05

140 28 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nada dan Nora sekarang sedang menunggu pesanan makanan mereka diantarkan. Kepala Nora rasanya akan pecah saat kembali mengingat kuis dadakan yang baru saja mereka lewati.

"Mimpi apa sih aku semalam. Kok bisa-bisanya Bu Tiffany ngadain kuis dadakan," omel Nada seraya menyisir rambutnya yang berantakan karena dia acak-acak saat di kelas tadi.

"Mimpi Bintang nari balet kali," timpal Nora yang mengambil makanannya yang baru saja selesai diantarkan dari dalam baki.

"Sembarangan ya kalau ngomong," Nada mengambil makanan dan minuman miliknya.

"Aah leganya. Brain freeze!"

Nora mendengus kasar melihat kelakuan temannya yang mulai kumat, "Apaan sih, Nad. Gak jelas banget hahaha,"

"Ini namanya penyegaran otak, Ra. Kamu gak tau, mesin di dalam otak aku sudah panas banget. Minta didinginkan," ujarnya sambil meminum minumannya kembali.

Nora mengendikkan bahunya dan melanjutkan kegiatan makannya yang tertunda. Namun, dia kembali teringat akan perkataan Nada saat di kelas tadi. Gossip tentang Rasi.

"Nad, tadi katanya mau kasih tau tentang gossip Rasi. Memangnya dia kenapa?" tanya Nora dan yang ditanyai menelan makannya sebelum menjawab.

"Oh tentang itu. Jadi, begini—" Nada menepikan makanan dan minumannya sebelum melipatkan tangannya di atas meja.

"—aku dengar desas desus dari mahasiswi yang lain, katanya Rasi lagi melakukan pendekatan ke mahasiswi baru. Kata mereka (lagi), Rasi dan mahasiswi baru itu sudah lumayan dekat sejak awal begitu. Tadi pagi aja ada yang bilang, kalau Rasi jemput dia buat berangkat bareng. Makanya tadi pagi aku sempat tanya ke kamu kan?" jelas Nada seraya mempelajari raut wajah temannya itu.

Sebenarnya, dia tidak enak hati untuk menceritakan hal itu— mengingat Nora sangat cinta mati sampai-sampai gagal move on selama empat tahun lamanya.

"Tapi tenang aja Ra, cewek itu kalah banget dari segi fisik. Masih menang kamu kok. Serius," lanjutnya ketika melihat Nora tidak merespon apa-apa.

"Cantikmu numero uno. Tiada dua. Tiada banding. Paling T.O.P dah," imbuhnya lagi dan berhasil membuat Nora tergelak saat mendengarnya.



⭐⭐⭐



Selama mengikuti sisa mata kuliah hari ini, Nora tidak dapat menyembunyikan raut gelisah yang tercetak jelas pada wajah ayunya. Kata-kata Nada terus saja berputar di kepalanya.

Meski pun temannya itu mengatakan bahwa wajahnya lebih cantik daripada wajah gebetan baru Rasi, tapi bukan masalah visual intinya. Ini masalah ketertarikan dan kenyamanan.

Hi Annora! [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang