Keesokan hari...
Pukul 07:35 A.M
Seorang pemuda cantik dengan pakaian rapi casualnya tengah menuruni anak tangga berputar mewah yang ada di mansion megahnya, wajahnya yang rupawan bertambah indah saat pancaran kebahagiaan terlukis di wajah ayu itu.
Sejauh mata memandang, hanya ada pancaran senyum menawan yang terpatri pada wajah rupawannya yang mengagumkan.
Pemuda berparas cantik itu menuruni anak tangga sambil bersenandung kecil, wangi parfum bermerk Clive Christian yang super mahal semerbak menjelajah seluruh ruangan.
Semerbak menyerang indra penciuman semua maid yang akan berpapasan dengannya.
"Hhmmm hhmm hhmmm" senandung kecilnya, raut wajah itu tak bisa bohong bahwa ia sangat senang saat ini.
Seusai menuruni anak tangga mewah tersebut, kini sang pemuda cantik yang tak lain adalah Zhehan itu langsung membawa langkahnya menuju ruang makan keluarga, untuk bergabung sarapan bersama kedua orangtuannya yang sedang menunggunya.
Tiga orang maid yang di tugaskan oleh kepala pelayan, beserta kepala pelayan itu sendiri, mereka berempat berdiri tak jauh dari meja makan untuk mengawasi para majikan mereka yang ingin memulai sarapan.
Ketika indra penglihatan mereka menangkap siluet seseorang yang sangat mereka kenali memasuki ruangan makan, sontak ke empatnya menunduk dengan hormat kepada orang tersebut yang siapa lagi kalau bukan Zhehan.
"Selamat pagi Tuan Muda" sapa mereka serantak dengan hormat dan setengah membungkuk.
"Selamat pagi juga" sapa Zhehan balik, bahkan dengan senyum berkembang, yang hal itu sontak langsung membuat empat pelayan itu merasa kaku.
Zhehan langsung berjalan menuju kedua orangtuanya yang telah duduk anteng di depan meja makan, sementara kepala pelayan dan tiga orang maid tadi saling bertatapan, mereka tahu bahwa sekarang ini tuan muda mereka telah berubah banyak dari sifatnya yang dulu, tetapi meski Zhehan telah berubah mereka tak pernah melihat senyum sang Tuan Muda yang secerah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEGALANYA
Romance"Zhehan, kau adalah segalanya bagiku, ku mohon jangan pergi, jangan tinggalkan aku, ku mohon bertahanlah, hiks" tangis Gong Jun seraya menggenggam erat dan meletakkan punggung tangan sang pujaan hati Yang sedang terbaring tak berdaya di pipinya Yan...