chapter 21

9.5K 769 16
                                    

21. Tembok belakang sekolah

banyak typo!

Sinar matahari sudah menyinari bumi sejak tadOi, menelusup ke celah celah jendela kamar bernuansa putih itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sinar matahari sudah menyinari bumi sejak tadOi, menelusup ke celah celah jendela kamar bernuansa putih itu. Namun pemilik kamar masih bergelung dengan selimutnya padahal waktu sudah menunjukkan pukul 7 kurang

Ia mengernyit kala mendengar suara bising dari sampingnya, ia meraba bagian sampingnya masih dengan mata yang merem melek

"apasii ganggu banget."

Ia lalu mengambil benda yang berbunyi itu dan mengeceknya dengan sebelah mata yang terbuka sedikit, ia memencet tombol untuk mematikan alarm itu. Namun seolah tersadar ia melihat jarum jam matanya melotot dan langsung melompat

"anjr biru telat." bahkan ia tanpa sadar mengumpat

Langsung saja biru berlari ke arah kamar mandi, sebelum itu ia menyambar handuk dan masuk dengan terburu buru. Tak butuh waktu semenit biru sudah keluar dengan wajah segar

Iya, biru tak mandi kali ini ia hanya menggosok gigi dan mencuci muka saja toh dirinya masih wangi.

Memakai seragamnya dengan terburu buru dan menyisir rambutnya yang berantakan, setelah merasa Prefect ia menyambar tasnya dan keluar dari kamarnya dengan menggunakan tangga

Ia menemukan maminya yang sedang bersantai di ruang tengah dengan majalah dipangkuan ya serta secangkir teh hangat diatas meja

"mi kenapa ngga bangunin biru sii!." rengeknya

"lah kamu yang kebo, orang mami bangunin kamu ngga nyaut nyaut." ucap Zara dengan wajah santainya tanpa melihat biru yang mengerucutkan bibirnya kesal.

Mendengar jawaban maminya, bibir biru semakin maju. Ia lalu menyium telapak tangan Zara dan berpamitan

"pak ayo dong anterin biru." ucap biru kepada supirnya yang sedang meminum kopi di pos satpam

"iya non, ayo atuh?."

biru lalu menaiki mobilnya dan mobil pun berjalan menuju sekolahnya, "ngebut dong pak, biru udah telat ni."

"baik non."

Sampainya di sekolah biru langsung turun dari mobilnya, namun yang ia lihat hanya gerbang hitam yang sudah tertutup rapat

Biru menghentak hentakan kakinya ditanah, ia lalu berjalan menuju belakang sekolah.

"Kesel kesel KESEL!."

"Masa biru harus manjat tembok?!, Males malesssss ihhh."

Biru mengomel sepanjang jalannya menuju belakang sekolah, sampainya disana. Biru manatap tembok yang menjulang tinggi

biru tampak ragu menatap tembok itu, namun biru tak boleh menyerah begitu saja. Biru harus bisa

Lalu biru mulai memanjat tembok itu dengan bantuan batu besar yang berada Disana, ia memanjatnya dengan susah payah apalagi ia menggunakan rok pendek

 ALBIRU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang