33. Menghilang

269 34 8
                                    

"Jun?..."

"..."

"Jun..."

"..."

"JUN"

"Ah...iya?" Gong Jun langsung menatap orang yang memanggilnya dengan wajah bengong, "papa..." ucapnya pada pria dewasa di depannya.

Tuan Changqing duduk di hadapan putranya yang tengah mendudukkan diri di salah satu kursi kedai mereka, terhalang oleh meja, sekarang sudah jam dua belas malam, kedai mereka sudah tutup beberapa saat lalu.

"Ada apa?" Tuan Changqing bertanya dengan pelan, sorot matanya lurus menatap pahatan sempurna putra yang telah berhasil di rawat dan di besarkan oleh ia dan istrinya.

Jun menggeleng, "tak apa pa..." jawabnya cepat, enggan menatap pada pria yang sedang menatapnya dengan lekat.

"Zhehan...?" Jun langsung menatap pada wajah tuan Changqing, pandangan itu sulit di artikan, kemudian ia kembali membuang muka.

"Tidak sama sekali" nada itu sedikit ketus, jika di dengar seperti terkandung sebuah kekecewaan, namun secara bersamaan itu juga mengandung kerinduan.

Jelas Jun berbohong, lebih tepatnya berusaha membohongi perasaannya.





























"Aaaiiisss...mama jangan di ambil" Jun langsung menyeru cukup keras saat melihat tuan Youming memasuki dapur rumah mereka lalu dengan seenaknya mengambil sepotong ayam kecil crispy berbentuk dadu yang di susun Jun seperti piramid yang di letakkan di sebuah kotak bekal berukuran cukup besar.

Jun langsung mengambil kotak bekal itu dari hadapan sang mama, membuat wajah tuan Youming langsung di landa cemberut.

"Pelit sekali" kesalnya, sambil tangannya kembali mencomot seekor udang yang telah memerah karna telah di goreng dan siap untuk di rapikan untuk di bawa Jun bersama.

"Makanan ini khusus untuk Zhehan" jawab Jun santai, sambil menaruh kembali potongan ayam yang tadi telah berhasil di curi oleh tuan Youming. Menyusunnya dengan penuh kelembutan dan sangat hati-hati.

"Aaiiyyoohh...ada yang mau kencan rupanya" goda tuan Youming

Jun langsung salting, namun ia hanya berpura sibuk agar tak kentara dengan kegugupannya yang tiba-tiba saja menjalar di batinnya.

"Cuma jalan-jalan saja ma, sambil merayakan ulangtahun kami" belanya pada diri sendiri.

Pandangan tuan Youming langsung berubah, sorot mata itu melembut, ia menatap anak lelakinya yang tengah memunggunginya, sampai sekarang terkadang ia masih suka tak percaya, bahwa Jun terlahir dari dirinya. Ia tak percaya dan selalu merasa terkagum, bahwa anak lelaki di depannya ini, sekarang telah tumbuh sebesar ini, anak lelaki yang dulu ia perjuangkan dengan mempertaruhkan nyawanya.

Kedua mata tuan Youming memanas, namun sebisa mungkin ia untuk mengendalikannya.

"Jun..." panggilnya,

Yang di panggil menoleh, mengerutkan keningnya tanda jawaban atas panggilan sang mama.

Tuan Youming menghela sejenak, kemudian maju untuk lebih mendekat pada putranya. Mereka berhadapan dengan jarak cukup dekat.

SEGALANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang