebelah kanan, dan jarum transfusi darah pada perlipatan lengan kirinya.





"Istriku..." Panggil Zhang Ruolling pada nyonya Zhang, namun sang istri tak menjawab dan hanya menatap sedih putranya. Namun setelahnya ia berkatapa pada Zhang Ruolling tanpa menatapnya.




"Sudah 18 tahun berlalu, dan selama 18 tahun itu juga, putra kita harus menanggung rasa sakit dan penderitaan ini. Segala upaya sudah kita lakukan untuk kesembuhannya. Namun, mengapa sampai sekarang hal itu belum membuahkan hasil? Pada akhirnya, aku harus kembali melihatnya terbaring tak berdaya seperti ini lagi..." Ujaran yang begitu lirih dan pelan dari nyonya Zhang, sambil memandang putranya dengan penuh kepahitan.





Tuan Ruolling mendekati sang istri dan berdiri di sampingnya, ia meremas sebelah bahu sang istri dengan pelan, untuk memberikan sebuah ketenangan pada istrinya.




"Istriku, jangan bersedih, jika Han'er melihatnya, ia akan ikut bersedih, kita pasti akan menemukan cara untuk menyembuhkannya. Kita tak boleh menyerah" hibur Tuan Zhang kepada istrinya. Sang istri diam membisu, namun setetes air mata yang telah lama di tahan olehnya akhirnya jatuh membasahi pipi wanita cantik tersebut.







"Para bodyguard bilang, mereka menemukan Han'er pingsan di atas trotoar jalanan, orang-orang di sekitar sana sempat berkata, sebelum Han'er pingsan, ia terlihat bertengkar dengan seorang pria muda yang nampak sebaya dengan Han'er" jelas nyonya Zhang kepada suaminya. Mengerti akan maksud perkataan istrinya, Tuan Zhang pun menjawab.







"Jangan khawatir, aku akan mencari tahu tentang anak itu. Tak kan ku biar kan dia lolos dengan mudah" jawab Tuan Zhang penuh penekanan. Ia pun berpindah ke sisi kanan istrinya, mendekat pada wajah sang putra, kemudian memberikan sebuah kecupan sayang di kening putra cantiknya yang masih betah memejam kan mata indahnya.






SEGALANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang