26

528 99 16
                                    

Caca memakan camilannya sesekali di melirik kearah Sam yang tengah membaca beberapa dokumen di depan.

Dia mengeluarkan ponsel barunya yang Galang belikan. Dia mendapatkan satu pesan dari Galang yang berisi kalau pria itu akan menginap di luar kota.

"Kan Caca sendirian lagi" gumam Caca pelan.

Sam meletakkan dokumen di tangannya dan beralih menatap Caca yang terlihat sedih.

"Apa mereka punya masalah?" tanya Sian.

Sam menghela nafas dia menjadi teringat kejadian di hutan ilusi. Melihat bagaimana gadis itu di pukul, di tampar dan dihina. Sam mengepalkan sebelah tangannya.

"Sam Caca mau pulang"

Sam mendongak dan menatap Caca yang sudah berdiri di depan. Gadis itu merapihkan camilannya kembali dan beralih menatapnya.

Pria yang memukul Caca terlihat sudah tua dan dia tidak terlalu asing dengan pria itu. Apa gadis ini akan pulang dan mendapatkan perlakuan buruk seperti itu lagi.

Jika dilihat-lihat dia seharunya masih SMA bukan?. Kenapa dia tidak pergi ke sekolah?.

"Kenapa ga sekolah?" tanya sam.

Caca terdiam beberapa saat, dia bingung harus menjawab apa pada pria ini.

"Jawab aja telat bangun" kata Cia.

"Caca telat bangun" kata Caca pelan.

Sam berdiri dan menghampiri Caca, itu alasan klasik. Jika dia urutkan dari kondisi tubuh gadis ini dan kejadian di hutan ilusi maka Caca dia pasti sedang berada di dalam masalah.

"Sam" panggil Caca lirih.

Dia menyerngit kenapa Sam malah memeluknya?.

"Caca laper? Mau makan dulu?" tawar Sam setelah melihat jam yang menunjukkan pukul 11 siang.

Mendengar kata makan membuat Caca mengangguk, lagi pula perutnya sudah keroncongan.

Sebenarnya alasan dia ingin pulang karena dia lapar. Camilan ini tidak membuatnya kenyang.

Sam melepaskan pelukanya dan menarik pelan Caca keluar dari ruangan itu.

Mereka masuk ke restoran dan Caca segera duduk di sebelah Sam yang tengah memesan makanannya.

"Makasih lo Sam baik banget" kata Caca.

Dia ingat dulu Sam juga memberikannya makanan walaupun hasil mencuri.

Sam mengangguk dan menatap sekeliling yang agak ramai. Dia sebenarnya tidak terlalu menyukai keramaian. Namun Caca sepertinya menyukai restoran ini.

"Apa perlu kita beli restorannya?" tanya Sian.

San menggeleng dan tak lama makanannya datang. Dia memesan spageti dan daging asap untuk Caca dan dirinya.

"Wah... Selamat makan" seru Caca senang dan mulai memakan makanannya.

Sam tersenyum dan ikut memakan makanannya, sampai beberapa orang masuk dan duduk di sebelah Caca.

"Ayah Vio mau makan seafood ya"

Caca menghentikan aksi makannya dan melirik kesamping. Dia menatap ayahnya tengah makan bersama dua orang asing yang merupakaan istri dan anak barunya.

"Iya pesen aja semua yang kamu mau" kata Mike.

Caca meletakkan garpunya dan menatap mereka dengan wajah sedih. Dulu bahkan Celin dia memakan makanan sisa. Membawa Celin makan di restoran seperti ini belum pernah Mike lakukan.

Sam menatap Caca bingung, tadi sepertinya gadis ini sangat senang tapi kenapa sekarang malah terlihat sedih?.

Sam menatap kearah depan dimana ada tiga orang tengah duduk tak jauh dari Caca. Dia memicingkan matanya melihat pria yang tidak asing baginya.

"Wah makasih Ayah baik banget deh sama Vio, makanya bunda suka sama Ayah" kata gadis di depan.

"Kamu ini ada-ada aja" kata wanita di sebelah Vio.

"Sekarang kamu gausah takut ya ayah kan udah buktiin kalo dia sayang sama kamu juga sama bunda" lanjut wanita tadi.

Caca meneteskan air matanya dan menggeleng pelan.

"Gapapa" ucap Caca sembari memakan kembali spagetinya.

Sam menatap Caca, jadi pria itu apakah dia ayah Caca?. Dari yang Sam dengar gadis itu memanggilnya dengan sebutan ayah dan wanita tadi mengatakan kalau dia sayang pada gadis itu dan juga dirinya.

Apa ayah Caca menikah lagi?.

Caca mengunyah spageti sembari menahan tangisannya. Dia lalu menelannya dengan susah payah.

Sam tau sekarang.

Sam mengusap pelan pipi Caca yang basah karena air mata yang baru saja menetes.

Caca mendongak dan menatap Sam yang menatapnya. Caca melengkungkan bibirnya kebawah dan Sam segera menarik Caca menuju pelukannya.

"Telen dulu makanannya" bisik Sam.

"Sakit hik.. Kenapa dada Caca sakit?" lirih Caca.

Sam menggeleng pelan dan mengusap kepala Caca. Jadi alasan gadis ini sangat kacau seperti ini karena pria itu?.

Apakah dia membolos sekolah juga karena pria itu?. Dia mengatakan abang Gaga apakah Caca kabur dari rumah?. Dia terlihat sangat ketakutan saat tasnya di rampok.

Caca menelan makanannya dan menangis, dia mengigit bibirnya sendiri agar tidak mengeluarkan isakan.

"Sam Caca mau pulang" lirih Caca.

Sam mengangguk dan segera mengangkat Caca pergi dari sana. Sam berjalan menuju mobil dan segera masuk.

Sam melepaskan pelukannya dan menatap Caca yang menangis di pangkuannya.

"Sekarang coba bilang Caca kenapa?" tanya Sam.

Caca menggeleng dan terus menangis, membuat Sam menghela nafasnya pelan. Dia harus meyakinkan gadis ini, sepertinya masalah ini cukup rumit.

"Udah ceritain aja, dia bukan orang jahat" kata Cia.

Gadis itu duduk di bangku sembari mengusap air matanya yang luruh. Dia berdiri dan segera pergi dari sana. Sial, kenapa dia sangat sedih sekarang!.

"Dia ayahnya Caca" lirih Caca pelan.

Sam kembali menatap Caca dan mengangguk lalu mengusap pipi Caca yang basah.

"Celin dia ga pernah bisa deket sama ayah tapi kenapa dia bisa? Caca anaknya ayah dia bukan tapi kenapa dia bisa?" tanya Caca lirih.

"Celin ga pernah di sayang sama ayah tapi kenapa dia bisa? Celin ga pernah di beliin mobil dikasih uang tapi kenapa dia bisa? Hiks.. Dia baru aja dateng dan ayah udah beliin dia mobil buat sekolah, Celin dia bahkan naik bus ke sekolah... " lirih Caca.

Sam menatap tak percaya kearah Caca hatinya berdenyut nyeri mendengarkan perkataan Caca barusan.

"Caca pengin di peluk sama ayah, Caca pengin di sayang sama mereka tapi kenapa ga bisa?. Abangnya Caca juga mereka jauhin Caca karena ga bisa bawa pulang Celin" kata Caca lagi sembari menangis.

"Caca hik.. Caca kemaren kabur dari rumah tapi ga ada yang nyariin Caca, pas pulang ternyata mereka lagi nyambut mereka berdua.. Caca yang udah tinggal lama sama mereka apa ga bisa mereka cariin Caca hiks... Caca sekarang tau kenapa Celin ga mau pulang, kalau begini mending Caca ga pulang juga" kata Caca lalu menutup matanya dengan sebelah tangan dan menangis kencang.

Sam menggeleng dan kembali memeluk Caca erat. Gadis ini dia menanggung semua kesedihan ini sendirian.

"Abang Gaga dia pergi kerja Caca sendirian lagi hiks.. "

"Siapa bilang? Masih ada aku, Caca ga sendirian" kata Sam lalu mengecup puncak kepala Caca.

Sam menatap dua bodyguardnya di depan lewat kaca Spion. Mereka kemudian mengangguk dan berbelok ke arah mansion Sam.

LILAC {HIATUS}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang