18. Tuhan Tolong

308 54 18
                                    





Zhehan menatap dalam pria dewasa di hadapannya, pria ini benar-benar tak asing menurut Zhehan, ia seperti pernah melihat pria ini, tapi dimana, pikir Zhehan.

'Astaga...' Sorot mata Zhehan langsung membola saat ia ingat siapa pria dewasa Yang sekarang tengah menatap dirinya, bahkan ia sekarang memalingkan tubuhnya menghadap Zhehan.

Orang di depannya ini adalah papa Gong Jun!

Deg...

Zhehan tiba-tiba merasa sangat gugup berhadapan dengan orangtua Jun, ia tidak siap sekarang.

Terlihat papa Jun ingin membuka mulutnya pada Zhehan, membuat Zhehan semakin terasa panik, ia pun segera berdiri. Membungkuk sedikit.

"Permisi" setelah mengatakan hal tersebut, Zhehan segera berlalu dari hadapan pria dewasa di depannya dengan langkah Yang terburu-buru.

Sementara Changqing yang melihat kepergian pemuda cantik di depannya, ingin mencoba menahannya, namun Zhehan berlalu dengan sangat cepat, bahkan ia setengah berlari, membuat Changqing Yang awalnya bersemangat ingin mengetahui nama pemuda cantik itu menjadi mengurungkan niatnya, ia sadar, semakin ia ingin tahu, maka semakin pula ia berharap putranya Zhehan akan kembali padanya dan Youming, Changqing tak boleh egois dengan menginginkan kedua putranya.

Selama ini Changqing sengaja tak pernah sedikitpun mencari tahu tentang bagaimana kehidupan Zhehan dan juga keluarga Zhang, itu ia lakukan agar ia tak selalu memikirkan Zhehan, maka dari itulah, changqing tak pernah mengetahui bagaimana rupa putranya dan juga rupa papah Zhehan, ia hanya mengingat wanita Yang telah melahirkan Jun, wanita Yang sekarang menjadi mamah Zhehan, putra kandungnya.


Sekarang pemuda cantik itu sudah menghilang dari pandangan Changqing, sembari menghembuskan nafasnya dengan cukup berat, Changqing pun berbalik untuk meneruskan kembali langkahnya Yang sempat tertunda menuju kamar putranya Jun.



























Di sebuah lorong di Salah satu rumah sakit tersebut, cukup jauh dari ruangan Jun, Zhehan akhirnya menghentikan langkahnya Yang tengah berjalan buru-buru, ia memegang dadanya, sedikit terengah dan di barengi dengan perasaan gugup saat bertatap muka dengan papanya Jun.

"Huuhhhh...syukur sempat kabur, sebelum ketahuan bahwa aku sedang menguping pembicaraan mereka" ungkap Zhehan berbicara sendiri, sedangkan sambungan telpon sudah di putus oleh Zhehan sedari tadi saat ia dalam perjalanan hingga berhenti di tempat ini.

Tiba-tiba Zhehan merasakan sesak di bagian dadanya, ia kembali memegang dadanya, bahkan kepalanya mulai terasa pusing, Zhehan memegang pelipisnya, pemuda cantik itu lalu berjalan menuju kursi stainless kemudian mendudukkan dirinya di sana, ia mencoba mengatur pernafasan nya, dari kejauhan, Zhehan melihat seorang petugas pengantar makanan untuk para pasien tengah berjalan menuju arah tempatnya berada sambil mendorong troli makanan cukup besar, waktu sekarang telah menunjukkan sore hari, yang artinya itu merupakan makan malam untuk para pasien. Saat petugas itu melewatinya, Zhehan menghentikannya.

"Berhenti..." Perintah Zhehan, petugas itupun berhenti dan menatap Zhehan, saat ia mengetahui bahwa Yang memanggilnya itu adalah tuan muda Zhehan, ia segera menunduk hormat. Pegawai mana Yang tak tahu dengan Zhehan di rumah sakit ini, putra dari pemilik rumah sakit tempat mereka bekerja.

"Tuan muda...apa ada Yang bisa saya bantu?" Tanya petugas pengantar makan itu dengan ramah

"Berikan aku air mineral itu" Zhehan menunjuk ke arah botol air mineral Yang di susun dengan rapi di atas troli makanan untuk beberapa orang pasien tersebut.

SEGALANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang