01

687 58 23
                                    

Hi Annora!
© aldeebaran

(Judul sebelumnya: Petite Romance)
...

(Judul sebelumnya: Petite Romance)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Untuk kesekian kalinya, netranya mengecek jam tangan yang ada di pergelangan tangan kirinya.

"Duh, lama sekali sih."

Wajah ayunya kembali menampilkan raut kesal. Hari sudah mulai gelap dan yang ditunggu tidak muncul di hadapannya.

"Tahu begini jadinya, mending aku ikut dengan Nada saja tadi."

Kemudian dia menjongkokkan dirinya di samping motor sport berwarna merah itu. Tangannya mulai mengorek-ngorek tanah dengan ranting pohon dan membuat pola-pola abstrak demi mengusir rasa bosannya.

"Huh. Laki-laki dengan segala dustanya."

Kepalanya mendongak setelah mendengar suara ramai menuju arah parkiran. Akhirnya yang ditunggu-tunggu telah selesai dengan urusannya.

Sosok itu berjalan bersama gerombolannya seraya membicarakan sesuatu yang entah membahas tentang apa. Mungkin membahas mengenai orientasi fakultas yang akan diadakan tiga hari lagi.

"Hai. Nora udah lama banget ya nunggunya?"

"Iya, Rasi lama. Tahu begini, jangan ajak aku pulang bareng dong," Gadis bernama Nora tadi mencebik saat laki-laki bernama Rasi tadi ikut berjongkok tepat di hadapannya.

Tangan Rasi mengacak gemas surai gadis yang sedang mengomel saat ini. "Maaf ya. Habisnya ada beberapa masalah mengenai acara minggu depan. Kenapa Nora menunggu di sini? Tidak di sekre?"

"Malu. Lagi pula kamu memberi pesan saat aku sudah ada di parkiran," Nora berdiri dan merapikan pakaiannya yang sedikit kusut. Rasi terkekeh dan mulai menaiki sepeda motornya. Setelah memastikan Nora memakai helm dan duduk di belakangnya, Ia menyalakan sepeda motornya dan bergegas untuk pulang.

"Ra, pinggang aku kosong nih. Sabuknya mana?" Rasi membuka percakapan saat dirasa gadis yang diboncengnya tidak berminat untuk bersuara.

"Tidak tahu. Mungkin hilang terbawa angin."

"Nora marah ya?"

"Tidak."

"Mau kutraktir minuman tidak?" Ia tersenyum kecil saat menatap Nora yang tampak berpikir melalui kaca spion. Tak lama kemudian, ia merasakan tangan Nora melingkar di pinggangnya. Senyum kecilnya kini berubah menjadi senyum yang lebar.

"Bagaimana? Mau tidak?"

"Mau. Venti ya? No venti, no mercy."

"Aishh iya deh iya. Apapun asal Noranya Rasi senang."

Kemudian pelukan Nora di pinggang Rasi semakin mengerat. "Terima kasih Rasinya Nora."

"Sama-sama cantik~" dan kendaraan berwarna merah tersebut melaju menuju kedai kopi terdekat.

Hi Annora! [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang